Celoteh Kata Gua
Cerita sebelumnya... [Part 1]
Pukul 10.00 WIB kami mulai packing kembali untuk melanjutkan pendakian, karena tujuan kami semua bukan hanya sampai Ranu Kumbolo. Selanjutnya gua akan menuju camp site Kalimati yang merupakan camp terakhir tepat di bawah ‘tubuh’ gunung semeru yang menjulang tinggi di tanah jawa.
Pukul 10.00 WIB kami mulai packing kembali untuk melanjutkan pendakian, karena tujuan kami semua bukan hanya sampai Ranu Kumbolo. Selanjutnya gua akan menuju camp site Kalimati yang merupakan camp terakhir tepat di bawah ‘tubuh’ gunung semeru yang menjulang tinggi di tanah jawa.
Tapi perjalanan menuju
Kalimati tidak seindah yang dibayangkan, kita harus melewati tanjakan yang
sangat fenomenal yang bernama Tanjakan Cinta. Tanjakan ini merupakan celah
antara 2 bukit yang mengelilingi Ranu Kumbolo dan tanjakan ini mempunyai mitos
yang sangat terkenal di kalangan para pendaki gunung. Mitos tersebut masih ada
sampai sekarang, mitosnya adalah “Jika kita melewati tanjakan cinta ini dan
tidak menengok ke belakang sampai puncaknya, maka semua doa yang kita ucapkan
akan terkabul”.
Tanjakan cinta memang tidak
seindah namanya, kita yang melewatinya harus mempunyai tenaga ekstra untuk
melewatinya. Karena tanjakan ini mempunyai kemiringan sekitar 50 derajat, jadi
dapat dipastikan kaki kita akan cepat lelah untuk menahan berat keril yang kita
bawa masing-masing sambil menanjak. Beda ceritanya bagi pendaki yang menyewa
porter untuk membawa perlengkapan dan logistic, tentu mereka akan terasa ringan
untuk melewati tanjakan ini.
Oiya di Gunung Semeru
teman-teman bisa menyewa jasa porter untuk membawa perlengkapan dan logistic
dengan harga Rp 250 ribu per harinya (saat itu 2015). Porter disini juga bisa
menjadi ‘pawang’ jika ada pendaki yang kerasukan makhluk halus, serta porter
disini juga biasanya menjadi tim SAR jika ada pendaki yang hilang di kawasan
TNBTS.
Lanjut, setelah berjuang
selama kurang lebih 30 menit gua sampai di puncak Tanjakan Cinta. Loh kok lama?
Iya karena gua banyak berhenti untuk mengambil napas yang karena beban keril
gua bisa mencapai 20 kg lebih!. Yang pernah bawa keril dengan berat 20 kg lebih
pasti tau rasanya gimana melewati tanjakan cinta yang fenomenal ini. Sempat
berhenti sejenak di puncak untuk melihat pemandangan Ranu Kumbolo dari atas
Tanjakan Cinta. Begitu indah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa menciptalan hamparan
lukisan alam yang membuat rasa capek dan lelah menjadi sebuah senyuman indah di
wajah para penikmat alam. Senyuman itu juga menghapiri gua yang tidak ada
habis-habisnya mengagumi keindahan alam Indonesia yang indah ini, sambil
memikirkan si dia yang jika suatu hari nanti gua akan mengajaknya untuk melihat
tempat indah ini.
Udah selesai melamun, baru
jalan beberapa langkah gua melihat lagi pemandangan kedua yang tidak kalah
indah dari Ranu Kumbolo, kali ini landscape Oro oro Ombo dan puncak Semeru yang
menyita perhatian. Lagi-lagi gua harus berhenti sejenak untuk mengabadikan
lukisan alam di tanah Jawa Timur ini seperti di negeri dongeng. Biarpun panas
terik menyelimuti kulit ini, terkalahkan hamparan tumbuhan ungu di bawah bukit
ini.
Setelah berkumpul kembali gua
dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke bawah, tapi gua tidak melewati trek
turunan curam selepas Tanjakan Cinta, karena menurut gua terlalu akan sangat
berbahaya jika dengan beban keril yang sangat berat melewati turunan curam,
serta banyak pendaki lain yang melewati turunan itu dengan cara berlari,
sehingga menyebabkan debu-debu dan pasir berterbangan. Gua lewat jalur setapak
lama yang mengitari sisi kiri bukit, jalur yang sangat sempit jika berpapasan
dengan pendaki lain, kita harus mengalah untuk memberikan jalan terlebih
dahulu. Biasanya jalur ini dipilih para pendaki yang ingin balik ke arah Ranu
Kumbolo, karena jika melewati jalur tengah yang memotong savanna lavender,
mereka akan menanjak untuk mencapai puncak Tanjakan Cinta. Memang jalur tengah
itu membuat waktu tempuh kita jadi lebih pendek, tapi resikonya kita harus
menghadapi trek menanjak.
Di ujung Oro Oro Ombo terdapat
pos 5 Cemoro Tunggal, disini banyak pendaki yang beristirahat sejenak untuk memulihkan
tenaga yang hilang disengat teriknya mentari hari itu. Di pos Cemoro Tunggal
ada warung yang menjual gorengan, semangka, dan melon. Makanan paling favorit
di pos ini adalah Semangka, karena buah ini mengandung air yang sangat banyak
serta mampu menghilangkan dahaga para pendaki.
Dari pos Cemoro Tunggal ini
perjalanan masih lumayan jauh, di tengah perjalanan menuju pos 6 Jambangan gua
sempat berhenti lama untuk menunggu teman-teman di yang berada di belakang. Gua
juga udah capek banget dan haus sekali karena gua tidak membawa botol minum,
karena botol minum gua dibawa oleh topik yang saat itu berada di rombongan
belakang. Apa yang gua lakukan jangan ditiru ya, seharusnya setiap pendaki
wajib membawa botol minum sendiri-sendiri.
Sambil menunggu gua sempat
bertemu dengan beberapa pendaki dari rombongan lain dan sempat ngobrol sedikit
asalnya dari mana serta tentang gunung mana saja yang pernah di daki
sebelumnya. Mungkin ‘obrolan’ terhadap pendaki lain sudah mulai terkikis di
jaman ini, karena banyak sekali pendaki yang asik mengobrol hanya dengan
rombongannya sendiri. Padahal obrolan antar pendaki lain bisa menjadi cerita
tersendiri bagi kita, apalagi ditambah cerita mistisnya yang makin membuat
penasaran.
5 CM
Hal Pukul 15.00 WIB gua sampai
di pos 6 Jambangan, dari pos ini tinggal hanya 15 menit lagi untuk sampai di
pos Kalimati. Di Jambangan kita bisa melihat ‘gagah’nya puncak Mahameru dari dekat
sambil kita mengabadikannya lewat kamera hape. Disini gua berhenti cukup lama
untuk menunggu teman-teman lainnya dan gua ditemani oleh wahid dan bocah SMP
(Lupa namanya) yang ikut dengan rombongan kita. Sebelumnya bocah SMP ini tidak
bergabung dengan rombongan kita, tapi saat di Ranu Kumbolo, dia dan kakaknya
kenal dengan salah satu teman dari rombongan kami. Kerennya, mereka melakukan
pendakian ke Gunung Semeru cuma berdua!.
Sambil menunggu, gua sempat
bertanya kepada bocah SMP ini.
Gua : “Lo tinggal dimana?”
“Kelapa Gading bang”
“Kelapa Gading bang”
Gua: masih sekolah?
Masih
Gua: “Kelas berapa?”
“Kelas 2 SMP”
Gua: “Kenapa mau ikut naik
gunung, sama kakak lo?”
“Karena diajak sama kakak gua
ke semeru, yaudah gw ikut aja”
“lagi juga gua pernah nonton
film 5 cm, bagus banget liat pemandangan Ranu Kumbolo, dan kayaknya enak gitu
naek gunung, jadi pengen coba deh”
Gua: “udah berapa kali naik
gunung?”
“Baru kali ini bang,
sebelumnya paling acara pramuka kemah dimana gitu”
Gua: “Oooo… (dalam hati mah,
buset ni bocah nekat banget naik gunung tanpa tau apa-apa)”.
Mendengar jawabannya itu gua
hanya bisa geleng-geleng kepala, memang karena film 5 cm yang begitu meledak di
perfilman Indonesia banyak sekali pendaki pemula yang datang ke Gunung Semeru
ini tanpa mengetahui Standart Operasional Pendakian (SOP) bahkan perlengkapan
pendakiannya juga tidak terlalu lengkap.
SOP di gunung semeru memang
tidak sama dengan gunung-gunung lainnya, karena disini resikonya jauh lebih
besar jika kita tidak tau medan yang akan dilalui di gunung ini, apalagi trek
menuju puncaknya yang banyak sekali memakan korban, baik itu yang meninggal
dunia, maupun yang tersasar.
Tapi saat ini SOP TNBTS sudah
sangat ketat sekali, ada beberapa barang sudah tidak boleh lagi dibawa saat
pendakian di gunung semeru, seperti Tisu Basah, Speaker Bluetooth, Drone,
hingga pembatasan Botol Air Kemasan. SOP tersebut dibuat karena banyak pendaki
nakal yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya yang bisa merusak
ekosistem di TNBTS, terutama soal sampah.
Jika kalian ingin tau
lebih lengkap tentang SOP TNBTS kalian bisa membaca tulisan gua DISINI.
CAMPSITE KALIMATI
Setelah kurang lebih 30 menit
menunggu, gua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Kalimati, toh
disana sudah ada guide kami Bang Ipran yang sudah sampai duluan disana untuk
mendirikan tenda. Tapi, setelah sampai di Kalimati gua mencari bang Ipran
diantara banyaknya tenda yang sudah berdiri lengkap dengan warna-warninya. Gua,
wahid dan bocah SMP itu bolak-balik mencari bang Ipran yang entah dimana ia
mendirikan tenda. Namun akhirnya gua menemukan bang Ipran, ternyata ia
mendirikan tenda di tempat lain sendiri. Kalo pendaki lain mendirikan tenda
dekat jalan masuk menuju puncak Semeru, tapi bang Ipran memilih di sebrang
jalan masuk (deretan toilet seng) yang view nya kita bisa melihat puncak
Mahameru. Di situ rombongan tenda kami berdiri sendiri bahkan di kanan kiri
kami tidak ada tenda pendaki lain sama sekali.
Ada sebuah alasan kenapa bang
Ipran memilih tempat itu untuk mendirikan tenda. Pertama adalah supaya kami jauh dari suara
‘berisik’ dari tenda tetangga. Kedua, supaya kami bisa tidur pulas sebelum
tengah malamnya kita bangun untuk summit. Ketiga, supaya jika kita ingin buang
air tidak terlalu berjalan jauh dari tenda dan tidak harus menahan nafas karena
bau pesing yang menyengat. Namun untuk mendirikan tenda di tempat itu ada
resikonya yakni langsung terkena angin, karena tidak ada pepohonan yang
menghalangi tenda kami, berbeda dengan tenda-tenda yang ada di dekat bangunan
pos Kalimati, tertutup dengan rimbunnya pepohonan.
Oiya gua sampe di Kalimati
sekitar jam 15.00 WIB, karena sudah banyak tenda yang berdiri saat itu. Sampai
di tenda gua langsung istirahat sebentar untuk minum dan meluruskan kaki yang
pegal sekali. Tiba-tiba bang Ipran menyuruh kami untuk mengambil air di Sumber
Mani Kalimati yang letaknya lumayan jauh dari tempat kami mendirikan tenda.
Sumber Mani merupakan sumber air satu-satunya yang ada di Kalimati. Lokasi
untuk mencapai Sumber Mani lumayan terjal dan licin, jika kita menuju kesana
treknya hanya turun, tapi jika kita kembali ke arah camp site / tenda treknya
akan berubah menjadi menanjak, itu akan menjadi masalah tersendiri jika kita
hanya sendiri mengambil air.
Sebaiknnya jika teman-teman
ingin mengambil air di Sumber Mani pastikan kalian jalan berdua atau lebih.
Bagi teman-teman yang sudah pernah ambil air di Sumber Mani pasti tau gimana
susahnya membawa derijen dan botol untuk naik. Satu lagi, pastikan jika kalian
ingin mengambil di Sumber Mani jangan mendekati waktu gelap/magrib, karena di
TNBTS masih banyak binatang nocturnal atau binatang yang keluar untuk mencari
makan pada malam hari.
Di Sumber Mani ada beberapa
mata air yang keluar, mulai dari yang besar sampai mata air kecil yang letaknya
tidak jauh dari sumber mani yang biasa diambil oleh para pendaki. Mata air
disini sangat bersih dan enak untuk diminum, tapi tak jarang di dekat lokasi
mata air banyak terdapat ‘ranjau darat’
para pendaki, yang malas untuk mencari tempat yang jauh dari air atau
masuk ke dalam hutan.
Usai mengambil air dari Sumber
Mani yang saat itu langit sudah mulai gelap, gua cepat-cepat untuk kembali ke
camp site kalimati. Saat itu air yang gua bawa lumayan banyak sekitar 6 botol
air ukuran 1500 ml yang diikat dengan tali rapia untuk memudahkan mengangkatnya,
kalian yang pernah melihat para pendaki yang turun gunung lalu membawa botol
kosong yang diikat di belakang carierr, begitulah bentuknya. Selama perjalanan
kembali kembali ke kalimati, masi ada beberapa pendaki yang datang untuk
mengambil air, kebanyakan dari mereka adalah para porter yang sudah biasa
mengambil air disana.
Sampai tenda, gua langsung
memberikan air itu ‘para juru masak’ untuk diolah menjadi makanan atau minuman
yang enak untuk dinikmati di bawah puncak mahameru yang melihat dari atas sana.
Pada malam itu kami juga mempersiapkan makanan untuk ‘pengganjal’ perut pagi
dini hari nanti kami menuju puncak mahameru. Oiya sebenarnya bang ipran telah
memberitahukan kepada kami untuk bisa tidur di jam 19.00, karena dini hari
nanti sekitar jam 01.00 kami dijadwalkan untuk memulai perjalanan menuju puncak
gunung semeru. Mendengar hal itu, setelah makanan telah matang, teman-teman
langsung cepat mengambil dan menghabiskan makan malamnya dan langsung
cepat-cepat tidur untuk mempersiapkan stamina dini hari nanti.
Sementara itu, ada beberapa
dari rombongan kami yang tidak ikut muncak, karena faktor fisik dan umur
Hehehee. Saat itu kalau tidak salah yang tidak ikut muncak itu mbak nur dan mas
gogik, mereka berdua bertugas mempersiapkan masakan dan menjaga tenda. Bisa
dibilang mereka berdua adalah pendaki paling senior diantara rombongan kami dan
sudah sering bolak-balik ke semeru. Usai makan malam gua sempatkan untuk
melihat puncak semeru sekali lagi yang terpampang gagah tepat di depan tenda
dan dalam hati gua bilang “pasti gua bisa sampe sana!” . sekitar pukul 20.00
gua mulai masuk tenda dan sleeping bag, siapkan fisik untuk menggapai puncak
semeru dini hari nanti!.
To Be Continue.... [Part 3]
0 comments:
Tulis komentar yang baik-baik, supaya komentar Anda bermanfaat bagi banyak orang. Terima Kasih :)