Wednesday, December 23, 2020
Tuesday, October 27, 2020
Kenal Lebih Dekat Teknik Bushcraft
Berkemah di tengah alam liar menjadi kenangan masa kecil setiap orang, terutama yang menjadi anggota Pramuka. Di zaman serba modern seperti sekarang ini berkemah kembali dilirik sebagai kegiatan wisata seru, terutama karena adanya tempat penginapan bertema kemah mewah alias glamour camping (glamping).
Glamping memang menyenangkan, namun bagi yang ingin merasakan tantangan yang sesungguhnya, berkemah di tengah alam liar wajib dilakukan. Namun sebelum mendirikan tenda di tengah hutan atau pinggir pantai, ada sejumlah teknik yang wajib dikuasi/diketahui oleh para petualang.
Belakangan ini situs Youtube diramaikan oleh video-video bertema teknik bertahan hidup di tengah alam liar atau yang disebut bushcraft. Bushcraft sendiri pertama kali dipopulerkan oleh petualang bernama Les Hiddins dan Mors Kochanski.
Apa itu bushcraft? Apa bedanya bushcraft dengan survival? Mungkin kita sering mendengar istilah bushcraft yang di Indonesia baru mulai naik daun sekitar tahun 2012 dan langsung diserbu oleh penggiat petualang yang haus akan tantangan baru.
Sebenarnya bushcraft bukanlah sebuah ilmu baru. Bushcraft adalah sebuah teknik dan cara bertahan hidup di alam liar dengan meminimalisir penggunaan alat modern. Nenek moyang kita sejak dahulu kala dari jaman purba sudah mengenal teknik bushcraft ini.
Hanya saja, karena alasan modernitas, perlahan-lahan kehidupan kita terlalu bergantung kepada teknologi modern yang serba mudah dan instan. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena saat teknologi itu hilang, maka kita tidak akan mampu bertahan hidup tanpa menguasai kemampuan bushcraft ini.
Bushcraft sendiri belum ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia, bisa diartikan sebagai Kerajinan Semak, atau Kriya Purba. Karena pada mulanya ilmu bushcraft terinspirasi dari teknik bertahan hidup Suku San (Bushman) yang ada di Afrika. Kalian tahu Suku San kan? yang ada di film komedi legendaris 'God Must Be Crazy'.
Masyarakat di pedalaman yang jauh dari tekhnologi sudah pasti menguasai ilmu bushcraft ini. Di Indonesia sendiri kita bisa menjumpai ilmu bushcraft dipakai dalam kehidupan sehari-hari dari suku-suku pedalaman yang ada di Sumatera, Kalimantan, Papua, bahkan Jawa Barat dengan suku Baduynya.
Secara umum Bushcraft adalah keahlian untuk bertahan hidup di alam bebas yang mempelajari hal-hal mendasar dari survival seperti cara mendapatkan air dan makanan, cara membuat hunian tempat berlindung, cara membuat api (tanpa bantuan alat modern seperti korek api), ilmu navigasi, sinyal, pengetahuan akan tanaman obat, dan cara membuat perkakas tradisional.
Bushcraft menjadi teknik paling dasar dalam kegiatan survival sehingga keberadaannya perlu kita pelajari. Bisa di bilang bahwa bushcraft itu merupakan salah satu bagian dari ilmu survival yang mengkhususkan soal cara-cara dasar dalam bertahan hidup di alam liar dengan menekankan penggunaan teknik budaya primitif.
Perbedaan terbesar dari ilmu bushcraft dan survival ada pada teknologi yang digunakannya. Dalam ilmu survival, kita bisa menggunakan alat apapun itu, mau alat modern atau primitif sama saja asal dapat kita gunakan untuk bertahan hidup.
Ilmu survival juga lebih luas cakupannya, tidak hanya di alam liar saja, tetapi semua hal yang menyangkut cara bertahan hidup. Baik cara bertahan hidup pasca bencana alam, cara bertahan hidup di perkotaan, cara bertahan hidup saat kondisi perang, serta cara bertahan hidup di alam liar, termasuk didalamnya adalah ilmu bushcraft.
Sementara bushcraft sendiri membatasi diri hanya menggunakan alat-alat dan teknik tradisional primitif untuk bertahan hidup di alam liar. Bushcraft banyak sekali, mengambil dan mengadopsi ilmu, pengetahuan, dan ketrampilan dari budaya etnik / primitif berbagai negara.
Jadi walaupun bushcraft termasuk dalam ilmu survival, tetapi pengaplikasiannya tidak sama dengan survival. Bisa dibilang, ilmu bushcraft hanyalah sebuah 'seni' dan teknik khusus cara bertahan hidup di alam liar menggunakan alat-alat dan teknologi primitif.
Kelebihan mempelajari ilmu bushcraft adalah ilmu ini akan sangat berguna di dalam situasi tanpa teknologi sehingga dengan mengetahui ilmu bushcraft akan menambah prosentase kemungkinan bertahan hidup kita di alam liar dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Ada banyak literatur mengenai bushcraft yang bisa dibaca untuk dipelajari, seperti buku Bushcraft karangan Richard Graves, Bushcraft 101 karangan Dave Canterbury, Essential Bushcraft karangan Ray Mears, atau The Forager's Harvest karangan Samuel Thayer.
Komunitasnya juga aktif melakukan diskusi di dunia. Beberapa situs komunitas bushcraft yang bisa dikunjungi ialah Bushcraft UK, Ray Mears' Blog, Dryad Bushcraft dan Bushcraft And Survival Skills Blog.
semoga bermanfaat...
Wednesday, January 22, 2020
Bumi Tenggelam dalam Lautan Sampah Plastik
Thursday, January 17, 2019
Cara WhatsApp Orang Tanpa Harus Simpan No Hp
WhatsApp menamai fitur tersebut 'Click for Chat' (Klik untuk Chat). Lewat fitur WhatsApp ini, kamu bisa memulai chat dengan seseorang tanpa harus menyimpan nomor telepon orang tersebut di kontak / buku telepon ponsel.
Syaratnya, tentu saja, kamu harus mengetahui nomor orang bersangkutan. Artinya, kamu tidak bisa nge-chat WhatsApp dengan sembarang orang. Nomor telepon itu justru menjadi aspek penting dalam fitur 'Klik untuk Chat' di WhatsApp ini. Selain itu, patut diingat pula bahwa nomor telepon yang hendak kamu ajak chat itu tentunya harus punya akun WhatsApp yang aktif.
Nah, bagaimana caranya? Seperti dikutip dari laman resmi WhatsApp, fitur Klik untuk Chat ini pada dasarnya memungkinkanmu membuat tautan sehingga bisa chat dengan orang yang nomornya tidak kamu save itu. Begini prosesnya.
Langkah pertama nge-chat di WhatsApp tanpa save nomor ini adalah membuat tautan sendiri lewat browser dengan format dasar sebagai berikut:
https://wa.me/(nomor)
Yang harus kamu perhatikan adalah tersebut harus kamu isi dengan nomor telepon lengkap dalam format internasional (kalau Indonesia +62).
https://wa.me/628561333111
Penggunaan nomor telepon dalam format internasional membuatmu harus menghilangkan setiap angka nol (di depan), tanda kurung, atau tanda hubung.
Jadi, jangan menggunakan bentuk seperti ini: https://wa.me/+62-856-133-3111
Selain itu, fitur Klik untuk Chat ini juga membuatmu bisa membuat tautan sendiri langsung beserta isi pesan. Untuk memahami lebih lanjut, simak saja contoh berikut ini.
Format baku yang mesti dipakai adalah: https://wa.me/nomorteleponwhatsapp/?text=teksberkodeurl
Contoh: https://wa.me/628561333111?text=Saya%20tertarik%20untuk%20membeli%20mobil%20And
Contoh: https://wa.me?text=Saya%20memiliki%20pertanyaan%20mengenai%20apartment%20yang%20disewakan
Setelah mengeklik pada tautan tersebut, daftar kontak di ponselmu akan muncul untuk kemudian kamu kirimkan pesan tersebut.
"Klik untuk Chat berfungsi baik pada telepon ataupun WhatsApp Web Anda," sebut WhatsApp.com di bagian faq-nya.
Semoga bermanfaat...😀😀😀
sumber: DetikInet
Sunday, December 30, 2018
Belajar Dari Jepang
Tahun 2018 banyak bencana alam terjadi di Indonesia. Tidak sedikit korban yang meninggal dunia akibat bencana itu, yang paling parah terjadi di bulan Oktober lalu dimana gempa bumi & tsunami mengguncang Palu, Sulawesi Tengah. Ribuan orang menjadi korban bencana tersebut dan tidak sedikit bangunan yang hancur dan roboh, apalagi dihitung kerugian materialnya.
Sistem ini memang sudah digunakan oleh pemerintah Indonesia beberapa waktu belakangan. Terutama sehabis gempa 9.0 SR mengguncang Aceh di tahun 2004 silam. Dimana saat ini pemerintah sudah membangun rumah tahan gempa, yang bernama rumah 'Risha'. Dan model rumah Risha juga akan dibangun di daerah gempa lainnya, seperti Lombok dan Palu yang dilanda gempa beberapa waktu lalu.
Ini yang menjadi fokus kemendikbud untuk memasukkan kurikulum baru tentang pelatihan menghadapi gempa bumi, mulai dari tingkar TK, SD, SMP, hingga SMA. Dengan begitu pengetahuan rakyat Indonesia bertambah dalam menghadapi bencana.
Semoga bermanfaat...😀😀😀
Note: gua menambahkan beberapa opini gua pada artikel di atas. dan penambahan opini tersebut sepenuhnya keresahan dan pandangan gua aja tanpa bermaksud menyinggung seseorang atau instansi manapun.