Tuesday, December 25, 2018

Cara Media Jepang Tayangkan Bencana di TV

Celoteh Kata Gua




Tahun 2018 banyak bencana alam terjadi di Indonesia dan media terus menayangkan berita dan gambar kesedihan itu. Harusnya sebagai tempat memberikan informasi yang utama, media sepatutnya tidak menyuguhkan gambar yang membuat sedih, belas kasihan kepada masyarakat Indonesia dan juga dunia. Dan para media di Indonesia bisa mencontoh dari negara Jepang dalam menyampaikan informasi bencana.

Sebagai negara yang sangat rentan terhadap gempa dan tsunami, Jepang memiliki sikap yang sangat positif dalam pemberitaan dari media setempat. Hal ini terlihat dari gambar-gambar yang dipilih untuk dimuat dan ditayangkan ke layar kaca.

Sementara itu, tidak sedikit media di dunia termasuk Indonesia yang baru-baru ini terkena bencana gempa & tsunami yang menimpa daerah-daerah di Sulawesi Tengah, dan Tsunami Banten dan Lampung menayangkan berita dengan dipenuhi gambar dan foto-foto grafis yang menyedihkan atau membuat pilu. Sama halnya dengan kejadian tragedi Lion Air JT 610 yang terjadi pada Senin (29/10) lalu.

Oleh karena itu, kali ini gua akan membahas terkait dengan hal-hal yang biasanya dimuat media Jepang pada pemberitaan bencana di negara tersebut yang dirangkum dari berbagai sumber:

1.Minim memperlihatkan foto-foto kesedihan korban bencana
Meskipun hampir seluruh media di dunia ini akan berlomba-lomba dalam menayangkan berita buruk dengan tetap berpegang pada pameo "Bad news is a good news" dengan menjual kesedihan para korban di lokasi bencana, hal ini tidak dilakukan media Jepang.

Media disana tidak menayangkan potret kesedihan para warganya yang terkena bencana, karena mereka tau klo ditayangkan akan membuat sedih orang yang menontonnya.

2.Tidak menampilkan korban tewas
Dengan kondisi bencana tsunami di Jepang pada tahun 2011 itu, semua media seolah mendapat banyak bahan pemberitaan melalui tayangan-tayangan berupa kerusakan material bangunan hingga mayat yang bergelimpangan, namun hal ini tidak dilakukan media Jepang. mereka memilih untuk menayangkan proses terjadinya tsunami itu sendiri.

Berbeda dengan di Indonesia, gambar orang tetap ditayangkan meski sudah di blur. Menurut gua sih mending ga usah ditayangin sekalian dan itu lebih baik. Emang ga bisa ya nyari gambar lain gtu selain korban tewas?  


3.Menyuguhkan Informasi Kondisi Lingkungan dan Alam
Dari pada menayangkan foto-foto dengan nuansa yang menyedihkan dan kurang etis untuk dilihat, mereka memilih memberikan informasi terkait kondisi alam dan lingkungan sekitarnya untuk diliput.

Ini sudah gua liat kemarin saat para media ikut melihat aktivitas Erupsi Gunung Anak Krakatau dari atas pesawat Susi Air. Itu akan lebih memberikan ilmu kepada penontonnya dari pada berita tentang korbannya. 

4.Menyiarkan keberhasilan tim SAR
Berita yang banyak ditayangkan media Jepang terkait bencana tersebut akan banyak menyoroti keberhasilan para regu penyelamat atau tim SAR dan rencana serta implementasi yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan kota. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah trauma berkepanjangan kepada korban terdampak.

Dan mencegah trauma ini jangan hanya ditugaskan kepada pemerintah saja, semua elemen masyarakat juga patut untuk membantunya.


Inilah bentuk tanggungjawab moral yang ditunjukan media Jepang pada publik dan terutama untuk menghormati korban dan keluarganya. Sehingga tidak menimbulkan kesedihan berkepanjangan bagi siapapun yang mengalami bencana tersebut. Berbeda dengan di negara ini yang menjadi berita buruk menjadi berita baik.

Semoga ke depannya para Pimpinan Redaksi kantor berita di Indonesia bisa memberikan pengarahan kepada timnya untuk membuat berita yang lebih baik untuk disampaikan ke masyarakat.



Semoga Bermnafaat...😀😀😀


Sumber: berbagai sumber

Previous Post
Next Post

0 comments:

Tulis komentar yang baik-baik, supaya komentar Anda bermanfaat bagi banyak orang. Terima Kasih :)