Celoteh Kata Gua
Tahun 2018 banyak bencana alam terjadi di Indonesia dan media
terus menayangkan berita dan gambar kesedihan itu. Harusnya sebagai tempat
memberikan informasi yang utama, media sepatutnya tidak menyuguhkan gambar yang
membuat sedih, belas kasihan kepada masyarakat Indonesia dan juga dunia. Dan para
media di Indonesia bisa mencontoh dari negara Jepang dalam menyampaikan informasi
bencana.
Sebagai negara yang sangat
rentan terhadap gempa dan tsunami, Jepang memiliki sikap yang sangat positif
dalam pemberitaan dari media setempat. Hal ini terlihat dari gambar-gambar yang
dipilih untuk dimuat dan ditayangkan ke layar kaca.
Sementara itu, tidak sedikit media di dunia termasuk Indonesia
yang baru-baru ini terkena bencana gempa & tsunami yang menimpa
daerah-daerah di Sulawesi Tengah, dan Tsunami Banten dan Lampung menayangkan
berita dengan dipenuhi gambar dan foto-foto grafis yang menyedihkan atau
membuat pilu. Sama halnya dengan kejadian tragedi Lion Air JT 610 yang
terjadi pada Senin (29/10) lalu.
Oleh karena itu, kali ini gua akan membahas
terkait dengan hal-hal yang biasanya dimuat media Jepang pada pemberitaan
bencana di negara tersebut yang dirangkum dari berbagai sumber:
1.Minim memperlihatkan
foto-foto kesedihan korban bencana
Meskipun hampir seluruh
media di dunia ini akan berlomba-lomba dalam menayangkan berita buruk dengan
tetap berpegang pada pameo "Bad news is a good news" dengan menjual
kesedihan para korban di lokasi bencana, hal ini tidak dilakukan media Jepang.
Media disana tidak menayangkan potret kesedihan para warganya yang terkena bencana, karena mereka tau klo ditayangkan akan membuat sedih orang yang menontonnya.
2.Tidak menampilkan korban
tewas
Dengan kondisi bencana tsunami di Jepang pada tahun 2011 itu,
semua media seolah mendapat banyak bahan pemberitaan melalui tayangan-tayangan
berupa kerusakan material bangunan hingga mayat yang bergelimpangan, namun hal
ini tidak dilakukan media Jepang. mereka memilih untuk menayangkan proses terjadinya tsunami itu sendiri.
Berbeda dengan di Indonesia, gambar orang tetap ditayangkan meski sudah di blur. Menurut gua sih mending ga usah ditayangin sekalian dan itu lebih baik. Emang ga bisa ya nyari gambar lain gtu selain korban tewas?
3.Menyuguhkan Informasi Kondisi Lingkungan
dan Alam
Dari pada menayangkan foto-foto dengan nuansa yang menyedihkan
dan kurang etis untuk dilihat, mereka memilih memberikan informasi terkait
kondisi alam dan lingkungan sekitarnya untuk diliput.
Ini sudah gua liat kemarin saat para media ikut melihat aktivitas Erupsi Gunung Anak Krakatau dari atas pesawat Susi Air. Itu akan lebih memberikan ilmu kepada penontonnya dari pada berita tentang korbannya.
4.Menyiarkan keberhasilan tim SAR
Berita yang banyak ditayangkan media Jepang terkait bencana
tersebut akan banyak menyoroti keberhasilan para regu penyelamat atau tim
SAR dan rencana serta implementasi yang dilakukan pemerintah untuk
memulihkan kota. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah trauma berkepanjangan kepada korban terdampak.
Dan mencegah trauma ini jangan hanya ditugaskan kepada pemerintah saja, semua elemen masyarakat juga patut untuk membantunya.
Inilah bentuk tanggungjawab moral yang
ditunjukan media Jepang pada publik dan terutama untuk menghormati korban dan
keluarganya. Sehingga tidak menimbulkan kesedihan berkepanjangan bagi siapapun
yang mengalami bencana tersebut. Berbeda dengan di negara ini yang menjadi berita buruk menjadi berita baik.
Semoga ke depannya para Pimpinan Redaksi kantor berita di Indonesia bisa memberikan pengarahan kepada timnya untuk membuat berita yang lebih baik untuk disampaikan ke masyarakat.
Semoga Bermnafaat...😀😀😀
Sumber: berbagai sumber
0 comments:
Tulis komentar yang baik-baik, supaya komentar Anda bermanfaat bagi banyak orang. Terima Kasih :)