Puncak Tertinggi Jawa Barat 3075 Mdpl
Cerita sebelumnya...👉👉 [Part 1]
Tapi
setelaahh itu gua teriakkk lagi dan gua keram lagi, karena memang kaki gua udah
lelah banget dan lapar sekali, karena dari basecamp saya belum makan siang.
Sampai akhirnya beberapa barang bawaan saya dibawakan oleh teman-teman yang
lain. Beban ditubuhku pun berkurang tapi tidak dengan betis dan kedinginan
hebatku yang sudah tidak ada obatnya selain berhenti dan mendirikan tenda.
Dan
setelah berjalan kurang lebih satu jam, akhirnya keinginannku terkabul. Tibalah
kami di pos 4 Paguyangan Badak, disini kami langsung mendirikan tenda dan
langsung memasak teh hangat dan kopi untuk menhangatkan tubuh. Ternyata yang
mengalami kedinginan bukan hanya gua aja, banyak dari rombongan kami yang
kedinginan juga.
Ketika
teman rombongan mulai memasak the, langsung dengan cepat gua menghampiri sumber
api untuk mendapatkan kehangatan, sampai-sampai tanganku pun langsung memegang
gelas yang masih panas dan baru dituangkan teh. Dan tanganku sudah tidak
merasakan lagi rasa panas teh itu karena tanganku sudah mati rasa!.
Setelah
meminum segelas teh hangat yang tidak hangat-hangat banget dan tenda sudah kami
didirikan langsung saya disuruh mengganti baju yang sudah basah kuyup.
Oiya
ada yang menarik dari tenda yang kami bawa. Tenda punya teman gua ini adalah
tenda camping untuk anak-anak yang biasa dijual dipinggir jalan, framenya terbuat
dari paralon yang disambung dan ukurannya juga tidak besar, kaki gua aja tidak
bisa lurus dan kalua tidur harus ditekuk. *ketawa gua kalo inget ini, sumpah..Hahaaa
Oke
lanjut, setelah berganti pakaian gua dan teman-teman yang sudah kedinginanpun
langsung tidur, mengistirahatkan tubuh yang sudah sangat lelah dan mudah
runtuh.
Pagi
harinya kami bangun dengan keadaan yang tidak biasa, tenda kami seakan berubah
dari tempat awal kami dirikan pada malam hari kemarin. Penyebabnya adalah
jumlah orang yang terdapat dalam tenda yang melebihi kapasitas. Tenda tersebut
idealnya hanya untuk 3 orang, tapi malam kemarin ada 5 orang dan 2 orang
berbadan besar Hahaha.
Penyebabnya
tidak hanya itu saja, ternyata tenda kami tidak dipasangkan pasak sehingga
mudah berpindah posisi. Dan ada satu teman gua yang tidurnya tidak bisa diam
yang membuat semua orang yang di dalam tenda posisi tidurnya berubah-ubah.
Setelah
keluar tenda dan melihat keadaan tenda yang tidak biasa, kami langsung
membenarkan posisi tenda kembali. Selagi membereskan tenda yang sudah acak
kadul istilahnya gua melihat sebuah papan nisan tepat berada di belakang tenda.
Dan teman gua yang mendirikan tenda pun tidak tahu kalau tepat di belakang
tenda kami ada sebuah batu nisan.
Tapi
gua dan teman-teman tidak memperdulikan batu nisan itu, menurut gua ga usah
dipikirin macem-macem lah yang begitu berpikir positif aja.
Tenda
sudah diposisi semula dan gua langsung memasak untuk mengisi perut yang sudah
keroncongan. Teman-teman yang lain pun langsung bergabung ke luar tenda mencium
bau masakan yang sedang kami masak bersama dengan bang kumis. Teh hangat dan
kopi menjadi sajian utama pagi itu, karena memang tubuh kami masih butuh
kehangatan.
Tidak lupa disaat yang lain lagi sarapan gua dan teman-teman gua tidak lupa untuk menjemur baju dan celana yang sudah basah semalam. Adapun cara mengeringkannya cukup unik yaitu dipanggang di atas bara api unggun sisa semalam 😂.
Tidak lupa disaat yang lain lagi sarapan gua dan teman-teman gua tidak lupa untuk menjemur baju dan celana yang sudah basah semalam. Adapun cara mengeringkannya cukup unik yaitu dipanggang di atas bara api unggun sisa semalam 😂.
Setelah sarapan, gua dan teman-teman mulai
bergegas untuk jalan ke puncak Ciremai. Kata bang kumis, dari Pos 4 sampai ke
puncak diperkirakan memakan waktu sekitar 6-7 jam perjalanan santai.
Tepat
jam 08.00 kami pun mulai berjalan menuju puncak. Pada perjalanan ke puncak
tidak semua rombongan ikut hanya kami ber 4 dari Bekasi, bang kumis dan 3
temannya, jadi total yang ikut ke puncak hanya kami ber 7. Dan teman-teman kami
yang lain sudah malas berjalan dan terhanyut dalam pelukan sleeping bag di
dalam tenda.
Diperjalan
menuju puncak tidaklah kami lewati dengan mudah. Terutama cuaca yang mudah
berubah-ubah, kadang berkabut dan juga cerah. Hujan rintik-rintik juga menemani
perjalanan kami melewati trek yang dipenuhi dengan tanjakan dan juga akar
pepohonan. Ya trek setelah pos 4 memang tidak selandai pos dari pos 1 ke pos 4
di dominasi oleh tanyakan licin dan akar pepohonan yang melintang disetiap
jalurnya.
Di
tengah perjalanan kami beristirahat untuk makan siang, menu makan siang kala
itu tidaklah mewah hanya beberapa mie instan yang tidak direbus hanya
dikremes-kremes lalu diberi bumbu.
Saat
menikmati makan siang awan diatas kami mulai menghitam, kabut juga menyapa,
rintik air pun jatuh dari atas langit dengan perlahan, yang menandakan sebentar
lagi akan kembali turun hujan. Di sela-sela itu kondisi tersebut gua mulai
berpikir tentang melanjutkan perjalanan ini atau tidak, bahkan teman gua
berkata:
“lo
masi kuat ga klo hujan lagi?, kan semalem lo udah kedinginan banget tuh terus
kaki lo juga sering keram kalo hujan”
“klo
hujan lagi mending lo balik ada ke tenda daripada kaki lo keram lagi”
Ya
teman-teman menyuruh gua untuk tidak melanjutkan perjalanan ke puncak disaat
cuaca yang berkabut dan turun hujan rintik-rintik. Di saat itu pun bang kumis
berucap:
“kita
tunggu aja dulu disini hujan gede lagi apa gak”
“klo
hujan lagi kita buka flysheet disini, klo Cuma rintik-rintik kayak gini mending
kita lanjut biar ga kemaleman balik ke tenda pas turun dari puncak”
Di
saat bang kumis bilang begitu, gua masih mikir apa lanjut atau tidak melihat
kondisi gua semalam yang begitu parah hampir terkena hypothermia. Pikiran pun
campur aduk saat itu antara takut dan ambisi sampai ke puncak.
Kami
pun menunggu beberapa saat melihat kondisi cuaca. Dan beberapa saat menunggu
bang kumis pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan di tengah cuaca yang
masih gerimis rintik-rintik. Dia pun bertanya kepada gua dan teman-teman yang
lain.
“gimana
masi mau ikut ke puncak ga?”
Gua
pun berpikir keras tentang resiko yang harus gua tanggung jika ingin
melanjutkan perjalanan. Rasa takut dan ego ingin sampai ke puncak mulai
berkecamuk di dalam otak gua. Dan gua memilih untuk tetap ikut melanjutkan
perjalanan ke puncak. Let’s Go..
Mulailah
kami berjalan kembali ditemani hujan rintik-rintik yang membasahi kepala kami.
Jalur menanjak dan pepohonan yang mulai terlihat rendah menandakan bahwa puncak
telah dekat. Dan yang membuat gua gembira saat itu adalah cuaca yang mulai
bersahabat!. Cuaca cerah menemani kami sampai di pos 6 Pesanggrahan, ini
merupakan pos terakhir vegetasi hutan di jalur Palutungan.
Sekitar
jam 14.30 kami telah tiba di Pos 6 Pasanggarahan. dan tempat ini biasanya menjadi
camp site para pendaki yang melewati jalur Palutungan. Karena dari pos 6 ini
perjalanan menuju puncak tinggal 1 jam lagi dan didominasi oleh batu-batu
besar.
Di
pos 6 ini kami beristirahat sebentar dan gua sambil meminum air dari beberapa
daun dan genangan air di sela-sela batu besar yang ada di sekitarnya.
Kenapa
minum air dari situ? Emang ga bawa air?
Jawabannya
adalah bawa tapi kehabisan saat perjalanan menuju pos 6 ini. Terpaksa gua harus
minum dari daun dan genangan air yang ada di sekitar pos 6 ini karena sudah
haus sangat. Ditambah perjalanan gua belum usai menuju puncak bahkan nambah
parah karena trek bebatuan yang terus ke atas tanpa ada bonus sekali pun.
Perjalanan
dilanjutkan, kaki gua mulai menapaki bebatuan terjal menuju puncak ceramai.
Stamina yang sudah mulai menurun mengharuskan kaki gua melangkah tinggi melewati
setiap jengkal perjalanan ini. Di tengah perjalanan gua juga minum air dari
genangan yang ada dibebatuan yang seakan menjadi penyelamat hidup di trek yang
melelahkan ini.
Sampai
akhirnya gua bertemu dengan pendaki lain yang sedang mendirikan tenda sebelum
sampai di puncak gunung ciremai. Disini gua beristirahat sebentar sambil
mengumpulkan napas yang tersisa dari pendakian melelahkan ini.
Akhirrrnyaaa..puncak
Ciremai pun gua gapai dengan penuh perjuangan. Gua sampai puncak sekitaran jam
16.00 dan gua langsung tepar di atas puncak tertinggi di Jawa Barat. Di atas
puncak gua hanya bisa duduk terdiam merenung tidak bisa berkata-kata.
Di atas puncak Ciremai gua dan teman-teman tidak lupa eksis untuk mengabadikan foto. Dulu sih gua foto cuma pakai kamera hape yang belum canggih-canggih amat kualitas yang dihasilkan masih VGA. Jadi ya bisa dilihat sendiri hasilnya banyak yang blur 😂.
Sambil gua dan teman-teman yang lain foto-foto, bang kumis dan temannya memasak kopi dan teh. menurut bang kumis kalau sudah di puncak ga ngopi kurang lengkap rasanya.
Tapi sebelumnya gua dan teman-teman dari jakarta lainnya di ajak mengambil air di sebuah gua yang berada di puncak ciremai. Gua tersebut bernama gua walet, yang ternyata di gua itu banyak mitosnya dan salah satunya menjadi tempat bertapa. Tapi untuk menuju kesana treknya harus melewati tebing curam dan menurun dan gua mikir dua kali untuk ikut mengambil air disana 😂.
Sekitar jam 17.00, setelah puas berfoto-foto, istirahat sebentar dan ngopi-ngopi di ketinggian 3000 mdpl, kami mulai perjalanan turun untuk kembali ke tenda yang berada di pos 4. Dan perjalanan turun dari puncak menuju ke tenda dipenuhi dengan cerita misterius 😨.
To be Continue...
Di atas puncak Ciremai gua dan teman-teman tidak lupa eksis untuk mengabadikan foto. Dulu sih gua foto cuma pakai kamera hape yang belum canggih-canggih amat kualitas yang dihasilkan masih VGA. Jadi ya bisa dilihat sendiri hasilnya banyak yang blur 😂.
Sambil gua dan teman-teman yang lain foto-foto, bang kumis dan temannya memasak kopi dan teh. menurut bang kumis kalau sudah di puncak ga ngopi kurang lengkap rasanya.
Tapi sebelumnya gua dan teman-teman dari jakarta lainnya di ajak mengambil air di sebuah gua yang berada di puncak ciremai. Gua tersebut bernama gua walet, yang ternyata di gua itu banyak mitosnya dan salah satunya menjadi tempat bertapa. Tapi untuk menuju kesana treknya harus melewati tebing curam dan menurun dan gua mikir dua kali untuk ikut mengambil air disana 😂.
Sekitar jam 17.00, setelah puas berfoto-foto, istirahat sebentar dan ngopi-ngopi di ketinggian 3000 mdpl, kami mulai perjalanan turun untuk kembali ke tenda yang berada di pos 4. Dan perjalanan turun dari puncak menuju ke tenda dipenuhi dengan cerita misterius 😨.
To be Continue...
0 comments:
Tulis komentar yang baik-baik, supaya komentar Anda bermanfaat bagi banyak orang. Terima Kasih :)