Bertepatan perayaan Hari Kartini 2018, sebuah aplikasi
komunikasi bernama Callind karya gadis asal Desa Tepakyang, Kecamatan Adimulyo,
Kebumen, Jawa Tengah, resmi diluncurkan sebagai pesaing WhatsApp.
Pembuat aplikasi Callind Novi Wahyuningsih menjelaskan,
Callind merupakan singkatan dari Calling Indonesia adalah aplikasi chatting
yang memungkinkan penggunanya melakukan chat privat, broadcast message, kirim
foto, telepon, hingga video call.
Bahkan saat ini melalui Callind pengguna bisa menikmati
info lalu lintas dari beberapa titik secara online. Sehingga pengguna Callind
dapat memantau kondisi arus lalu lintas yang sedang terjadi.
Menurut Novi, dibanding WhatsApp kelebihan Callind bisa
menemukan sesama pengguna Callind dalam radius 100 km meski belum saling
terhubung sebagai kontak. Tak hanya sekadar media komunikasi, Callind bisa
menjadi sarana promosi dan pemasaran bagi usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM).
Pemilik Aplikasi Callind bisa mempromosikan produknya
secara gratis, tanpa harus menyebar kiriman ke banyak group yang diikuti
seperti halnya pada WhatsApp.
“Kami sedang dalam proses pengembangan kerja sama dengan
beberapa UMKM yang bergerak di sektor retail yang ada di daerah nasional
harapan kami bisa kerja sama dengan UMKM di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Aplikasi chatting karya anak bangsa ini sudah dapat
diunduh di toko aplikasi di Android yakni Play Store. Hingga hari ini pengguna
aplikasi Callind sudah tercatat sekitar 350.000.
“Semoga bisa benar-benar diterima di Indonesia dan bahkan
merajai di negeri sendiri, selain itu bisa juga digunakan oleh masyarakat di
dunia. Target 50 juta pengguna dalam 3 tahun semoga juga bisa tercapai,”
pungkas alumni UGM itu.
Ditawar 200 Miliar
Callind yang merupakan singkatan dari Calling Indonesia
merupakan aplikasi chatting buatan gadis Kebumen ternyata sudah ada yang
berniat membeli dengan harga Rp200 miliar. Namun Novi Wahyuningsih secara tegas
menolaknya dan bertekad jadikan Callind produk anak bangsa yang akan mendunia.
Novi mengatakan saat ini banyak perusahaan yang tertarik
dengan Callind, saya berharap Pemerintah Indonesia lebih memperhatikan karya
anak bangsa.
Callind sudah ditawar Rp200 miliar namun saya bertekad
untuk mempertahankannya dengan dukungan masyarakat Indonesia saya yakin Callind
akan besar. Dan saya meminta Pemerintah lebih serius walaupun pak Komunikasi
dan informatika RI telah merespons dengan baik. Namun saya berharap Indonesia
seperti China memblokir semua aplikasi dari luar negeri di saat WeChat dan
Alibaba ada,” tutur Novi di sela-sela peluncuran Callind di Hotel Borobudur
Jakarta, Sabtu (21/4/2018).
Callind yang merupakan singkatan dari Calling Indonesia
merupakan aplikasi chatting yang memungkinkan kita melakukan chat privat,
broadcast message, kirim foto, telepon, hingga video call. Bahkan saat ini
melalui Callind pengguna bisa menikmati info lalu lintas dari beberapa titik
secara online. Sehingga pengguna Callind dapat memantau kondisi arus lalulintas
yang sedang berlangsung.
Meski baru resmi diluncurkan hari ini, tapi Callind telah
diunduh oleh 350.000 pengguna. Ke depan, ditargetkan bisa mencapai 10 juta
pengguna dalam satu tahun. Dan tiga tahun kemudian, ditargetkan mencapai 50
juta pemakai. “Semoga bisa benar-benar diterima di Indonesia dan bahkan merajai
di negeri sendiri, selain itu bisa juga digunakan oleh masyarakat di dunia.
Target 50 juta pengguna dalam 3 tahun semoga juga bisa tercapai,” tutur Novi.
Kini gadis asal Kebumen itu tidak hanya sibuk
mengembangkan perusahaan yang ia miliki, namun juga mondar-mandir ke beberapa
kota di Indonesia untuk mengisi workshop/ seminar sebagai pembicara. Dia
mengaku sering diundang dalam acara berskala nasional ataupun internasional.
Menurut Novi, dibanding WhatsApp kelebihan Callind bisa
menemukan sesama pengguna Callind dalam radius 100 km meski belum saling
terhubung sebagai kontak. Tak hanya sekadar media komunikasi, Callind bisa
menjadi sarana promosi dan pemasaran bagi usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM). Pemilik Aplikasi Callind bisa mempromosikan produknya secara gratis,
tanpa harus menyebar kiriman ke banyak group yang diikuti seperti halnya pada
WhatsApp.
“Kami sedang dalam proses pengembangan kerja sama dengan
beberapa UMKM yang bergerak di sektor retail yang ada di daerah nasional
harapan kami bisa kerja sama dengan UMKM di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
sumber: [moslemcommunity.org]
0 comments:
Tulis komentar yang baik-baik, supaya komentar Anda bermanfaat bagi banyak orang. Terima Kasih :)