Hai teman-teman pendaki, tampaknya simpan rasa kangen
kalian lebih lama untuk mendaki gunung rinjani. Tampaknya alam Rinjani masih
memulihkan dirinya setelah gempa beberapa bulan lalu. Saat ini petugas Taman
Nasional Gunung Rinjani masih melihat dan melakukan pendataan terhadap jalur
pendakian yang dibeberapa tempat tertutup longsor, bahkan masih ada beberapa
titik masih terjadi longsor susulan.
Berikut pernyataan Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani, Bpk Sudiyono:
Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono, menjelaskan longsoran terus terjadi sejak bencana gempa bumi 6,4 Skala Richter mengguncang Lombok pada 29 Juli 2019 lalu. Akibatnya, beberapa jalur utama pendakian tertutup tanah longsoran berpasir dan belum bisa dilewati hingga saat ini.
"Longsoran terus terjadi hingga hari ini (25/9). Belum bisa dipastikan sampai kapan jalur pendakian ke Rinjani ditutup, karena longsoran itu proses yang alami," terang Sudiyono seperti dikutip dari detikTravel, Selasa (25/9/2018).
Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono, menjelaskan longsoran terus terjadi sejak bencana gempa bumi 6,4 Skala Richter mengguncang Lombok pada 29 Juli 2019 lalu. Akibatnya, beberapa jalur utama pendakian tertutup tanah longsoran berpasir dan belum bisa dilewati hingga saat ini.
"Longsoran terus terjadi hingga hari ini (25/9). Belum bisa dipastikan sampai kapan jalur pendakian ke Rinjani ditutup, karena longsoran itu proses yang alami," terang Sudiyono seperti dikutip dari detikTravel, Selasa (25/9/2018).
Longsoran itu, jelas Sudiyono, merupakan proses alami
yang terus terjadi selama musim kemarau dan kemungkinan bisa akan berlanjut
hingga memasuki musim penghujan.
"Rencana anggaran perbaikan untuk jalur pendakian yang terdampak longsoran itu akan kita usulkan nanti antara bulan 4 atau bulan 5 tahun 2019. Untuk Sementara ini kemungkinan pendakian akan kembali normal pada tahun 2020," katanya.
Dampak kerugian yang dialami sejak ditutupnya jalur pendakian ke kawasan wisata Rinjani yang diperoleh dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2018 ditaksir hingga mencapai Rp 10 miliar dibandingkan dari target yang bisa dicapai di tahun 2017 lalu.
Selain itu, dampak sosial ekonomi lainnya, sebanyak 89 track organizer dan 1.226 orang porter dan guide ikut terdampak. Mereka harus rela kehilangan sumber penghasilannya yang bergantung dari pariwisata Gunung Rinjani.
Untuk mengatasi dampak dari ditutupnya pariwisata ke kawasan Gunung Rinjani yang bisa dilakukan oleh pihak TNGR, salah satu solusinya dengan mencari alternatif objek wisata lain untuk dinikmati wisatawan di kawasan Rinjani.
Karena itu, pihak TNGR akan segera berupaya melakukan survei untuk mencari kemungkinan spot wisata baru yang dimaksud hingga jalur pendakian ke puncak Gunung Rinjani kembali normal. Sumber [detiktravel]
"Rencana anggaran perbaikan untuk jalur pendakian yang terdampak longsoran itu akan kita usulkan nanti antara bulan 4 atau bulan 5 tahun 2019. Untuk Sementara ini kemungkinan pendakian akan kembali normal pada tahun 2020," katanya.
Dampak kerugian yang dialami sejak ditutupnya jalur pendakian ke kawasan wisata Rinjani yang diperoleh dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2018 ditaksir hingga mencapai Rp 10 miliar dibandingkan dari target yang bisa dicapai di tahun 2017 lalu.
Selain itu, dampak sosial ekonomi lainnya, sebanyak 89 track organizer dan 1.226 orang porter dan guide ikut terdampak. Mereka harus rela kehilangan sumber penghasilannya yang bergantung dari pariwisata Gunung Rinjani.
Untuk mengatasi dampak dari ditutupnya pariwisata ke kawasan Gunung Rinjani yang bisa dilakukan oleh pihak TNGR, salah satu solusinya dengan mencari alternatif objek wisata lain untuk dinikmati wisatawan di kawasan Rinjani.
Karena itu, pihak TNGR akan segera berupaya melakukan survei untuk mencari kemungkinan spot wisata baru yang dimaksud hingga jalur pendakian ke puncak Gunung Rinjani kembali normal. Sumber [detiktravel]
Nah bagaimana teman-teman, Apakah kalian dapat menahan
rasa kangen kalian selama itu untuk Rinjani? Kalo menurut gua sih 2 tahun sudah
waktu yang lebih dari cukup untuk memperbaiki dan memulihkan jalur pendakian
Gunung Rinjani + Segara Anak. Karena alam Rinjani tidak terbentuk hanya
beberapa tahun, tapi ribuan tahun. Plus
waktu 2 tahun tersebut dapat mengevaluasi penanganan sampah pendaki dan system
pengolahan sampah yang beberapa tahun belakangan menjadi masalah utama di Taman
Nasional Gunung Rinjani.
Terlepas dari itu semua gua juga sedih banyak porter dan
guide yang kehilangan mata pencarian mereka. Tapi mereka harus sadar juga bahwa pekerjaan
mereka itu berhubungan langsung dengan alam rinjani yang indah itu. Dimana jika
alam itu sakit maka mereka wajib merawat dan memulihkannya kembali, jangan
hanya mengambil keuntungannya saja tanpa bisa merawat dan melestarikannya.
Salam Lestari, Salam Rinjani… #SalamLestari
Semoga Bermanfaat…😀😀😀
0 comments:
Tulis komentar yang baik-baik, supaya komentar Anda bermanfaat bagi banyak orang. Terima Kasih :)