Wednesday, December 23, 2020

Daftar HP Yang Tidak Bisa Pakai Whatsapp di 2021

Tips & Trik



    Whatsapp resmi memberikan pengumuman kepada penggunaanya, bahwa pada tahun 2021, aplikasi mereka tidak bisa diakses di beberapa tipe smartphone. Seperti bahwa berita beredar WhatsApp telah menarik dukungan sistemnya di beberapa gadget di bawah ini.

    "Update FAQ di halaman support page WhatsApp menyatakan, ada beberapa handphone android dan iOS yang tidak bisa mengoperasikan aplikasi ini pada 2021," tulis livemint.

Daftar HP yang tidak bisa pakai WhatsApp tahun 2021:

- Semua iPhone yang menggunakan iOS 8 atau sebelumnya

- Jenis iPhone 4 dan model sebelumnya

- Semua handphone yang menggunakan android 4.0.3 atau sebelumnya. Handphone tipe ini antara lain:

HTC Desire
LG Optimus Black
Motorola Droid Razr
Samsung Galaxy S2.

Daftar HP bisa pakai WhatsApp tahun 2021 dengan update sistem:

- Jenis iPhone 4S, iPhone 5, iPhone 5C, iPhone 6, dan iPhone 6S harus update menjadi iOS 9

- Jenis Adapun iPhone 6S, iPhone 6S Plus, dan iPhone SE harus update menjadi iOS 14.

Selain yang disebutkan, handphone masih bisa digunakan untuk mengakses WhatsApp pada tahun 2021. Karena itu, pemilik harus mengetahui tipe android dan iOS yang digunakan.

Untuk mengetahui tipe android dan iOS yang digunakan ternyata tidak sulit. Berikut penjelasannya

A. Cara mengetahui tipe iOS pada handphone:

Klik 'Settings' lalu pilih 'General'
Selanjutnya klik 'About'
Tipe iOS akan muncul di layar gadget

B. Cara mengetahui tipe android pada handphone:

Klik 'Settings'
Pilih 'About System/Abouts Phone/Abouts Device'
Keterangan tipe android akan muncul di layar handphone.

Buat teman-teman yang masih ingin menggunakan WhatsApp tahun 2021 tapi smartphonenya tidak lagi kompatibel, buruan ganti HP!





sumber : Dikutip dari livemint

Tuesday, October 27, 2020

Kenal Lebih Dekat Teknik Bushcraft


Berkemah di tengah alam liar menjadi kenangan masa kecil setiap orang, terutama yang menjadi anggota Pramuka. Di zaman serba modern seperti sekarang ini berkemah kembali dilirik sebagai kegiatan wisata seru, terutama karena adanya tempat penginapan bertema kemah mewah alias glamour camping (glamping).


Glamping memang menyenangkan, namun bagi yang ingin merasakan tantangan yang sesungguhnya, berkemah di tengah alam liar wajib dilakukan. Namun sebelum mendirikan tenda di tengah hutan atau pinggir pantai, ada sejumlah teknik yang wajib dikuasi/diketahui oleh para petualang.

 

Belakangan ini situs Youtube diramaikan oleh video-video bertema teknik bertahan hidup di tengah alam liar atau yang disebut bushcraft. Bushcraft sendiri pertama kali dipopulerkan oleh petualang bernama Les Hiddins dan Mors Kochanski.

 

Apa itu bushcraft? Apa bedanya bushcraft dengan survival? Mungkin kita sering mendengar istilah bushcraft yang di Indonesia baru mulai naik daun sekitar tahun 2012 dan langsung diserbu oleh penggiat petualang yang haus akan tantangan baru.


Sebenarnya bushcraft bukanlah sebuah ilmu baru. Bushcraft adalah sebuah teknik dan cara bertahan hidup di alam liar dengan meminimalisir penggunaan alat modern. Nenek moyang kita sejak dahulu kala dari jaman purba sudah mengenal teknik bushcraft ini.


Hanya saja, karena alasan modernitas, perlahan-lahan kehidupan kita terlalu bergantung kepada teknologi modern yang serba mudah dan instan. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena saat teknologi itu hilang, maka kita tidak akan mampu bertahan hidup tanpa menguasai kemampuan bushcraft ini.


Bushcraft sendiri belum ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia, bisa diartikan sebagai Kerajinan Semak, atau Kriya Purba. Karena pada mulanya ilmu bushcraft terinspirasi dari teknik bertahan hidup Suku San (Bushman) yang ada di Afrika. Kalian tahu Suku San kan? yang ada di film komedi legendaris 'God Must Be Crazy'.


Masyarakat di pedalaman yang jauh dari tekhnologi sudah pasti menguasai ilmu bushcraft ini. Di Indonesia sendiri kita bisa menjumpai ilmu bushcraft dipakai dalam kehidupan sehari-hari dari suku-suku pedalaman yang ada di Sumatera, Kalimantan, Papua, bahkan Jawa Barat dengan suku Baduynya. 


Secara umum Bushcraft adalah keahlian untuk bertahan hidup di alam bebas yang mempelajari hal-hal mendasar dari survival seperti cara mendapatkan air dan makanan, cara membuat hunian tempat berlindung, cara membuat api (tanpa bantuan alat modern seperti korek api), ilmu navigasi, sinyal, pengetahuan akan tanaman obat, dan cara membuat perkakas tradisional.


Bushcraft menjadi teknik paling dasar dalam kegiatan survival sehingga keberadaannya perlu kita pelajari. Bisa di bilang bahwa bushcraft itu merupakan salah satu bagian dari ilmu survival yang mengkhususkan soal cara-cara dasar dalam bertahan hidup di alam liar dengan menekankan penggunaan teknik budaya primitif.


Perbedaan terbesar dari ilmu bushcraft dan survival ada pada teknologi yang digunakannya. Dalam ilmu survival, kita bisa menggunakan alat apapun itu, mau alat modern atau primitif sama saja asal dapat kita gunakan untuk bertahan hidup.


Ilmu survival juga lebih luas cakupannya, tidak hanya di alam liar saja, tetapi semua hal yang menyangkut cara bertahan hidup. Baik cara bertahan hidup pasca bencana alam, cara bertahan hidup di perkotaan, cara bertahan hidup saat kondisi perang, serta cara bertahan hidup di alam liar, termasuk didalamnya adalah ilmu bushcraft.


Sementara bushcraft sendiri membatasi diri hanya menggunakan alat-alat dan teknik tradisional primitif untuk bertahan hidup di alam liar. Bushcraft banyak sekali, mengambil dan mengadopsi ilmu, pengetahuan, dan ketrampilan dari budaya etnik / primitif berbagai negara.


Jadi walaupun bushcraft termasuk dalam ilmu survival, tetapi pengaplikasiannya tidak sama dengan survival. Bisa dibilang, ilmu bushcraft hanyalah sebuah 'seni' dan teknik khusus cara bertahan hidup di alam liar menggunakan alat-alat dan teknologi primitif.


Kelebihan mempelajari ilmu bushcraft adalah ilmu ini akan sangat berguna di dalam situasi tanpa teknologi sehingga dengan mengetahui ilmu bushcraft akan menambah prosentase kemungkinan bertahan hidup kita di alam liar dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

 

Ada banyak literatur mengenai bushcraft yang bisa dibaca untuk dipelajari, seperti buku Bushcraft karangan Richard Graves, Bushcraft 101 karangan Dave Canterbury, Essential Bushcraft karangan Ray Mears, atau The Forager's Harvest karangan Samuel Thayer.


Komunitasnya juga aktif melakukan diskusi di dunia. Beberapa situs komunitas bushcraft yang bisa dikunjungi ialah Bushcraft UK, Ray Mears' Blog, Dryad Bushcraft dan Bushcraft And Survival Skills Blog.

 

semoga bermanfaat... 

 

Wednesday, January 22, 2020

Bumi Tenggelam dalam Lautan Sampah Plastik

Celoteh Kata Gua
Sampah plastik sudah menjadi bencana bagi lautan yang luas, tidak semua negara mampu menampung, mengurai dan mendaur ulang sampah-sampah tersebut. Yang terjadi saat ini banyak negara berkembang yang menjadi 'penyuplai' sampah plastik di lautan, salah satunya tentu saja negara kita tercinta ini Indonesia. Tapi seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan masalah polusi plastik, banyak negara di dunia mulai menerapkan larangan akan produk-produk tertentu. Larangan tersebut tidak hanya dapat membantu mencegah masuknya plastik ke ekosistem laut, namun juga menjadi jawaban atas mitos bahwa kita bisa lari dari masalah tersebut.

Dari 8,3 miliar ton plastik yang di produksi antara tahun 1950 dan 2015, hanya sembilan persen dari jumlah tersebut yang berhasil didaur ulang. Kebanyakan produk plastik yang diproduksi sebenarnya tidak bisa didaur ulang.

DW mengkaji beberapa larangan-larangan baru yang bisa menanggulangi masalah polusi plastik.

Uni Eropa: Plastik sekali pakai

Merujuk kepada hasil suara di parlemen Eropa bulan Maret lalu, peralatan makan, gelas, piring plastik dan korek kuping masuk ke dalam kategori produk-produk plastik sekali pakai yang dilarang. Larangan tersebut dilandasi oleh peraturan Uni Eropa mengenai plastik sekali pakai dan memiliki tujuan untuk mengatasi masalah limbah laut yang disebabkan oleh sepuluh produk plastik yang sering ditemukan di pantai-pantai Eropa. Implementasi larangan ini akan dimulai pada tahun 2021.

Berdasarkan data World Wide Fund for Nature (WWF) ada 570,000 ton sampah plastik yang mendarat di Laut Tengah setiap tahun. Hal tersebut juga setara dengan membuang 33.800 botol plastik ke dalam laut setiap menitnya.

Larangan akan plastik sekali pakai adalah bagian dari strategi Uni Eropa perihal plastik yang akan mematikan bahwa semua kemasan plastik dapat digunakan kembali atau didaur ulang pada tahun 2030. Meski larangan tersebut tidak mencakup kantong dan botol plastik, Uni Eropa mengatakan bahwa mereka akan mengatasi isu seputar botol plastik secara terpisah dan bermaksud untuk mengumpulkan dan mendaur ulang 90% botol plastik selama sepuluh tahun kedepan.

Vanatu: Larangan popok pertama di dunia

Vanuatu, sebuah negara pulau Pasifik sudah mulai merasakan dampak dari krisis iklim yang disebabkan oleh naiknya air laut. Selain itu, mereka juga merasa terbebani dengan masalah limbah plastik. Pada bulan Juli 2018 Vanuatu telah menerapkan larangan keras terhadap kantong plastik, sedotan, dan kemasan polyestrene. Tahun ini mereka memperluas cakupan larangan tersebut, yakni termasuk piring plastik, gelas, stirrer dan kemasan makanan. Negara kepulauan ini juga sekarang menerapkan larangan atas popok, yang boleh jadi belum pernah diterapkan dimana-mana.

Popok sekali pakai terbuat dari kombinasi plastik dan bubur kayu yang kemudian dapat bertahan di tempat pembuangan akhir selama beberapa ratus tahun. "Vanuatu menjaga masa depannya. Cepat atau lambat plastik akan berujung di perairan dan berakhir juga di rantai makanan," ujar Mike Mauvakalo, anggota Departemen Luar Negeri setelah pengumuman mengenai larangan tersebut dikemukakan di bulan Juni. Mengingat bahwa lahan pembuangan sampah berkurang, orang tua dipaksa untuk menggunakan popok kain yang bisa dicuci kembali, sebagaimana halnya di masa lalu.

Kanada: Botol, tas dan lain-lain

Perdana menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan bahwa keputusannya atas larangan penggunaan plastik sekali pakai bulan ini terinspirasi langsung oleh parlemen Uni Eropa. Larangan tersebut akan berlaku mulai tahun 2021 dan memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan larangan Uni Eropa, yaitu termasuk larangan atas kantong belanja dan botol air. Kanada menaksir bahwa konsumsi kantong plastik mereka mencapai 15 miliar per tahun dan 57 juta sedotan plastik setiap harinya, namun kurang dari sepuluh persen konsumsi plastik tersebut telah didaur ulang.

Trudeau menaruh fokus kepada limbah plastik yang terdapat di garis kepantaian Kanada, yang membentang sekitar 202.000 kilometer dan terpanjang di dunia. "Tidak mudah untuk menjelaskan hal ini kepada anak-anak saya. Bagaimana saya bisa menjelaskan tentang ikan paus di berbagai pantai di dunia yang mati karena perutnya dipenuhi oleh kantong plastik?" tutur Trudeau. Ia pun menambahkan bahwa plastik dapat ditemukan di titik terdalam Samudera Pasifik.

Bali: Bye bye plastic bags

Bye Bye Plastic Bags adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh kakak-beradik remaja Melati dan Isabel Wijsen pada tahun 2013 yang membantu dalam melobi pihak berwenang di Bali untuk mengeluarkan larangan terhadap pemakaian plastik sekali pakai bulan ini. Peraturan baru tersebut disambut oleh para pemuda pendukung gerakan bebas plastik lokal yang menyaksikan bagaimana pantai mereka yang indah tercemar oleh sampah plastik. Melati mendeskripsikan situasi tersebut sebagai "Surga yang hilang. Bali: Pulau yang dipenuhi sampah" dalam ceritanya pada acara acara TED Talk.

"Pasar swalayan dan rumah makan di Bali sudah mulai berubah dengan penggunaan kemasan tradisional." tutur Bye Bye Plastic Bags setelah larangan tersebut diimplementasikan. "Apakah kalian sudah melihat bungkus daun pisang yang sekarang digunakan?"

Peraturan tersebut akan diimplementasikan melalui pedesaan lokal dan hukum adat, serta membentuk Rencana Aksi Nasional Indonesia untuk menanggulangi limbah plastik maritim agar mengurangi plastik di lautan sampai 70% di tahun 2025.



Tanzania: Pengguna plastik didenda atau menjalani hukuman

Tanzania menjadi negara berikutnya di antara negara-negara Afrika setelah Kenya, Rwanda, Uganda, Sudan Selatan dan Tunisia, yang mengimplementasikan larangan penggunaan plastik sekali pakai dan menghukum pencemar individual. Larangan baru tersebut tergolong keras, seperti milik negara-negara tetangga lainnya, dimana para penjual dan produsen plastik bisa menghadapi hukuman sampai dua tahun penjara atau denda sebesar €357.000. Sedangkan orang-orang yang menggunakan plastik mendapatkan denda yang lebih ringan.

Upaya pengurangan penggunaan plastik yang tidak bisa diurai tidak hanya berlaku dalam tahap produksi, impor, perdagangan dan penggunaan segala bentuk plastik sekali pakai. Wisatawan juga diminta untuk menyerahkan kantong plastik serupa sebelum mereka memasuki negara yang terkenal dengan obyek wisatanya, gunung Kilimanjaro. "Kami senang," tutur direktur WWF Tanzania setelah larangan tersebut diterapkan. "Butuh waktu lebih dari 100 tahun agar sebuah plastik bisa terurai."

Pada tahun 2020 ibu kota tercinta ini akan menerbitkan peraturan tentang penggunaan kantong plastik sekali pakai. Peraturan ini kemungkinan akan diterapkan pada bulan Maret mendatang, tapi premprov dki jakarta lebih difokuskan pada pedagang pasar dan supermarket. Tapi tidak menutup kemungkinan jika peraturan ini berhasil akan berkembang ke pedagang kaki lima. Dengan adanya peraturan tersebut akan mengurangi sampah plastik yang terbuang ke laut. Kita tunggu saja apakah peraturan ini bisa diterima oleh masyarakat atau tidak. 



Semoga bermanfaat 😁😁😁


sumber : detik.com

Thursday, January 17, 2019

Cara WhatsApp Orang Tanpa Harus Simpan No Hp

Tips & Trik





Mungkin teman-teman belum pada tau, klo WhatsApp punya fitur bawaan yang membuatmu bisa nge-chat tanpa save nomor HP temanmu/sodaramu atau siapalah itu. dan Tak perlu pakai install ini-itu lagi!

WhatsApp menamai fitur tersebut 'Click for Chat' (Klik untuk Chat). Lewat 
fitur WhatsApp ini, kamu bisa memulai chat dengan seseorang tanpa harus menyimpan nomor telepon orang tersebut di kontak / buku telepon ponsel.

Syaratnya, tentu saja, kamu harus mengetahui nomor orang bersangkutan. Artinya, kamu tidak bisa nge-chat WhatsApp dengan sembarang orang. Nomor telepon itu justru menjadi aspek penting dalam fitur 'Klik untuk Chat' di WhatsApp ini. Selain itu, patut diingat pula bahwa nomor telepon yang hendak kamu ajak chat itu tentunya harus punya akun WhatsApp yang aktif.

Nah, bagaimana caranya? Seperti dikutip dari laman resmi WhatsApp, fitur Klik untuk Chat ini pada dasarnya memungkinkanmu membuat tautan sehingga bisa chat dengan orang yang nomornya tidak kamu save itu. Begini prosesnya.

Langkah pertama nge-chat di WhatsApp tanpa save nomor ini adalah membuat tautan sendiri lewat browser dengan format dasar sebagai berikut:

https://wa.me/(nomor)

Yang harus kamu perhatikan adalah tersebut harus kamu isi dengan nomor telepon lengkap dalam format internasional (kalau Indonesia +62). 


Dengan menggunakan format tersebut, laman web WhatsApp pun mencontohkan penggunaannya ketika sudah disertai nomor telepon, sebagai berikut:

https://wa.me/628561333111



Penggunaan nomor telepon dalam format internasional membuatmu harus menghilangkan setiap angka nol (di depan), tanda kurung, atau tanda hubung.

Jadi, jangan menggunakan bentuk seperti ini: 
https://wa.me/+62-856-133-3111

Selain itu, fitur Klik untuk Chat ini juga membuatmu bisa membuat tautan sendiri langsung beserta isi pesan. Untuk memahami lebih lanjut, simak saja contoh berikut ini.

Format baku yang mesti dipakai adalah: 
https://wa.me/nomorteleponwhatsapp/?text=teksberkodeurl

Contoh: 
https://wa.me/628561333111?text=Saya%20tertarik%20untuk%20membeli%20mobil%20And  
Selain itu Klik untuk Chat ini juga membuat kamu bisa menulis pesan dalam tautan, yang kemudian bisa kamu kirim ke orang dalam kontakmu.

Contoh: 
https://wa.me?text=Saya%20memiliki%20pertanyaan%20mengenai%20apartment%20yang%20disewakan


Setelah mengeklik pada tautan tersebut, daftar kontak di ponselmu akan muncul untuk kemudian kamu kirimkan pesan tersebut.

"Klik untuk Chat berfungsi baik pada telepon ataupun WhatsApp Web Anda," sebut WhatsApp.com di bagian faq-nya. 




Semoga bermanfaat...😀😀😀 





sumber: DetikInet    

Sunday, December 30, 2018

Belajar Dari Jepang

Celoteh Kata Gua

Ini Cara Jepang Antisipasi Terjadinya Bencana


Tahun 2018 banyak bencana alam terjadi di Indonesia. Tidak sedikit korban yang meninggal dunia akibat bencana itu, yang paling parah terjadi di bulan Oktober lalu dimana gempa bumi & tsunami mengguncang Palu, Sulawesi Tengah. Ribuan orang menjadi korban bencana tersebut dan tidak sedikit bangunan yang hancur dan roboh, apalagi dihitung kerugian materialnya.

Sudah cukup bagi masyarakat Indonesia untuk terus menjadi korban, sebagai negara yang rentan terhadap bencana, terutama bencana alam (gempa bumi). Sudah sepatutnya kita belajar untuk meminimalisir korban bencana. Dan kita bisa belajar dari negara Jepang untuk menghadapi bencana.

Misalnya untuk meminimalisisasi kerusakan akibat gempa, Jepang mengambil langkah untuk mempersiapkan diri sebelum gempa terjadi. Berikut langkah-langkah yang di ambil seperti dilansir dari laman Jpninfo, Selasa(6/8/2018).

Rumah tahan gempa

Di Jepang, semua bangunan yang akan dibangun harus mengkuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Bangunan yang dibuat harus memenuhi dua syarat yaitu bangunan dijamin tidak akan runtuh karena gempa bumi dalam 100 tahun kedepan dan dijamin tidak akan rusak dalam 10 tahun pembangunan.
Selain itu, semua bahan yang digunakan untuk konstruksi harus mengikuti aturan ketat dari pihak yang berwenang.



Sistem ini memang sudah digunakan oleh pemerintah Indonesia beberapa waktu belakangan. Terutama sehabis gempa 9.0 SR mengguncang Aceh di tahun 2004 silam. Dimana saat ini pemerintah sudah membangun rumah tahan gempa, yang bernama rumah 'Risha'. Dan model rumah Risha juga akan dibangun di daerah gempa lainnya, seperti Lombok dan Palu yang dilanda gempa beberapa waktu lalu. 

Sistem peringatan gempa

Semua handphone di Jepang memiliki sistem peringatan gempa/tsunami yang dipasang. Sistem ini akan memberi peringatan sekitar 5 hingga 10 detik sebelum bencana terjadi, peringatan juga akan memberi tambahan waktu untuk melarikan diri ke tempat aman atau berlindung dibawah meja.

Sedangkan di pesisir lebih mungkin menimbulkan tsunami, Jepang membangun sistem peringatan sekitar 5-10 menit sebelum tsunami datang. dan sistem peringatan ini juga sudah dipunyai Indonesia lewat aplikasi BMKG, namun untuk sistem pedeteksi tsunami, Indonesia juga punya, Tapii... saat ini (2018) semua alat tersebut sudah tidak berfungsi lagi dikarenakan masalah perawatan, kerusakan, dan vandalisme.

Sistem pencegahan bencana Terpadu

Untuk mengurangi dampak kerusakan akibat bencana alam, pemerintah Jepang memberikan panduan luas tentang cara bertahan hidup saat terjadi gempa atau tsunami. Jepang telah membangun sistem darurat ketika bencana besar terjadi posko pengungsian.

Lalu, setiap warga disana menyiapkan ransel darurat untuk menyimpan hal-hal penting seperti senter, obat-obatan, makanan, selimut dan lainnya untuk bertahan hidup selama tiga hari hingga 1 minggu.

Meningkatkan pengetahuan hadapi bencana

Pemerintah Jepang juga fokus meningkatkan pengetahuan warganya akan gempa dan tsunami. Pelatihan simulasi bencana secara teratur diadakan.
Simulasi bencana sudah mulai diajarkan sejak TK dan siswa-siswi sekolah serta anak muda lainnya. Warga Jepang diajarkan agar tidak panik saat terjadi bencana, melarikan diri dengan teratur dan tidak terburu-buru.

Ini yang menjadi fokus kemendikbud untuk memasukkan kurikulum baru tentang pelatihan menghadapi gempa bumi, mulai dari tingkar TK, SD, SMP, hingga SMA. Dengan begitu pengetahuan rakyat Indonesia bertambah dalam menghadapi bencana. 

Mematikan gas

Ibu rumah tangga di Jepang mempunyai peranan penting dalam pencegahan bencana. Karena gempa bumi kemungkinan akan mempengaruhi saluran pipa gas yang dapat memicu ledakan dan kebakaran, setiap kali gempa terjadi ibu rumah tangga dilatih untuk segera bergegas ke dapur untuk mematikan gas (dan listrik jika perlu).


Semoga bermanfaat...😀😀😀



Note: gua menambahkan beberapa opini gua pada artikel di atas. dan penambahan opini tersebut sepenuhnya keresahan dan pandangan gua aja tanpa bermaksud menyinggung seseorang atau instansi manapun.

Tuesday, December 25, 2018

Cara Media Jepang Tayangkan Bencana di TV

Celoteh Kata Gua




Tahun 2018 banyak bencana alam terjadi di Indonesia dan media terus menayangkan berita dan gambar kesedihan itu. Harusnya sebagai tempat memberikan informasi yang utama, media sepatutnya tidak menyuguhkan gambar yang membuat sedih, belas kasihan kepada masyarakat Indonesia dan juga dunia. Dan para media di Indonesia bisa mencontoh dari negara Jepang dalam menyampaikan informasi bencana.

Sebagai negara yang sangat rentan terhadap gempa dan tsunami, Jepang memiliki sikap yang sangat positif dalam pemberitaan dari media setempat. Hal ini terlihat dari gambar-gambar yang dipilih untuk dimuat dan ditayangkan ke layar kaca.

Sementara itu, tidak sedikit media di dunia termasuk Indonesia yang baru-baru ini terkena bencana gempa & tsunami yang menimpa daerah-daerah di Sulawesi Tengah, dan Tsunami Banten dan Lampung menayangkan berita dengan dipenuhi gambar dan foto-foto grafis yang menyedihkan atau membuat pilu. Sama halnya dengan kejadian tragedi Lion Air JT 610 yang terjadi pada Senin (29/10) lalu.

Oleh karena itu, kali ini gua akan membahas terkait dengan hal-hal yang biasanya dimuat media Jepang pada pemberitaan bencana di negara tersebut yang dirangkum dari berbagai sumber:

1.Minim memperlihatkan foto-foto kesedihan korban bencana
Meskipun hampir seluruh media di dunia ini akan berlomba-lomba dalam menayangkan berita buruk dengan tetap berpegang pada pameo "Bad news is a good news" dengan menjual kesedihan para korban di lokasi bencana, hal ini tidak dilakukan media Jepang.

Media disana tidak menayangkan potret kesedihan para warganya yang terkena bencana, karena mereka tau klo ditayangkan akan membuat sedih orang yang menontonnya.

2.Tidak menampilkan korban tewas
Dengan kondisi bencana tsunami di Jepang pada tahun 2011 itu, semua media seolah mendapat banyak bahan pemberitaan melalui tayangan-tayangan berupa kerusakan material bangunan hingga mayat yang bergelimpangan, namun hal ini tidak dilakukan media Jepang. mereka memilih untuk menayangkan proses terjadinya tsunami itu sendiri.

Berbeda dengan di Indonesia, gambar orang tetap ditayangkan meski sudah di blur. Menurut gua sih mending ga usah ditayangin sekalian dan itu lebih baik. Emang ga bisa ya nyari gambar lain gtu selain korban tewas?  


3.Menyuguhkan Informasi Kondisi Lingkungan dan Alam
Dari pada menayangkan foto-foto dengan nuansa yang menyedihkan dan kurang etis untuk dilihat, mereka memilih memberikan informasi terkait kondisi alam dan lingkungan sekitarnya untuk diliput.

Ini sudah gua liat kemarin saat para media ikut melihat aktivitas Erupsi Gunung Anak Krakatau dari atas pesawat Susi Air. Itu akan lebih memberikan ilmu kepada penontonnya dari pada berita tentang korbannya. 

4.Menyiarkan keberhasilan tim SAR
Berita yang banyak ditayangkan media Jepang terkait bencana tersebut akan banyak menyoroti keberhasilan para regu penyelamat atau tim SAR dan rencana serta implementasi yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan kota. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah trauma berkepanjangan kepada korban terdampak.

Dan mencegah trauma ini jangan hanya ditugaskan kepada pemerintah saja, semua elemen masyarakat juga patut untuk membantunya.


Inilah bentuk tanggungjawab moral yang ditunjukan media Jepang pada publik dan terutama untuk menghormati korban dan keluarganya. Sehingga tidak menimbulkan kesedihan berkepanjangan bagi siapapun yang mengalami bencana tersebut. Berbeda dengan di negara ini yang menjadi berita buruk menjadi berita baik.

Semoga ke depannya para Pimpinan Redaksi kantor berita di Indonesia bisa memberikan pengarahan kepada timnya untuk membuat berita yang lebih baik untuk disampaikan ke masyarakat.



Semoga Bermnafaat...😀😀😀


Sumber: berbagai sumber