Monday, June 20, 2022

Sudah Tidak Aman, Everest Basecamp akan Pindah!

 Info Pendaki 


Akibat Pemanasan global mencapai puncak tertinggi di bumi. Gletser atau bongkahan es raksasa di pegunungan Himalaya, Nepal, mulai mencair. Kepada BBC, pemerintah Nepal sedang berdiskusi untuk memindahkan Everest Base Camp ke lokasi lain yang lebih rendah 200-400 meter.

Everest Base Camp (EBC) sendiri saat ini berada di gletser Khumbu di ketinggian 5.364 meter dari permukaan laut (mdpl). Titik ini merupakan kaki Gunung Everest yang menjulang 8.848 mdpl. Para pendaki biasanya mendirikan tenda disini sebelum mendaki ke pos pertama Gunung Everest. Ada empat pos dari EBC sebelum sampai ke puncak tertinggi di bumi.

EBC merupakan titik terakhir yang bisa dijangkau pendaki amatir/pemula dalam pendakian di Gunung Everest. Setelah pos ini, pendaki mesti memiliki izin khusus dan mesti memakai peralatan khusus, misalnya sepatu pemecah es, dan ada jalur-jalur yang memerlukan pemanjatan.

Suhu rata-rata di EBC -170 Celsius. Suhu terpanas biasanya pada Juli dan terdingin pertengahan Desember hingga Januari. Di sini air membeku dan harus dicampur minyak untuk keperluan sanitasi.

Domi Lama Sherpa dan Lhakpa Dorje Sherpa, dua pemandu pendaki Himalaya, bersaksi bahwa gletser-gletser di EBC kian berkurang menunjukkan batu-batu padas hitam gunung-gunung Himalaya. “Kata orang itu akibat perubahan iklim,” kata Domi, pada 2019.

Stasiun-stasiun pencatat suhu di Himalaya juga merekam kenaikan suhu di Everest. Gletser yang mencair membentuk danau atau mengalir menuju anak-anak sungai yang mengalir ke India, Cina, Tibet, Nepal. Everest menjadi pemasok 25% air untuk penduduk bumi.

Scott Watson, peneliti iklim Leeds University, Inggris, mengatakan kepada BBC bahwa gletser kehilangan 9,5 juta meter kubik air per tahun.

Setiap musim, sebanyak 1.500 orang mendatangi EBC. Setiap diperkirakan 4.000 liter air kencing terbuang di sekitar EBC. Untuk melayaninya, rumah-rumah penginapan membakar gas dan minyak untuk memasak dan menyalakan listrik. Pembakaran energi fosil menghasilkan panas yang menghangatkan Himalaya.

Para pendaki amatir biasanya menginap di hotel terakhir di Gorakshep, dua jam perjalanan dari EBC. Hanya pendaki yang hendak melanjutkan pendakian ke pos pertama yang membuka tenda di sini.

Kepada BBC, para pendaki mengatakan ceruk-ceruk di sekitar EBC muncul ketika mereka tidur di dalam tenda. Menurut peneliti, kemunculan ceruk antara dua tebing gunung menunjukkan es gletser yang menutupinya mencair. Lelehan air membuat EBC menjadi tidak stabil. 

Dengan segala fakta itu otoritas Nepal berencana memindahkan EBC ke titik lebih rendah pada 2024. Sebab, mereka harus berdiskusi dulu dengan pelbagai pihak, terutama masyarakat di sekitarnya. 

"Kami telah menilai aspek teknis dan lingkungan dari EBC,” kata Taranath Adhikari, Direktur Jenderal Departemen Turisme Nepal. “Tetapi sebelum memindahkannya kami harus berdiskusi dengan masyarakat setempat untuk menimbang aspek lain seperti budaya mereka.”




sumber : berbagai sumber

Monday, July 12, 2021

Kenal Lebih Dekat Gunung Olympus Mons Yuk!

 Info Pendaki Gunung


    Banyak pendaki yang merasa gunung Mount Everest dan duo asal Hawaii, gunung Mauna Kea dan Mauna Loa sudah sangat besar? Tunggu sampai kamu melihat Olympus Mons di planet Mars yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi di Tata Surya.

sekedar balik ke masa lalu, Sebelum satelit luar angkasa mengidentifikasikannya sebagai gunung, Olympus Mons disebut sebagai fitur albedo, Nix Olympica ("Salju Olympus") oleh astronom; sejak akhir abad ke-19, diduga bahwa objek ini bergunung.

Gunung tersebut memiliki diameter sepanjang 624 km, dengan luas mencapai lebih dari 305 ribu km persegi. Itu berarti, ia memiliki luas lebih dari dua kali Pulau Jawa yang sebesar 128.297 km persegi loh temans!. 

Selain itu, Olympus Mons yang merupakan gunung berapi perisai memiliki tinggi sekitar 21,2 km dan di puncaknya terdapat kaldera sepanjang 80 km. Sebagai pelengkap, ia dikelilingi oleh lereng gunung setinggi 6 km. Adapun Mount Everest puncaknya 'hanya' sekitar 8,8 kilometer dari daratan.

Mari kita bandingkan juga Olympus Mons dengan Mauna Loa, gunung api terbesar yang ada di Bumi. Gunung api perisai yang berada di Hawaii itu memiliki tinggi lebih dari 9 km (dari dasarnya yang berada di bawah laut sampai puncak) dan terbentang sepanjang 120 km.

Jika dihitung-hitung, volume Olympus Mons itu sekitar 100 kali lebih besar dari Mauna Loa. Bahkan, seluruh kepulauan Hawaii pun juga bisa dimasukkan ke gunung berapi tersebut.

Perbedaan besar antara gunung berapi di Mars dengan Bumi memang sangat mencolok. Di kawasan bernama Tharsis, lokasi dari Olympus Mons, gunung-gunung api di sana berukuran 10 sampai 100 kali lebih besar dibandingkan dengan gunung api mana pun di Planet Biru ini.

Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Melalui situs resminya, NASA menjelaskan bahwa aliran lava di Mars diketahui lebih panjang, diperkirakan karena tingkat erupsi yang lebih tinggi serta gravitasi yang lebih rendah.

Lalu, pergerakan lempeng di Mars juga berbeda dengan di Bumi. Di Bumi, lempeng yang bergerak di atas titik panas (area vulkanik yang memompa lava) bisa membentuk gunung berapi baru dan mematikan yang lama. Hal ini membuat lava tersebar ke banyak gunung ketimbang hanya berpusat ke satu titik saja.

Sedangkan di Mars, lempengnya tidak bergerak, begitu juga dengan titik panasnya. Hal ini membuat lava bertumpuk ke satu gunung berapi yang sangat besar.

Hmm mungkin jika nanti spaceX sudah memiliki kapal antariksa untuk ke Mars bisa membuka Open Trip untuk pendakian ke gunung tersebut ya temans, hahaha.




sumber : wikipedia & detik.com

Sunday, December 13, 2020

Harga Tiket Libur Akhir Tahun Bus Malam Haryanto, AgraMas, Sudiro

BisMania



Menjelang akhir tahun 2020 para perusahaan otobus (PO) reguler mulai menaikkan harga tiket untuk tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Naik harga tiket ini disebabkan karena faktor libur akhir tahun yang sudah tinggal hitungan hari lagi.

Pemerintah sendiri sudah menetapkan libur cuti bersama dipangkas menjadi 3 hari saja menjadi tanggal 24, 31 dan 1 januari 2021. berikut harga tiket bus malam tujuan jawa tengah dan jawa timur yang sudah dikeluarkan oleh Po Haryanto, Sudiro Tungga Jaya, Agra Mas dan Medali Mas : 






Thursday, November 5, 2020

TNGR Blacklist Ribuan Pendaki Bandel!

Info Pendaki

Pelawangan Sembalun


Sejak pembukaan pendakian gunung rinjani bulan agustus lalu, sudah ribuan pendaki yang menghampiri gunung tertinggi di pulau Lombok itu. Sejak saat itu Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) telah menerapkan beberapa SOP (standar operasional prosedur) baru untuk pendakian new normal, salah satunya yaitu pendakian hanya boleh 2 hari 1 malam saja di atas gunung rinjani. 

Karena hal itu banyak pendaki yang melanggar SOP untuk lebih lama berada di atas gunung rinjani entah itu disengaja atau ketidaktahuan para pendaki tentang peraturan itu. 

Akibatnya BTNGR, melakukan blacklist (daftar hitam, pencekalan, red) ribuan pendaki akibat tidak menaati SOP pendakian yang telah ditetapkan. Ini merupakan sanksi sebagai efek jera bagi mereka.

Kepala BTNGR, Dedi Asriady mengatakan, sebanyak 1.906 pendaki tersebut diblacklist. Mereka tidak mengikuti ketentuan yang sudah ditetapkan oleh BTNGR.

“Sebanyak 1.906 pendaki yang kita blacklist itu dimulai sejak dibuka kembali pendakian dengan memperketat SOP pendakian,” ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh Inside Lombok, Selasa (03/11).

Dari sekian banyaknya pendaki yang di blacklist didominasi oleh pendaki lokal. Dengan pelanggaran tidak check out terlebih dahulu dengan membawa sampah mereka saat turun dari Gunung Rinjani.

“Kita sudah buat SOP, para pendaki yang tidak check out dengan membawa sampah. Maka kita bersikap tegas dengan blacklist mereka,” tegasnya.

Bahkan ada salah satu penulis sekaligus musisi indi yang terkenal dikalangan para anak pendaki gunung yaitu bung Fiersa Besari tidak luput dari blacklist yang diterapkan oleh pihak BTNGR. Seperti video klarifikasi yang diunggah di Instagram miliknya menyatakan bahwa dia telah melanggar SOP pendakian di gunung rinjani yang membuat dirinya harus absen selama 2 tahun untuk bisa mendaki gunung rinjani kembali.

Terdapat empat jalur pendakian resmi yang dibuka pihak BTNGR, yaitu Sembalun, Senaru, Aik Berik, dan Timbanuh. Para pendaki diwajibkan untuk check in dan check out pada empat jalur resmi tersebut.

“Check in harus di jalur yang resmi dan check out dari jalur yang resmi juga,” imbuhnya.

Dedi mengimbau kepada para pendaki untuk mentaati SOP pendakian yang telah ditetapkan oleh pihaknya. Ia menegaskan jika tidak menaati SOP tersebut, maka pihaknya dengan tegas dan tidak segan untuk blacklist pendaki.

Semoga ke depannya para pendaki agar lebih bijak dalam melakukan pendakian di era new normal ini. Dan tidak lupa berpesan kepada teman-teman untuk tidak melanggar SOP yang telah ditetapkan di setiap gunung yang ada di Indonesia.


sumber : insidelombok.id

Tuesday, October 27, 2020

Kenal Lebih Dekat Teknik Bushcraft


Berkemah di tengah alam liar menjadi kenangan masa kecil setiap orang, terutama yang menjadi anggota Pramuka. Di zaman serba modern seperti sekarang ini berkemah kembali dilirik sebagai kegiatan wisata seru, terutama karena adanya tempat penginapan bertema kemah mewah alias glamour camping (glamping).


Glamping memang menyenangkan, namun bagi yang ingin merasakan tantangan yang sesungguhnya, berkemah di tengah alam liar wajib dilakukan. Namun sebelum mendirikan tenda di tengah hutan atau pinggir pantai, ada sejumlah teknik yang wajib dikuasi/diketahui oleh para petualang.

 

Belakangan ini situs Youtube diramaikan oleh video-video bertema teknik bertahan hidup di tengah alam liar atau yang disebut bushcraft. Bushcraft sendiri pertama kali dipopulerkan oleh petualang bernama Les Hiddins dan Mors Kochanski.

 

Apa itu bushcraft? Apa bedanya bushcraft dengan survival? Mungkin kita sering mendengar istilah bushcraft yang di Indonesia baru mulai naik daun sekitar tahun 2012 dan langsung diserbu oleh penggiat petualang yang haus akan tantangan baru.


Sebenarnya bushcraft bukanlah sebuah ilmu baru. Bushcraft adalah sebuah teknik dan cara bertahan hidup di alam liar dengan meminimalisir penggunaan alat modern. Nenek moyang kita sejak dahulu kala dari jaman purba sudah mengenal teknik bushcraft ini.


Hanya saja, karena alasan modernitas, perlahan-lahan kehidupan kita terlalu bergantung kepada teknologi modern yang serba mudah dan instan. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena saat teknologi itu hilang, maka kita tidak akan mampu bertahan hidup tanpa menguasai kemampuan bushcraft ini.


Bushcraft sendiri belum ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia, bisa diartikan sebagai Kerajinan Semak, atau Kriya Purba. Karena pada mulanya ilmu bushcraft terinspirasi dari teknik bertahan hidup Suku San (Bushman) yang ada di Afrika. Kalian tahu Suku San kan? yang ada di film komedi legendaris 'God Must Be Crazy'.


Masyarakat di pedalaman yang jauh dari tekhnologi sudah pasti menguasai ilmu bushcraft ini. Di Indonesia sendiri kita bisa menjumpai ilmu bushcraft dipakai dalam kehidupan sehari-hari dari suku-suku pedalaman yang ada di Sumatera, Kalimantan, Papua, bahkan Jawa Barat dengan suku Baduynya. 


Secara umum Bushcraft adalah keahlian untuk bertahan hidup di alam bebas yang mempelajari hal-hal mendasar dari survival seperti cara mendapatkan air dan makanan, cara membuat hunian tempat berlindung, cara membuat api (tanpa bantuan alat modern seperti korek api), ilmu navigasi, sinyal, pengetahuan akan tanaman obat, dan cara membuat perkakas tradisional.


Bushcraft menjadi teknik paling dasar dalam kegiatan survival sehingga keberadaannya perlu kita pelajari. Bisa di bilang bahwa bushcraft itu merupakan salah satu bagian dari ilmu survival yang mengkhususkan soal cara-cara dasar dalam bertahan hidup di alam liar dengan menekankan penggunaan teknik budaya primitif.


Perbedaan terbesar dari ilmu bushcraft dan survival ada pada teknologi yang digunakannya. Dalam ilmu survival, kita bisa menggunakan alat apapun itu, mau alat modern atau primitif sama saja asal dapat kita gunakan untuk bertahan hidup.


Ilmu survival juga lebih luas cakupannya, tidak hanya di alam liar saja, tetapi semua hal yang menyangkut cara bertahan hidup. Baik cara bertahan hidup pasca bencana alam, cara bertahan hidup di perkotaan, cara bertahan hidup saat kondisi perang, serta cara bertahan hidup di alam liar, termasuk didalamnya adalah ilmu bushcraft.


Sementara bushcraft sendiri membatasi diri hanya menggunakan alat-alat dan teknik tradisional primitif untuk bertahan hidup di alam liar. Bushcraft banyak sekali, mengambil dan mengadopsi ilmu, pengetahuan, dan ketrampilan dari budaya etnik / primitif berbagai negara.


Jadi walaupun bushcraft termasuk dalam ilmu survival, tetapi pengaplikasiannya tidak sama dengan survival. Bisa dibilang, ilmu bushcraft hanyalah sebuah 'seni' dan teknik khusus cara bertahan hidup di alam liar menggunakan alat-alat dan teknologi primitif.


Kelebihan mempelajari ilmu bushcraft adalah ilmu ini akan sangat berguna di dalam situasi tanpa teknologi sehingga dengan mengetahui ilmu bushcraft akan menambah prosentase kemungkinan bertahan hidup kita di alam liar dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

 

Ada banyak literatur mengenai bushcraft yang bisa dibaca untuk dipelajari, seperti buku Bushcraft karangan Richard Graves, Bushcraft 101 karangan Dave Canterbury, Essential Bushcraft karangan Ray Mears, atau The Forager's Harvest karangan Samuel Thayer.


Komunitasnya juga aktif melakukan diskusi di dunia. Beberapa situs komunitas bushcraft yang bisa dikunjungi ialah Bushcraft UK, Ray Mears' Blog, Dryad Bushcraft dan Bushcraft And Survival Skills Blog.

 

semoga bermanfaat... 

 

Friday, August 21, 2020

BESOK! Pendakian Gunung Rinjani Resmi Dibuka

Ini Syarat Pendakian Gunung Rinjani New Normal!


Akhirnya Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) besok 22 Agustus 2020 resmi dibuka teman-teman. Memang selama masa pendemi Covid-19 TNGR melakukan penutupan disemua jalur pendakian baik itu dari Sembalun, Senaru, Timbahun dan Aikberik.

Bahkan beberapa waktu muncul sebuah video beberapa pendaki lokal melakukan pendakian ke gunung rinjani secara ilegal dan tidak patut dicontoh. Namun kali ini para pendaki bisa melakukan pendakian secara resmi dengan beberapa persyaratan yang wajib diikuti, seperti gambar di bawah ini ya.
 





Pengelola TNGR juga memberikan kuota di setiap jalur pendakian. seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :




Semoga bermanfaat...😀😀😀

Monday, June 29, 2020

Itenary Perjalanan ke Gunung Tambora


Para pendaki yang ingin berencana mendaki Gunung Tambora yang terletak di Nusa Tenggara Barat (NTB) bisa mencoba paket yang ditawarkan oleh Balai Taman Nasional Gunung Tambora untuk perjalanan menuju ke puncak Gunung Tambora. 

Seperti yang dikutip dari data Balai Taman Nasional Gunung Tambora, pihaknya telah menyusun rencana perjalanan menuju puncak Gunung Tambora lewat jalur Pancasila yang merupakan trek yang sering dilalui oleh para pendaki. Adapun beberapa itenary yang telah dipersiapkan oleh petugas taman nasional. Itenary ini juga bisa berubah-ubah sesuai permintaan para pendaki.

Berikut Itinerary Pendakian Gunung Tambora via Pancasila :

Hari pertama, dari Bandara Bima ke Desa Pancasila

Sebelum menempuh perjalanan ke Desa Pancasila, pengunjung akan makan siang ikan bakar khas Bima. Selagi di Kota Bima pengunjung akan diantarkan untuk belanja barang-barang keperluan pribadi yang dibutuhkan.

Usai belanja, perjalanan berlanjut menuju Desa Pancasila dengan waktu tempuh selama 4 jam dari Kota Bima sambil mampir di beberapa lokasi wisata yang ada di sepanjang perjalanan. Setelah 2 jam perjalanan, pengunjung akan berhenti sejenak di Mata Air Hodo atau dalam bahasa lokal disebut Mada Oi Hodo.

Mata air di lokasi ini keluar dari bebatuan yang berada di dekat pantai. Yang unik dari lokasi ini, di beberapa titik dijadikan sebagai tempat sekelompok kerbau untuk berkubang.

Selesai beraktivitas di Mada Oi Hodo, pengunjung akan melanjutkan perjalanan ke Doro Ncanga. Sejauh mata memandang pengunjung akan disuguhkan pemandangan sabana yang luas dan berujung di Teluk Saleh yang mempesona beserta ribuan binatang ternak seperti sapi, kuda, dan kambing.

Ternak-ternak tersebut bebas berkeliaran menjelajahi kontur sabana yang bergunduk-gunduk tak rata. Di sini pengunjung bisa foto-foto dengan latar bak bertualang di Afrika.

Dari Doro Ncanga, perjalanan dilanjutkan menuju ke Sarae Nduha dengan waktu tempuh sekitar 10 menit untuk menikmati sunset. Sarae Nduha memiliki arti Pasir Runtuh atau Longsor.

Lokasi ini merupakan hamparan bukit rumput hijau dengan pemandangan Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan pulau-pulau kecil lainnya. Pengunjung bisa bermain di pantai, tidur-tiduran di rumput, atau menikmati pemandangan matahari terbenam sambil bermain ayunan.

Saat senja, lokasi ini menyuguhkan pemandangan matahari terbenam yang akan membuat pengunjung jatuh cinta dengan keindahannya.

Dari Sarae Nduha, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Pancasila dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Pengunjung akan tiba di home stay sekitar jam 7 malam.

Saat tiba di home stay kami telah menyiapkan welcoming dinner untuk pengunjung. Selesai makan malam kita akan melakukan briefing untuk mempersiapkan pendakian esok pagi kemudian istirahat.

Hari kedua, Desa Pancasila - Pos 3 Pendakian Gunung Tambora

Setelah sarapan, pukul 7 pagi mulai bersiap untuk memulai pendakian. Sebelum pendakian dimulai, terdapat upacara keberangkatan dari tetua Desa Pancasila.

Dari home stay, pendakian dimulai dengan menggunakan ojek/kuda sekitar 30 menit hingga mendekati Pos 1. Dari tempat berhenti ojek atau kuda pengunjung berjalan sekitar 30 menit menuju pos 1.

Dari Pos 1, pendakian dilanjutkan menuju Pos 2 dengan waktu tempuh 2 jam 30 menit. Saat tiba di pos 2 kami akan menyajikan makan siang untuk pengunjung sambil beristirahat.

Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju pos 3 yang ditempuh selama 2 jam 30 menit. Di pos 3 ini pengunjung akan disediakan tenda dan makan malam, kemudian istirahat dan tidur untuk persiapan pendakian pada jam 1 pagi.

Hari ketiga, Pos 3 - Puncak Gunung Tambora - Desa Pancasila

Pada jam satu malam, pengunjung akan kami bangunkan untuk melanjutkan pendakian. Sebelum lanjut mendaki, kami suguhkan omelet dan roti bakar serta tehatau kopi sambil melakukan briefing untuk menuju puncak.

Perlengkapan yang pengunjung bawa sebagian bisa disimpan di Pos 3 untuk mengurangi beban pendakian menuju puncak. Barang-barang pengunjung aman dijaga oleh para porter.

Setelah menempuh pendakian selama 5 jam, pengunjung akan tiba di puncak Gunung Tambora saat sunrise dengan ketinggian 2851 MDPL. Di sini pengunjung bisa menikmati salah satu panorama terindah yang ada di dunia ini, yakni sebuah kaldera dengan diameter 7 kilometer, terbesar di Asia Tenggara.

Setelah puas berada di puncak Gunung Tambora, pengunjung kembali menuju ke Pos 3. Sekitar jam 10 pagi, pengunjung tiba di Pos 3 dan kami telah menyediakan makan (brunch) untuk pengunjung. Selesai makan, pengunjung packing kembali barang-barang perlengkapan yang disimpan di Pos 3 untuk kembali ke Desa Pancasila.

Setelah melewati pos 1, ojek atau kuda telah menanti untuk membawa pengunjung kembali ke home stay di Desa Pancasila sekitar jam 5 sore. Tiba di home stay, sudah disediakan pancake dan telur rebus, serta kopi atau teh untuk menemani pengunjung melepas lelah. Kami juga akan menyediakan makan malam sebelum pengunjung tidur.

Hari keempat, Base Camp - Bandara Bima

Pagi hari setelah sarapan, mobil kami telah siap untuk mengantarkan pengunjung kembali ke bandara. Wisata bersama kami telah selesai.



Semoga bermanfaat...

Saturday, May 9, 2020

Story Of Dewi Anjani

Celoteh Kata Gua

Rinjani yang Memanggil Hati


Bulan Agustus 2017 pada saat musim kemarau gua mendaki gunung rinjani, ini bukan pendakian gunung biasa. Perjalanan ini merupakan pendakian terjauh dan terlama gua bukan saja untuk mendaki gunung, tapi juga menyebrang antar pulau di waktu bagian tengah nusantara.

Bermula saat keinginan gua untuk mendaki 7 summit Indonesia di tahun 2015 yang lalu selepas mendaki semeru. Pada saat itu keinginan untuk mendaki gunung selanjutnya ada 2 pilihan. Yang pertama yaitu Gunung Kerinci di pulau Sumatra dan Gunung Rinjani di pulau Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di bulan juni sebelum puasa tahun tersebut gua sudah mulai mencari-cari open trip / pendakian barsama di Instagram. Memang ada beberapa pendakian bersama yang di share di beberapa akun gunung dan pendakian, baik itu ke Kerinci maupun ke Rinjani. Pada saat itu pendakian biaya ke Kerinci lebih murah dari pada ke Rinjani, tapi ada juga jasa open trip yang hampir sama harganya karena mereka menambah beberapa destinasi yang akan dikunjungi selain pendakian ke gunung.

Setelah lebaran, akhirnya gua memutuskan untuk mendaki gunung Rinjani. Ada beberapa faktor kenapa gua memilih Rinjani daripada ke Kerinci. Pertama, karena jarak perjalanan yang memakan waktu hampir 4-5 hari untuk mencapai puncak dan turun Kembali. Kedua, adanya jasa open trip yang menawarkan paket ke Rinjani sekali ke Gili Trawangan dengan harga yang lumayan terjangkau. Ketiga, lukisan alam gunung Rinjani yang memanjakan mata penikmatnya.

Tanggal 11 Agustus 2017 , gua berangkat ke Lombok menggunakan pesawat yang langsung tanpa transit terlebih dahulu. Sesampainya di Bandara Internasional Lombok jam 19.00 WIT gua langsung menuju masjid yang berada di halaman bandara. Kenapa di masjid? Karena memang Meeting Point (Mepo) bertemu semua peserta open tripnya disitu. Oiya disini gua gak akan menyebutkan jasa open trip mana  yang dipakai biar netral aja toh sekarang jasa open tripnya juga udah ga ada, jadi ga usah disebutlah ya.

Pas gua sampai masjid sudah ada beberapa teman peserta yang sudah sampai duluan bahkan ada yang sudah sampai dari siang hari. Setelah gua berkenalan dan berbincang sedikit dengan beberapa teman ‘baru’ yang bernama bang Doni dan juga mba Sisca ternyata mereka ikut open trip ini juga tertarik dengan bonus perjalanannya yaitu ke Gili Trawangan.

Saat menunggu peserta open trip yang lain gua bertanya-tanya dan ini bisa jadi keresahan hati gua terhadap jasa open trip dimana pun. Keresahan gua adalah kenapa tidak ada panitia open trip yang sudah datang terlebih dahulu ke tempat mepo jadi kita sebagai peserta juga enak untuk mencari kepastian bahwa open trip ini jadi jalan atau tidak. Bisa saja kita mepo disana tiba-tiba panitia bilang “maaf kami ketinggalan pesawat” atau apalah gitu alasan mereka, padahal kita sudah melakukan pembayaran sebesar 80%. Itu sih keresahan gua terhadap jasa open trip, tapi untungnya open trip yang ini tidak, panitia tiba kira-kira jam 9 malam dan itu pesawat terakhir dari Jakarta, gilak gak tuhh .

Setelah semua peserta berkumpul, ada Bang Jai, mba Nisa pacarnya, Daffa dan panitia open trip ini sebagai Ketua Tim perjalanan ini. Jadi total peserta open trip ini ada 6 orang termasuk gua (Ketua Tim tidak dihitung).

Menuju Desa Sembalun

Semua peserta telah berkumpul kemudian kami menyewa mobil untuk menuju desa Sembalun yang merupakan pintu masuk pendakian Gunung Rinjani. Sebetulnya pintu pendakian Rinjani yang sering dilalui ada 2, Sembalun dan Senaru. Tapi kenapa kami memilih Sembalun? Karena rencananya jalur pendakian gua ini akan lintas dari Sembalun menuju Senaru yang melewati danau Segara Anak dan gunung Baru Jari (anak Gunung Rinjani). Untuk menuju desa Sembalun membutuhkan waktu tempuh sekitar 7 jam perjalanan dari Bandara Internasional Lombok.

Sampai di desa Sembalun kami tidak langsung ke pos pendakian gunung Rinjani, tapi kami istirahat sejenak di sebuah homestay tempat salah satu porter kenalan ketua tim kami. Di rumah tersebut kami sempat tidur beberapa jam untuk mengistirahkan badan yang sudah lelah ini.

Tak terasa suara ayam berkokok sudah terdengar di telinga gua, yang bertanda bahwa hari sudah pagi. Gua pun sempat keluar homestay untuk melihat pemandangan pagi hari desa Sembalun dan tentu saja gagahnya salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pada saat subuh, masih terlihat segerombolan pendaki yang sedang summit menuju puncak Dewi Anjani dari cahaya senter mereka. 

Pagi itu kami mulai mengisi logistic pendakian, karena memang logistic pendakian direncanakan dibeli saat sampai desa Sembalun. Setelah membeli logistic kami mulai membagi beban logistic ke teman-teman satu tim. Kok logistic tidak dibawa porter? Pada saat itu kami hanya menyewa 1 porter untuk membawa peralatan pendakian yang mempunyai beban yang lumayan berat, seperti tenda, logistic untuk hari berikutnya dan alat masak. Di homestay itu ketua tim kami diantar untuk mengurus surat-surat perizinan pendakian mulai dari penyerahan ktp dan mengisi daftar peralatan serta perlengkapan pendakian di pos pendakian Sembalun.

Home Stay – Pos 1

Kami memulai perjalanan pendakian dari homestay menuju ke pos 1. Ya, homestay kami memang langsung bisa menuju jalur pendakian gunung rinjani yang biasa dipakai oleh warga sekitar. Trek yang dilalui dari homestay menuju Pos 1 bisa terbilang masi landau, karena kita masih berada jauh di lereng gunung rinjani. Jalur via Sembalun menuju Pos 1 ini di dominasi oleh padang savana yang luas. Memang pemandangannya begitu indah di depan mata, tapi kita harus menahan panas yang menyengat langsung dari atas langit karena jarang sekali ada pohon besar selama perjalanan menuju Pos 1.

Baru beberapa menit jalan, Mba Nisa pacarnya Bang Jai merasakan pusing yang tidak bisa tertahankan, oleh sebab itu memaksa kami untuk berhenti cukup lama di bawah pohon besar untuk mengembalikan kondisi kesehatannya. Setelah pusingnya sudah mulai membaik sehabis diberikan obat, kami kembali melanjutkan perjalanan. Bisa dibilang apa  yang di alami Mba Nisa adalah sebuah shock therapy dari panasnya trek Rinjani bagi pendaki pemula.

Pada saat itu matahari seperti ada 3 yang menyinari kami selama perjalanan. Beberapa kali gua juga kewalahan dengan panasnya terik mentari saat itu. Bahkan kami sempat berpapasan dengan bule yang hanya pakai tanktop turun dari Pos 1 menuju ke basecamp Sembalun. Bahkan ada beberapa bule yang menyemangati kami dengan kata-kata “Come on Come On, Moving moving” dalam hati gua berkata “ situ enak udah turun, nah ini gua ngos ngosan nahan panas”. Sambil mengatur napas di setiap langkah gua terus berjalanan untuk segera sampai di Pos 1.

Pos 1 – Pos 2

Sekitar jam 12.00, akhirnya sampai juga kami di Pos 1, disini kami makan siang dan beristirahat sambil sembunyi dari panasnya sang mentari siang itu. Disini kami berhenti cukup lama, bahkan porter kami yang sudah menunggu dari jam 11. Yaa.. kalau teman-teman yang tidak biasa naik gunung jangan heran melihat porter disini jalannya begitu cepat, karena mereka dituntut untuk sampai terlebih dahulu di tempat yang telah disetujui untuk berkemah. Ketika kami sampai porter kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos 3, yang merupakan tempat kami mendirikan tenda pertama kali.

Tepat jam 13.00 kami melanjutkan perjalanan ke Pos 2, sebenarnya dari Pos 1 – Pos 2 jaraknya tidak terlalu jauh. Bahkan penampakan Pos 2 bisa kelihatan dari Pos 1 tapi apa yang dilihat mata tidak sama dengan apa yang ada ditrek pendakian. Jalur ke Pos 2 masih landai namun jalurnya tidak mengambil garis lurus dari Pos 1, tapi kali ini treknya landai sedikit menanjak dan berkelak-kelok.

Pos 2 -  Pos 3

Jam 14.30 sampai juga kami di Pos 2, disini gua melihat jembatan ikonik dari jalur Sembalun yang biasa menjadi tempat peristirahatan porter dan juga pendaki bule. Di Pos 2 ini juga terdapat mata air yang hanya ada ketika peralihan dari musim hujan dan kemarau. Tapi biasanya di musim kemarau mata air ini kering. Gua beruntung saat gua mendaki Rinjani mata air tersebut masih mengeluarkan air, dan dapat mengisi botol yang sudah habis 1,5 liter. Hauus Bos.

Dari Pos 2 kita bisa melihat pemandangan savana Rinjani dengan lebih jelas karena tempatnya berada di ketinggiaan 1500 Mdpl. Di pos 2 gua beristirahat cukup lama karena menunggu Sisca, Bang Jai dan Mba Nisa yang tertinggal di belakang.

Ada hal yang menarik dari pendakian kali ini, baru pertama kalinya gua bawa air 3 botol dengan kapasitas 1,5 liter dengan jarak tempuh sekitar 6 km  dan itu hanya berkurang dari homestay ke Pos 2. Lalu gua isi kembali botol tersebut untuk perjalanan ke Pos 3. Entah berapa berat keril yang gua bawa saat itu, yang pasti beratnya udah kayak angkut beras 2 karung! .

Jam 15.30 gua jalan lagi menuju pos 3 bareng sama Daffa dan Bang Doni. Trek menuju Pos 3 sangat “enak” sekali dipandang mata dari Pos 2 saja kita sudah disuruh nanjak, ya meski treknya masih landai. Bahkan gua baru beberapa menit jalan udah langsung tepar lemesin kaki lagi. Yaa, memang sepertinya energi gua saat itu sudah habis “dihisap” oleh panasnya mentari dari pagi hingga siang. Hampir sampai di Pos 3 gua melewati sebuah turunan dan langsung dikiuti dengan tanjakan terjal karena di balik tanjakan itu ada shelter menuju pos yang gua tuju. "Breakk 5 menit.."

Pos 3 – Pelawangan Sembalun

Jam 17.00 akhirnya gua sampai juga di Pos 3, disini porter kami sudah menunggu dan mendirikan tenda. Tapi sayangnya porter gua gak masak apapun karena logistik yang ingin dimasak berada di keril Daffa . Pos 3 merupakan sebuah lembah yang menjadi saluran air/material (pasir dan batu kerikil) dari puncak gunung Rinjani. Disini kita dapat mendirikan tenda di banyak tempat karena tempatnya memang sangat luas sekali dengan beralaskan pasir hitam.

Di Pos 3 ini kami bermalam 1 hari untuk mengistirahatkan tubuh yang sudah sangat letih sekali. Ketika malam tiba suasana disini sungguh sangat indah sekali, gua melihat taburan bintang-bintang di langit dengan sangat jelas dan tidak terhalang awan sama sekali. Eits meski indah, udara disini sangat dingin, bahkan gua harus memakai sarung tangan dan kupluk tapi itu juga gak bertahan lama. Angin malam meruntuhkan semua pertahananku waktu itu memaksa gua harus kembali ke dalam tenda untuk menghangatkan tubuh dan tertidur pulas.

Bunyi alarm handphone sontak membangunkan kami dalam mimpi keindahan diselimuti dengan kedinginan hawa gunung. Perlahan kami mulai bangun mencium udara pagi di lereng gunung Rinjani, hamparan awan putih terhampar di depan mata, kabut tipis masih menyelimuti pagi itu. Namun perlahan mulai menghilang tersapu terik mentari yang mulai menyapa di balik awan.

Pagi itu kami mulai bergegas menyiapkan sarapan untuk mengisi tenaga melanjutkan pendakian. Karena selepas Pos 3 kita langsung diajak menanjak 45 derajat dengan kontur bebatuan berpasir dan berdebu. Jam 10.00 kami memulai pendakian ke Pelawangan Sembalun, langsung aja gua tancap gas karena tidak mau terkena panas lama-lama di trek. Tapi hal itu sia-sia karena trek yang kalian hadapi di depan yaitu terkenal dengan sebutan, 7 Tanjakan Penyesalan!.

Seperti namanya para pendaki akan dibuat kesal dengan banyaknya tanjakan yang akan dilalui. Tanjakan ini bukanlah tanjakan ecek-ecek yang ada landainya, trek ini melintasi 7 bukit yang makin lama makin tinggi. Disini kaki dan energi kita akan dikuras habis-habisan, maka dari itu kalian harus menyiapkan persediaan air yang cukup dan cemilan untuk melintasi trek ini.

Pelawangan Sembalun

Jam 16.00 kami akhirnya tiba di pelawangan sembalun, gua sampai sini sama Daffa di belakang gua masih ada Sisca, Bang Jai, Mba Nisa dan ketua tim. Bang Doni dan Porter sudah sampe duluan bahkan porter sudah sampai sini jam 14.00. Seperti biasa porter sudah mendirikan tenda kami semua dan memasak apa yang ada dari bahan-bahan yang mereka bawa untuk konsumsi kami.

Karena sampai Pelawangan Sembalun sore hari, gua masih dapat poto-poto di atas sini. Keindahan dari Pelawangan Sembalun memang tiada duannya kalian bisa melihat hamparan awan dan juga laut Lombok membentang. Disini teman-teman juga bisa melihat danau segara anak dan gunung baru jari dari atas pelawangan. 

Pelawangan sembalun merupakan sebuah puncak bukit atau cekungan kawah purba yang mengelilingi danau segara anak di bagian timur. Ada juga Pelawangan Senaru yang berada di sisi baratnya, nanti kita akan melewati juga pelawangan tersebut ketika perjalanan turun menuju pintu Senaru.

Pelawangan Sembalun juga tempat favorit bagi pencari Sunrise karena letakanya yang langsung berhadapan dengan matahari ketika pagi. Tapi sayangnya besok pagi gua tidak bisa menikmati matahari pagi dari sini, tapi akan menikmati sunrise itu di trek menuju puncak.

 

TO BE CONTINUE… [Part 2]

 


Wednesday, April 8, 2020

Good Vibes in Waterfall Cibereum

AF_moto

Trekking Santai ke Air Terjun Cibereum



Curug kecil disamping curug utama cibereum yang biasanya menjadi tempat bermain air untuk anak-anak balita karena aliran airnya tidak cukup deras.

Trek menuju curug cibereum sampai dengan patok HM 26. Disini banyak sekali ditemui pohon bunga terompet putih yang tumbuh disepanjang trek

Curug Cibereum dengan gagahnya menyemburkan keindahannya di pagi hari ditemani dengan suara gemericik air mengalir disekitarnya

Si ambon berusaha mengabadikan air terjun curug cibereum menggunakan teknik slow motion

Salah satu tempat istirahat favorit para pengunjung curug cibereum

Aliran air dari Curug Cibereum mengalir dengan jernih di sela-sela bebatuan membuat suara alam yang luar biasa