Monday, November 12, 2018

Tips Memilih Jasa Open Trip untuk Berpetualang

Tips Pendaki


Tips Memilih Jasa Open Trip Pendakian Gunung dan Travelling




Tidak seperti dulu ketika naik gunung dianggap sebagai kegiatan eksklusif karena hanya kelompok tertentu saja yang menekuninya, sekarang pendakian gunung jadi trend. Namun, seiring bermunculannya film-film bertema pendakian—dan media sosial—aktivitas pendakian gunung jadi populer.
Tujuan orang mendaki gunung pun beragam. Matthew Tandioputra, pendaki termuda Indonesia, misalnya. Ia naik gunung sebagai bagian dari terapi karena didiagnosis “kelebihan energi.” Ketimbang kegiatan lain seperti meniti pematang dan berjalan di tanah rata, ternyata naik gunung lebih mengakselerasi proses terapinya. Sebagai bonus, ia malah menorehkan prestasi sebagai pendaki termuda yang menyelesaikan tujuh puncak tertinggi di Indonesia. 
Banyak pula pendaki yang mengusung “idealisme” dengan membawa sendiri seluruh perlengkapannya tanpa bantuan porter. Di sisi lain, ada juga pendaki yang memerlukan bantuan porter demi efektivitas pendakiannya. Lebih lanjut, keterbatasan tenaga, waktu, dan skill membuat beberapa kelompok pendaki memilih menggunakan jasa agen pendakian.
Semenjak pendakian booming di Indonesia, jasa operator pendakian pun semakin menjamur. Konsepnya pun beragam, dari mulai layanan private trip (all-included yang menyediakan semua keperluan pendaki by-request) sampai penawaran trip besama rombongan (open trip).
Bagi penyelenggara, usaha jasa open trip ini memang menggiurkan. Namun, terkadang operator hanya memikirkan keuntungan semata dan mengabaikan keselamatan dan kenyamanan klien. Sebab, orientasi keberhasilan seolah hanya ditentukan oleh berhasil atau tidaknya klien ke puncak. Tidak bermaksud menyudutkan jasa open trip, namun nyatanya kasus klien tidak terpantau oleh guide penyedia jasa open trip sangat sering terjadi.
Contoh berikut ini jamak terjadi. Sebuah operator open trip sedang membawa klien. Pemandu terpisah dari rombongan, sementara operator tidak mempersiapkan asisten yang bisa menangani klien—sesuai rasio pemandu/klien. Akhirnya, beberapa klien kebingungan saat berjalan, sebagian lain bermasalah dalam hal kesehatan tapi tak ada yang menangani. Kisah lain yang juga sering terdengar adalah masalah kekurangan logistik seperti air dan makanan. 
Tips Memilih Jasa Open Trip
Karena open trip lebih murah dibanding private trip, banyak yang lebih berminat ikut trip jenis pertama. Itu wajar dan sah-sah saja. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu jadi pertimbangan saat memilih jasa open trip, yakni:
1.   Siapa Penyelenggara Open Trip Tersebut
Sebelum mendaftar, teliti dulu siapa pengelenggara open trip itu, apakah operator berpengalaman atau tidak. Vendorberpengalaman pasti memberikan rasa nyaman. Agar lebih mengenal vendornya, kamu bisa melihatnya di website atau media sosialnya. Lihat portofolio serta review yang diberikan klien-klien yang pernah menggunakan jasa mereka.
2.   Harga Yang Ditawarkan
Kamu juga mesti menimbang-nimbang dan membandingkan kewajaran harga yang ditawarkan. Jangan sampai terlalu mahal, tapi juga jangan terlalu murah. Kalau mahal, berarti vendornya mengambil margin terlalu tinggi. Terlalu murah, jangan-jangan ada biaya yang benar-benar ditekan—upah porter misalnya. Untuk apa murah tapi ujung-ujungnya membuat kamu tidak nyaman? Pokoknya, jangan sampai tertipu dengan harga.
3.   Fasilitas Yang Diberikan
Karena pendakian gunung adalah kegitan yang berisiko, kamu mesti memilih vendor yang kompeten. Pilih yang profesional. Kalau perlu yang pemandunya sudah memiliki sertifikat pemandu gunung. (Di Indonesia sendiri, sertifikasi profesi dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi Nasional Profesi/BNSP).
Open trip dengan harga rendah biasanya hanya menemani pendakian, menyediakan tenda dan alat masak di campsite, dan mengurus transportasi serta akomodasi saja. Makan biasanya hanya disediakan sebelum dan setelah pendakian.
Tapi ada juga yang menawarkan makanan selama pendakian, air mineral, serta air panas, lengkap dengan kursi dan meja makan. Nggak sedikit juga yang menyediakan kasur angin dan tenda toilet. Tentu yang terakhir ini lebih mahal. Karena itu, pilihlah paket yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kantong kamu.
4.   Cari Informasi Tentang Penyelenggara Open Trip Tersebut
Menyelenggarakan trip berarti menjalankan sistem. Ada orang-orang yang terlibat dalam kegiatan itu, misalnya porter. Pastikan vendor yang kamu pilih mengupah porternya secara manusiawi. Sebagai perbandingan, rata-rata upah porter adalah Rp 225.000/hari dengan beban angkut 18 kilogram.


Inshaallah Bermanfaat...😁😁😁


sumber: pendakiindonesia.com
==============================================


English Translate

Climber Tips

Tips for Choosing Mountain Climbing and Traveling Open Trip Services

Unlike before when riding a mountain, it was considered an exclusive activity because only certain groups did it, now mountain climbing is a trend. However, along with the emergence of climbing-themed films and social media — mountain climbing activities became popular.

The purpose of people climbing mountains is also diverse. Matthew Tandioputra, Indonesia's youngest climber, for example. He climbed the mountain as part of therapy because he was diagnosed as "excess energy." Rather than other activities such as climbing the embankment and walking on flat ground, it turns out that climbing the mountain further accelerates the treatment process. As a bonus, he even made an achievement as the youngest climber to complete the seven highest peaks in Indonesia.

Many climbers also carry "idealism" by bringing their own equipment without the help of porters. On the other hand, there are also climbers who need porter assistance for the effectiveness of the climb. Furthermore, the limitations of manpower, time, and skill make some groups of climbers choose to use the services of climbing agents.

Since the booming climb in Indonesia, the services of climbing operators are increasingly mushrooming. The concept also varies, from the start of a private trip service (an all-included that provides all the needs of climbers by-request) to a trip offer with the group (open trip).

For organizers, this open trip service business is indeed tempting. However, sometimes operators only think of profit and ignore the safety and comfort of clients. Because, the orientation of success is only determined by the success or failure of the client to the top. It is not intended to corner open trip services, but in fact client cases not monitored by open trip service providers are very common.

The following example is common. An open trip operator is carrying a client. The guide is separate from the group, while the operator does not prepare assistants who can handle clients — according to the guide / client ratio. Finally, some clients were confused while walking, others were troubled in terms of health but no one handled it. Another story that is often heard is the problem of lack of logistics such as water and food.

Tips for Choosing Open Trip Services

Because open trips are cheaper than private trips, many are more interested in joining the first type of trip. It's natural and legitimate. Even so, there are several things that need to be considered when choosing an open trip service, namely:

1. Who is the Open Trip Organizer

Before registering, first examine who the open trip organizer is, whether the operator is experienced or not. Experienced vendors certainly provide comfort. In order to get to know the vendor better, you can see it on the website or social media. See portfolios and reviews given by clients who have used their services.

2. Prices offered

You also have to weigh and compare the reasonableness of the price offered. Don't get too expensive, but also not too cheap. If it's expensive, it means the vendor is taking too high a margin. Too cheap, lest there are costs that are really pressed - porters' wages, for example. For what is cheap but the edges make you uncomfortable? Anyway, don't be fooled by the price.

3. Provided Facilities

Because mountain climbing is a risky activity, you must choose a competent vendor. Choose professionals. If necessary, the guide has a mountain guide certificate. (In Indonesia alone, professional certification is issued by the Professional National Certification Agency / BNSP).

Open trips at low prices usually only accompany climbing, provide tents and cooking utensils in the campsite, and arrange transportation and accommodation only. Eating is usually only provided before and after climbing.

But there are also those who offer food during climbing, mineral water, and hot water, complete with chairs and dining tables. Not a few also provide wind mattresses and toilet tents. Of course the latter is more expensive. Therefore, choose a package that suits your needs and conditions.

4. Find Information About the Open Trip Organizers


Organizing a trip means running the system. There are people involved in the activity, such as porters. Make sure the vendor you choose hires its porters humanely. In comparison, the average porter's wages are Rp 225,000 / day with a load of 18 kilograms.

Previous Post
Next Post

0 comments:

Tulis komentar yang baik-baik, supaya komentar Anda bermanfaat bagi banyak orang. Terima Kasih :)