Saturday, January 4, 2020

Atap Tertinggi Jawa 3676 Mdpl Part 3

Celoteh Kata Gua



Cerita sebelumnya... [Part 2]


Tidak bisa tidur nyenyak, itu sudah pasti! Mungkin kegelisahan gua untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di gunung tertinggi di pulau Jawa dan perjalanan menuju puncaknya yang sangat berbahaya. Di saat mata masih tertutup gua mendengar suara para pendaki yang mulai mempersiapkan diri untuk summit. Tak disangka banyak pendaki yang mulai perjalanan menuju puncak mulai dari pukul 21.30 WIB GILA! Sampai segitukah otak para pendaki zaman ini untuk mencapai puncak semeru? Mereka seakan tidak peduli lagi dengan istirahat dan tidur yang cukup, jalur  menuju puncak semeru memang terkenal paling membuat mental para pendaki ‘KO’ trek berdebu dan berpasir adalah ciri khasnya. Ya tapi kan gak gitu juga menurut gua, lebih baik mendapatkan istirahat dan tidur  yang cukup untuk memulai pendakian ke puncak. Menurut bang ipran, dari kalimati ke puncak semeru normalnya memakan waktu sekitar 5-7 jam perjalanan, itu orang normal ya teman-teman… Hahahaa. Kalo diitung-itung kita bisa memulai perjalanan saat tengah malam dan sampai di puncak jam 5-7 pagi, Jadi buat apa kalian jalan jam 21.30? supaya sampai puncak dapat sunrise? Atau supaya bisa tidur di trek puncak semeru yang terkenal dengan tiupan angin malamnya?. Kalo menurut gua sih itu nyiksa diri di ketinggian 2000 mdpl, lebih baik gua istirahat dan tidur cukup supaya bisa langsung jos sampai puncak.

Kriiiinggg…alarm hape berbunyi beberapa teman gua langsung pada bangun untuk memasak atau sekedar memanaskan makanan yang sudah dipersiapkan sebelum tidur tadi. Pas gua liat jam, ternyata pukul 00.30 dengan mata melek setengah sadar gua berusaha bangun dari kantong nyaman yang menyelimuti sekujur tubuh. Gua tidak langsung bangun lalu keluar tenda, tapi berusaha untuk mengumpulkan nyawa dan menahan hawa dingin yang menusuk kulit. Huuuuuh, kalo kalian yang pernah camp di kalimati pasti tau cuaca disana dikala pagi hari, DINGIN CUUYY!! Kira-kira waktu itu suhunya mencapai 5 sampai -2 derajat celcius. Dari dalam tenda gua berusaha keluar dari sleeping bag dan bergerak keluar untuk mempersiapkan diri untuk aklimatisasi suhu di luar. Benar saja, pas gua keluar dari tenda langsung disambut dengan angin semeriwing dan langsung membuat gua bergerak kesana kemari untuk memanaskan tubuh, jika tidak sudah dipastikan gua masuk tenda lagi dan langsung berlindung ke dalam sleeping bag.

Dini hari itu kompor menjadi kutub magnet yang sangat kuat untuk menghangatkan badan. Sambil ‘geratak’ mencari makanan, teh dan kopi hangat yang sudah selesai dimasak oleh mbak nur Haha. Pagi itu gua dan bang ipran meracik sebuah kacang hijau dicampur dengan kuah kopi jahe ditambah serbuk purwaceng yang dikenal sebagai tumbuhan penguat tenaga di daerah wonosobo.

Pukul 01.30 WIB, setelah semua gua dan teman-teman mempersiapkan diri dengan perlengkapan standart pendakian ke puncak semeru, kami tidak lupa berdoa untuk keselamatan kita di perjalanan menuju puncak nanti, berdoa dimulai…
Sebelum berangkat bang ipran sebagai guide kami memberikan pengarahan. Dia bilang, “nanti jalannya jangan cepat-cepat dulu, langkahnya juga kecil-kecil aja untuk menyimpan tenaga saat trek menuju puncak, dan nanti jalannya jangan ada misah dari rombongan ya, mengerti semua?”
Dengan menahan rasa dingin gua dan teman-teman menjawab “mengerti…”
Perjalanan menuju puncak pun dimulai…
Di awal perjalanan langsung disambut dengan trek kerikil-kerikil kecil yang membuat mental gua hampir down. “kok baru jalan sebentar treknya udah begini, gimana di atas y nanti?” gua berucap dalam hati sambil berjalan perlahan dan mengatur pernapasan. Di tengah perjalanan ada beberapa pendaki yang naik dengan cepat dan melewati rombongan kami yang sedang beristirahat sebentar untuk menunggu rombongan yang tertinggal di belakang. Tidak jauh dari tempat gua berhenti, beberapa pendaki yang melewati kami tadi berhenti lalu minum, terlihat dari raut wajah mereka sangat lelah sekali. Tampaknya ini yang dibilang oleh bang ipran saat sebelum berangkat, dimana harus menghemat tenaga sampai dibatas vegetasi atau pos Arcopodo. Di tengah perjalanan bang ipran tiba-tiba menghilang dari pandangan rombongan kami yang mulai terpecah-pecah, gua yang berada di rombongan paling depan berhenti sejenak untuk menunggu para cewe yang berada paling belakang. Hampir sampai di Arcopodo angin bertiup sangat kencang sekali waktu itu, sampai-sampai ketika berhenti sebentar harus berlindung dibalik batang pohon Brrrr...

Ada kejadian aneh ketika kami terpisah dengan bang Ipran di tengah trek menuju Arcopodo. Ada seorang bapak-bapak yang lewat di depan gua dengan menggunakan sebuah sarung ditubuhnya dan berjalan cepat. Teman-teman rombongan gua saat itu sempat bertanya kepada bapak itu
“Apa Arcopodo masih jauh pak?”
“ooh lumayanlah sekitar 15 menit lagi sampai” kata bapak itu
“Makasi pak” jawab temanku
 Dia pun langsung lewat begitu saja, tapi dia berhenti beberapa meter di tempat gua menunggu teman-teman yang lain. Sesekali bapak itu melihat ke arah kami, nengok lagi melihat pemandangan kerlap kerlip lampu kota dibalik pohon. Bapak-bapak itu berdiri lama sebelum kami berangkat kembali setelah rombongan yang di belakang tiba. Tapi bapak pemakai sarung itu lantas tidak langsung meninggalkan kami begitu saja, dia terlihat berjalan sangat pelan mengikuti langkah gua dan rombongan. Gua sempat melihatnya lagi menengok ke belakang untuk mengecek rombongan kami, dan dapat gua pastikan lagi bahwa itu BUKAN bang Ipran!. Bapak itu selalu berada di depan rombongan kami sampai hampir tiba di Arcopodo. Ya hampir sampai Arcopodo! Bapak-bapak bersarung itu tiba-tiba langsung menghilang di depan mata gua. Setelah sampai Arcopodo pun gua sempat mencari-cari bapak tersebut tapi tidak ada, malah gua bertemu dengan bang Ipran yang sudah menunggu lama di Arcopodo dengan memakai sarung di badannya.

NAIK 3 LANGKAH TURUN 2 LANGKAH 

Perjalanan yang sebenarnya dari gunung semeru disinilah tempatnya, tanjakan pasir yang terkenal itu. Di dalam gelapnya malam pasir semeru tidak terlihat sangat berbahaya karena jarak pandang para pendaki yang terbatas seterang lampu headlamp yang kami pakai. Tapi sudut kemiringan menuju puncak mahameru sudah terlihat jelas dari cahaya lampu senter para pendaki yang sudah berjalan duluan namun belum terlihat ada yang sudah sampai puncaknya. Melihat jalur pendakian seperti itu membuat gua hanya bisa berkata “gila tinggi amat” dan langsung bang Ipran memberi perintah untuk melanjutkan perjalan.

Pada pijakan pertama di jalur berpasir semeru disitulah gua merasakan perjuangan menuju puncak mahameru tidak akan mudah. Pijakan pertama sepatu gua yang masuk ke dalam pasir sudah menutupi sebagian tempurung kaki, ketika kaki yang satunya melangkah kaki yang menjadi pijakan langsung masuk ke dalam pasir dan membuat gua harus mengangkat kaki dengan ekstra tenaga. Hmmm tidak cuma begitu saja setiap kita berjalan, kaki yang menjadi penahan akan merosot mengikuti alur pasirnya. Di saat itu gua menyadari bahwa ini yang disebut naik 3 Langkah Turun 2 Langkah!.

Awal jalur dari Arcopodo ini memang pasirnya sangat dalam sekali karena dibawa oleh para pendaki saat mereka turun dari puncak. Awal perjalanan menuju puncak ini memang yang terasa sangat berat, karena kalian akan mengeluarkan energi yang banyak untuk berjalan di atas pasir yang dalam. Saran gua adalah jika ingin menuju ke puncak semeru pakailah geiters untuk melindungi kaki atau sepatu kalian dari pasir. Karena dengan memakai gieters meminimalisr masuknya pasir ke dalam sepatu maupun kaki kalian.

Jalur berpasir di semeru hampir sampai puncak, namun jika di pertengahan menuju puncak ada jalur yang permukaannya keras, biasanya ada di kiri atau kanan jalur. Namun kalian harus berhati-hati karena sudut kemiringan di semeru lumayan curam sekitar 40-60 derajat dan kiri/kanannya langsung jurang.

Ok lanjut, baru seperempat perjalanan teman-teman gua sudah tertinggal jauh. Gua juga beberapa kali berhenti untuk mengambil napas yang sudah lelah berjalan di atas pasir dalam ini sambil meminum air yang gua batasi penggunaanya. Oiya gua pada saat itu paling duluan bersama dengan bocah SMP, tapi di tengah perjalanan dia gua tinggal karena dia kehabisan air dan menunggu kakaknya yang membawa air minum banyak.

Saat itu angin malam yang berhembus sangat kencang, banyak pendaki yang berhenti di tengah jalur, bahkan ada yang tertidur pulas di atas jalur berpasir. Disini gua melihat efek yang ditimbulkan jika kita tidak istirahat dengan cukup saat di kalimati yaitu rasa kantuk yang amat  sangat. Pas gua lagi istirahat di tengah jalur, gua melihat ke bawah untuk mencari teman-teman yang lain yang berada di bawah, ternyata masih ada beberapa teman yang berjuang untuk naik ke atas. Namun ada sesosok pendaki yang gua lihat dia berjalan pelan di atas pasir dengan santai dan menuju tepat di depan gua yang sedang istirahat. Ternyata pendaki tersebut adalah bang Ipran!.

TRIK MELEWATI JALUR BERPASIR DI SEMERU

Ketika bang Ipran tiba di tempat gua beristirahat dia berhenti mengambil air minum yang ada di dalam tasnya. Tidak lama kemudian dia langsung naik lagi sambil ngomong ke gua “Hayo lanjut tinggal dikit lagi, paling sampe puncak jam 5 ini”. Ehh buseet enak banget dia ngomong gitu berasa ga capek kakinya. Tapi gua langsung mengikuti bang Ipran dari belakang dan berusaha mengikuti gerakan langkahnya berjalan di atas pasir. Tapi lama kelamaan kok gua makin jauhnya? Berkata dalam hati, padahal dia jalannya biasa aja ga cepat-cepat banget. Ketika api semangat meredup gua melihat caranya berjalan dan melangkah di atas pasir yang membuat dirinya saat menanjak, kaki yang menjadi pijakan tidak turun lagi. Disitulah kuncinya kenapa dia berjalan pelan tapi pasti, beda dengan gua berjalan pelan tapi kecapean. Gua meliihat caranya itu.

“Kaki bagian belakang menjadi tumpuan atau ‘pacul’ untuk masuk ke dalam pasir diikuti dengan berjalan ke arah depan, nanti telapak kaki bagian depan akan menjadi tumpuan untuk mendapatkan pijakan. Jadi kaki bagian depan tidak akan masuk terlalu dalam ke pasir dan pasir yang dipijak juga tidak akan turun terlalu banyak. Cara seperti itu juga diikuti dengan kaki satunya, jadi akan terasa efeknya dan tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga.”

Melihat cara melangkahnya seperti itu gua langsung mengikutinya dan tidak lama gua langsung merakasan efeknya. Jalan gua pelan tapi berasa naiknya, dari pada cara berjalan konvensional yang menghabiskan banyak tenaga untuk naik satu langkah saja. Teknik tersebut gw lakuin terus sampai di dekat puncak, tapi kadang-kadang gua juga pakai teknik konvensional di beberapa trek Hehe.

Ketika matahari sudah mulai terbit yang berarti sunrise point, saat itu gua sudah seperempat lagi sampai di puncak mahameru, tapi mau dikejar sampai puncak pun tidak akan sampai melihat tenaga gua yang masih tersisa, untuk naik selangkah saja perlu beberapa detik untuk mengumpulkan tenaga. Sunrise kala itu gua nikmati dengan duduk dikemiringan 60 derajat sambil memakan coco croucnh yang dalam bentuk seperti beng-beng. Munculnya sinar mentari di atas trek menuju mahameru menjadi momen yang harus diabadikan dengan kamera dari hp meskipun tidak begitu bagus hasilnya 😊. Sinar matahari membuat seluruh tubuh ini mendapatkan energi baru untuk terus melangkah ke atas yang bentuknya sudah kelihatan, Dengan gaya merangkak gua terus melangkah untuk mencapai puncak semeru.

Jam 08.00

Akhirnya gua sampai juga di puncak para dewa atap tertinggi jawa yaitu Puncak Mahameru. Setelah sampai gua duduk terdiam sebentar sambil melihat alam jawa timur yang mempersona. Hijau dan biru pemandangan yang ada di depan mata ini tidak lupa suara dentuman dan letupan kawah semeru yang memberikan ciri khasnya jika sampai di puncak tertinggi ini. Bersyukur mungkin kata yang tepat ketika gua sampai di atap tertinggi jawa sambil mengeluarkan air yang sudah tidak tertampung di mata ini.

Setelah termenung melihat keindahannya, gua langsung mencari bang ipran yang sudah sampai duluan di puncak untuk meminta air. Tapi, setelah gua berkeliling puncak dan melihat beberapa pendaki lain, ternyata bang ipran tidak ada!. Gua mulai panik ketika tau tidak ada bang ipran di atas puncak, yang ada di dalam pikiran gua pada saat itu adalah menunggu teman-teman yang lain di trek masuk menuju puncak.

Dan benar, tidak lama kemudian muncul mas adjie yang menjadi sweeper rombongan kami pada saat itu. Gua langsung senang sekali akhirnya ada rombongan gua yang sampai puncak dan begitu pun rasa panik yang perlahan menghilang. Ehh tapi kenapa cuma mas adjie? Kn dia sweeper dirombongan kami. Ternyata yang lain sudah berada tidak jauh dari puncak dan tugas sweeper sudah diserahkan ke bang ipran.

Loh kok bang ipran di belakang? Bukannya tadi di depan y?. Pas gua tanya mas adjie, ternyata bang ipran tadi pagi  sudah sampai di puncak terlebih dahulu sekitar jam 05.00, tapi beliau turun kembali untuk menjemput teman-teman yang tertinggal di belakang. LUAR BIASA… dia udah turun terus naik kembali untuk membantu teman-teman yang tertinggal di belakang, Dasar ROBOT! 😊. Sekitar jam 09.15, teman-teman yang lain mulai sampai di puncak, ucapan selamat pun tidak lupa gua berikan ke teman-teman yang lain. Terlihat sekali wajah lelah mereka ketika sampai di puncak mahameru, tidak lama kemudian wajah lelah itu berubah menjadi wajah kegembiraan yang tidak lagi sanggup menahan rasa senang di atap tertinggi jawa. Tetapi tidak semua rombongan kami sampai ke puncak hanya beberapa orang saja dan ternyata topik jg tidak sampai ke puncak dia memilih balik arah kembali ke kalimati.

Di atas semeru gua, mas adjie dan bang ipran memasak air untuk menyeduh kopi dan memasak beberapa perbekalan yang kami bawa dari kalimati. Teman-teman yang lain masih sibuk berfoto-foto ria mengabadikan momen di puncak para dewa. Dentuman dari kawah jonggring saloko beberapa kali mengagetkan gua karena menyemburkan asap yang membumbung tinggi dan jarak antar gua dan kawahnya tidak lebih dari 2 km kalau tidak salah karena di dekat kami terdapat alat pemantau kegempaan di puncak semeru.

Jam 10.00

Setelah menyantap beberapa perbekalan dan foto bersama di atas puncak, kami memutuskan untuk kembali turun. Udara panas yang menyengat menemani perjalanan turun kami ke basecamp kalimati begitu berat, yang terberat tentu saja menahan rasa haus yang tak tertahankan. Kenapa ga minum? Persediaan air gua sudah habis di perjalan naik tadi.

Saran: jika ingin ke puncak semeru pastikan persediaan air kalian terpenuhi baik naik maupun turun ya.

Di beberapa trek perjalanan turun masih ada beberapa pendaki yang mencoba naik untuk sampai ke puncak semeru, bahkan ada beberapa pendaki yang tertidur di trek puncak mahameru! Wah BAHAYA! bisa-bisa tertimpa bebetuan yang jatuh dari atas. Gua dan teman turun gua berusaha untuk bertanya kepada pendaki tersebut apakah di sedang menunggu temannya dari atas puncak atau memang sedang istirahat. Dan ternyata pendaki tengah tertidur lelap di atas pasir puncak semeru. Gua memutuskan untuk meninggalkan pendaki tersebut untuk terus melanjutkan perjalanan turun.

Sedikit lagi sampai di Arcopodo di depan trek turun gua terdapat trek yang terkenal di kalangan para guide semeru yakni trek Blank 75. Trek ini sering menjadi menyesatkan para pendaki yang turun dari puncak mahameru, karna berupa trek berpasir dalam yang menuntun kita ke trek yang berbeda dari kita naik dan sering kali banyak pendaki yang tersesat berhari-hari bahkan tidak sedikit berujung kepada kematian.

Hampir sampai di kalimati ada kejadian horror yang menimpa gua. Berniat hanya ingin mendahului rombongan di depan tapi perasaan gua tiba-tiba aneh. Iseng gua bertanya kepada rombongan tersebut ada masalah apa, karna mereka menghalai trek turun para pendaki. Mereka pun menjelaskan kepada gua ternyata teman cewe mereka gelagatnya terlihat aneh, tubuhnya lemas dan hampir hilang kesadaran. Pas gua lihat cewe itu dia langsung melotot cuy! dan ketika gua turun melewati cewe itu, tiba-tiba cewe itu beranjak dari tempatnya lalu berusaha mengejar gua tapi teman-temannya dengan cepat menahan cewe itu. Melihat kejadian itu gua langsung mengeluarkan jurus seribu langkah untuk meninggalkan rombongan itu. Jujur gua takut terjadi apa-apa ketika melihat gelagat cewe serem cuy.

Jam 12.00

Sampai juga gua di kalimati bertemu dengan teman-teman yang sudah menunggu. Gua langsung mengambil air untuk menahan dehidrasi yang sudah akut ini dan mengambil beberapa cemilan untuk mengganjal rasa lapar. Di basecamp tenda kalimati gua menyempatkan diri untuk rebahan dan memejamkan mata sebentar untuk memberikan hadiah mata ini untuk istirahat sejenak. Sekitar 15 menit beristirahat gua dibangunin untuk menyantap makan siang yang sudah dibuat oleh mbak nur. Tanpa pikir panjang gua langsung mengambil nasi dan lauk yang telah disediakan, tapi entah kenapa gua tidak begitu napsu untuk makan. Pas dipikir lagi, gua harus makan! Meskipun hanya sedikit untuk mendapatkan tenaga balik ke ranu kumbolo.

Habis makan siang, kami langsung berkemas kembali untuk balik camp di ranu kumbolo. GILA.. baru juga turun dari puncak semeru langsung disuruh berkemas kembali dan jalan lagi kurang lebih 5 km ke ranu kumbolo. Benar-benar fisik gua dikuras habis di gunung ini bahkan beberapa kali gua harus berhenti untuk beristirahat karna tenaga gua sudah habis terkuras saat turun dari puncak tadi.

Jam 16.30

Tiba juga gua di ranu kumbolo, dengan suasana sore harinya seperti sebuah misteri, berkabut, gersang dan udara dingin yang menusuk tulang. Sesampainya di ranu kumbolo kami langsung mendirikan tenda untuk menyiapkan makan malam. Disini gua langsung tepar di dalam tenda karna rasa kantuk yang sudah tak tertahankan dan badan sudah berasa tidak lagi fit. Sekitar jm 19.00 gw dibangunin untuk makan malam tapi napsu untuk makan malam rasanya sudah tidak lagi ada yang ada hanya rasa haus dan ngantuk. Meski begitu gua sadar klo gw ga makan kesehatan gua akan lebih menurun lagi dengan rasa dipaksakan akhirnya gua makan dengan sayur dan lauk yang disajikan. Walaupun gua pada malam itu makan tidak banyak, gua rasa cukup untuk mengganjal perut sampai besok pagi. Setelah makan malam gua kembali ke dalam sleeping bag untuk melanjutkan tidur yang tertunda.

AYAK AYAK

Pagi pun tiba, suara alarm handphone teman setenda berdering sangat kencang menyambut sunsire ranu kumbolo. Namun sayang pagi itu sinar mentari yang terbit dari timur tertutup awan mendung menahan cantiknya danau hidup dipagi hari. Walau begitu tidak menghapus kecantikan alam yang ada di bawah bukit cinta ini. Refleski cahaya dari air danau menjadi potret indah untuk wallpaper handphone disambut dengan sinar mentari yang terus meninggi. Kecantikan ranu kumbolo memang membuat para penikmatnya ingin kembali dan terus kembali. Pagi itu juga terasa special banget karena flysheet dan rerumputan di sekitar kita berubah menjadi warna putih. SALJU? Bukan ini hanya embun pagi yang sudah berubah menjadi lapisan es. Kebayangkan gimana dinginnya pagi di ranu kumbolo suhu saat itu mungkin mendekati 0 derajat.

Jam 07.30

Sarapan pagi ini yang tersisa dari logistic rombongan kami hanya mie dan beberapa biskuit untuk perjalanan pulang nanti. Eits sudah pasti ada kopi yang selalu setiap perjalanan yang panjang ini. Kopi mungkin menjadi logistic yang wajib ada untuk setiap perjalanan panjang, karena kopi menjadikan rasa lelah dan keheningan menjadi senyuman 😊. Setelah sarapan dan berfoto-foto gua mulai packing barang-barang dan ternyata barang yang gua bawa pada saat berangkat dan pulang beratnya hampir sama bahkan mungkin lebih berat, karna gua membawa tenda yang masih basah karna embun.

Kemudian setelah semuanya selesai packing barang-barang masing-masing kami siap untuk kembali ke ranu pani. Ehh tiba-tiba bang ipran selaku guide kami memberitahu kalau kita kembali ke ranu pani tidak melewati jalur seperti berangkat, melainkan lewat jalur para masyarakat setempat yakni jalur ayak-ayak. Pemandangan di jalur ini memang sudah tidak diragukan lagi keindahannya, berjalan dipinggir antara perbukitan di tengah savana yang hijau serta luas membuat mata ini takjub akan keindahannya. Dibalik keindahan itu jalur ini menyimpan misteri yang membuat gua geleng-geleng kepala. Di ujung savana indah ini kami dihadapkan dengan trek menanjak lagi. Berbeda dengan jalur utama trek menanjaknya hanya saat naik dari ranu kumbolo dan itu treknya lumayan landai. Tapi di jalur ayak-ayak ini kita harus menanjak melewati satu bukit dengan kemiringan 60-80 derajat. Jalur ini membuat gua beberapa kali harus berhenti untuk istirahat mengumpulkan tenaga untuk melangkah disetiap tanjakannya. Fisik gua sepertinya masih kelelahan akibat turun dari puncak dihari sebelumnya dan kurangnya sarapan tadi pagi. Namun gua harus tetap melangkah sampai puncak bukit di atas sana sudah menunggu buah semangka yang sangat lezat untuk disantap.

Jam 11.00

Setelah selangkah demi selangkah akhirnya gua sampai di puncak bukit dan gua menjadi orang terkhir yang sampai di atas. Langsung taruh keril dan mengambil semangka yang dijejerkan oleh pedagang yang ada di atas bukit. Harga persemangka saat itu Rp 2.500 perpotongnya ada buah lainnya juga seperti melon dan juga aneka macam gorengan yang mereka bawa dari bawah. Di atas bukit itu kami istarahat cukup lama sambil menyantap makanan yang ada sampai kira2 membuat kita punya tenaga untuk melanjutkan perjalanan. Dari puncak bukit ini trek yang dilalui turun sampai ke ranu pani jadi tidak terlalu menguras tenaga. Jalur ini memiliki pemandangan hutan taman nasional gunung semeru yang berada dipunggungan bukit dari jalur ini terlihat hutan di gunung ini masih sangat hijau dan alami. Bahkan sebenarnya jalur ini sering dipakai masyarakat setempat dan petugas kehutanan untuk menjadi jalan pintas evakuasi jika ada pendaki yang mengalami kecelakaan.

Jam 13.30

Tibalah kami di jalur sebuah perkebunan milik warga kampung ranu pani, disini bang ipran memberikan arahan dari pada kita balik ke ranu pani lebih baik kami menunggu perkampungan ini sambil menunggu jeep yang datang. Jadi di jalur percabangan ini kami berpisah dengan bang ipran, dia ke arah ranu pani kami lanjut sampai ke SD ranu pani, dan nanti bang ipran yang akan melapor ke basecamp ranu pani sekaligus menjemput kami di SD ranu pani dengan mambawa jeep sewaan. Di perkampungan ranu pani gua sempat foto-foto sebentar di atas sekaligus menyimpan keindahan perkampungan tersebut dalam sebuah foto. Jujur ketika sampai diperkampungan ini gua udah lapar banget tapi di perkampungan ini tidak ada warung makan yang ada hanya warung sembako. Disini gua hanya membeli minuman untuk menghilangkan rasa haus setelah perjalanan turun tadi. Di perjalanan turun menggunakan jeep ini kami melewati jalan yang sama ketika berangkat dan kami tidak sempat mampir ke coban pelangi untuk bermain air sekaligus bersih-bersih. Kami mengejar jadwal kereta yang sudah mepet sekali.

Ketika sampai tumpang, kami berpisah dengan teman-teman yang dari malang disini mereka pulang ke rumahnya masing-masing sedangkan gua, topik dan teman-temannya melanjutkan ke stasiun malang untuk balik ke Jakarta. Di tumpang kami menyewa angkot untuk sampai di stasiun malang. Dari Tumpang – Stasiun Malang memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan di dalam angkot kami malah sibuk berbagi foto antar handphone 😊.

Jam 16.00

Kami tiba di stasiun malang, disini gua berpisah dengan teman-teman topik, dikarenakan kita berbeda kereta. Mereka naik kereta Matarmaja berangkat jam 16.30 sedangkan gua dan topik naik kereta Majapahit yang berangkat jam 18.30. Di stasiun malang gua dan topik masih sempat untuk mandi, bersih-bersih dan solat magrib terlebih dahulu sambil menunggu waktu keberangkatan. Selepas solat magrib gua dan topik langsung masuk ke stasiun malang untuk menunggu kereta yang akan membawa gua kembali ke Jakarta. Di depan pintu pemeriksaan indentitas gua sempat diperiksa oleh petugas stasiun, mereka ingin memastikan bahwa kami tidak membawa tabung gas yang masih ada isinya karena membahayakan jika terjadi kebocoran di dalam gerbong kereta. Setelah diperiksa keril kami aman dan diperbolehkan naik ke peron stasiun. Tidak lama kemudian kereta pun datang untuk membawa kami ke tujuan sebenarnya dari sebuah perjalanan yaitu pulang ke rumah 😊.

❤THE END❤

Saturday, November 16, 2019

Bukan BIG BANG! Ini Cerita Proses Terjadinya Langit dan Bumi

Celoteh Kata Gua

Cerita Proses Terjadinya Langit dan Bumi dari Alquran 




Sains ternyata bisa dipelajari lewat Alquran. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang menyebutkan proses terjadinya langit dan bumi.

Kemukjizatan Alquran dari segi sains secara ilmiah merupakan ilmu perantara yang terkait dengan berbagai spesialisasi. Perlu adanya kerjasama antara ahli fiologi dan ahli agama (ulama) yang konsisten dengan kaidah penafsiran umum yang sesuai dengan batasan bahasa dan syariat serta konsisten dengan sikap hati-hati yang semestinya dimiliki oleh orang yang mempelajari Alquran
Berbicara soal terciptanya bumi dan langit. Dalam Alquran juga dijelaskan bagaimana proses terjadi proses pembentukannya. 

Seperti dalam surat Al-Anbiya ayat 30 yang artinya:

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu berpadu, lalu Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup di air. Maka mengapa mereka tidak beriman?"

Dikutip dalam buku Dimensi Sains Al-Quran oleh Prof. Dr. Ahmad Fuad Pasya ditafsirkan bahwa kanata ratqan dalam ayat di atas berarti bahwa bumi dan langit dahulunya adalah satu. Ini menunjukkan bahwa langit dan bumi tercipta dari unsur-unsur yang sama.

Adapun frase fa fataqnahuma diartikan bahwa Allah kemudian memisahkan langit dan bumi yang sebelumnya menjadi satu, keduanya lalu menyebar di angkasa menjadi beberapa bagian sesuai kehendak-Nya.

Kata ritq dalam bahwa Arab berarti "menggabung" dan "menghimpun". Ritq juga merupakan lawan kata fatq. Irtaqqa berarti "menyatu".

Masalah asal mula kejadian dan evolusi alam sebenarnya merupakan perkara ghaib. Hakikat yang sebenarnya hanya diketahui oleh Allah sesuai dengan firman-Nya dalam QS Al-Kahfi: 51 yang artinya:

"Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong,"


Tentunya hal ini tidak menghalangi manusia untuk melakukan penelitian dan pembahasan tentang ayat-ayat Allah agar manusia semakin bertambah iman pada kekuasaan dan keesaan Allah SWT. 


Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-'Ankabut:20 yang artinya:

"Katakanlah, "Berjalanlah kamu di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulai menciptakan makhluk (manusia),"
Juga di dalam Alquran surat An-Nasi'at: 30-31 yang artinya:

"Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Dia mengeluarkan dari dalamnya air dan tumbuh-tumbuhan. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya untuk kepentingan kalian dan ternak-ternak kalian."

Tak hanya itu, ayat berikut ini juga menunjukkan beberapa fenomena alam yang diinformasikan Allah untuk kekuasaan-Nya yang sempurna dan hikmah-Nya yang tinggi:

"Allah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kalian lihat, kemudian Dia bersemayang di atas 'Arasy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hanya waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan ayat-ayat-Nya supaya kalian meyakini pertemuan dengan tuhan kamu. (QS Ar-Ra'd: 2).


Sebuah sistem yang mencegahnya agar tidak terjadi tabrakan meskipun jumlah benda-benda
 langit sangat banyak. Allah SWT memelihara dan mempertahankannya sampai batas waktu yang ditentukan (saat kiamat tiba).

"Tidak mungkin matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS Yasin:40).

Beberapa ayat Alquran juga menegaskan alam dan seisinya ini bersifat fana. Di akhir kehidupan akan terjadi kiamat dan pembangkitan, keabadian hanya milik Allah SWT semata.

"Segala yang ada di bumi akan binasa. Dan yang kekal adalah wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar-Rahman: 26-28)


"Dan janganlah kalian menyembah tuhan lain selain Allah. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah. Bagi-Nya segala keputusan dan kepada-Nya kalian akan dikembalikan. (QS Al-Qashash: 88)


Sains modern telah menemukan beberapa fakta ilmiah yang sejalan dengan Alquran tentang peristiwa dan tanda-tanda hari kiamat, seperti firman Allah SWT berikut ini:

"Dan Dia menahan benda-benda langit jatuh ke bumi kecuali dengan izin-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia." (QS Al-Hajj: 65)
"Dan sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya tidak lenyap. Dan sungguh jika keduanya lenyap, tidak seorang pun dapat menahannya selain Dia. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun Lagi Maha Pengampun. (QS Fathir: 41)

Saat hari kiamat, terjadi gangguan sistem yang mengatur alam ini sesungguhnya akan ada guncangan amat dahsyat seperti yang dijelaskan dalam firman Allah:

"Apabila 
bumi diguncangkan dengan seguncang-guncangnya, dan bumi mengeluarkan isinya dan manusia berkata, "Apa yang terjadi padanya? Pada hari itu bumi menceritakan berita (kepadanya) karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan padanya. (QS Az-Zalzalah: 1-5)

Untuk itu, kita sebagai muslim harus tetap menjalankan perintah Allah SWT. Karena akhirnya kita akan kembali kepada-Nya dengan membawa amalan yang baik sehingga nantinya akan dipertemukan kembali di surga.



Semoga Bermanfaat dan Menambah ilmu teman-teman semua.



sumber: detik.com

Monday, June 3, 2019

Atap Tertinggi Jawa 3676 Mdpl Part 2

Celoteh Kata Gua



Cerita sebelumnya... [Part 1]

Pukul 10.00 WIB kami mulai packing kembali untuk melanjutkan pendakian, karena tujuan kami semua bukan hanya sampai Ranu Kumbolo. Selanjutnya gua akan menuju camp site Kalimati yang merupakan camp terakhir tepat di bawah ‘tubuh’ gunung semeru yang menjulang tinggi di tanah jawa.

Tapi perjalanan menuju Kalimati tidak seindah yang dibayangkan, kita harus melewati tanjakan yang sangat fenomenal yang bernama Tanjakan Cinta. Tanjakan ini merupakan celah antara 2 bukit yang mengelilingi Ranu Kumbolo dan tanjakan ini mempunyai mitos yang sangat terkenal di kalangan para pendaki gunung. Mitos tersebut masih ada sampai sekarang, mitosnya adalah “Jika kita melewati tanjakan cinta ini dan tidak menengok ke belakang sampai puncaknya, maka semua doa yang kita ucapkan akan terkabul”.

Tanjakan cinta memang tidak seindah namanya, kita yang melewatinya harus mempunyai tenaga ekstra untuk melewatinya. Karena tanjakan ini mempunyai kemiringan sekitar 50 derajat, jadi dapat dipastikan kaki kita akan cepat lelah untuk menahan berat keril yang kita bawa masing-masing sambil menanjak. Beda ceritanya bagi pendaki yang menyewa porter untuk membawa perlengkapan dan logistic, tentu mereka akan terasa ringan untuk melewati tanjakan ini.

Oiya di Gunung Semeru teman-teman bisa menyewa jasa porter untuk membawa perlengkapan dan logistic dengan harga Rp 250 ribu per harinya (saat itu 2015). Porter disini juga bisa menjadi ‘pawang’ jika ada pendaki yang kerasukan makhluk halus, serta porter disini juga biasanya menjadi tim SAR jika ada pendaki yang hilang di kawasan TNBTS.

Lanjut, setelah berjuang selama kurang lebih 30 menit gua sampai di puncak Tanjakan Cinta. Loh kok lama? Iya karena gua banyak berhenti untuk mengambil napas yang karena beban keril gua bisa mencapai 20 kg lebih!. Yang pernah bawa keril dengan berat 20 kg lebih pasti tau rasanya gimana melewati tanjakan cinta yang fenomenal ini. Sempat berhenti sejenak di puncak untuk melihat pemandangan Ranu Kumbolo dari atas Tanjakan Cinta. Begitu indah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa menciptalan hamparan lukisan alam yang membuat rasa capek dan lelah menjadi sebuah senyuman indah di wajah para penikmat alam. Senyuman itu juga menghapiri gua yang tidak ada habis-habisnya mengagumi keindahan alam Indonesia yang indah ini, sambil memikirkan si dia yang jika suatu hari nanti gua akan mengajaknya untuk melihat tempat indah ini.

Udah selesai melamun, baru jalan beberapa langkah gua melihat lagi pemandangan kedua yang tidak kalah indah dari Ranu Kumbolo, kali ini landscape Oro oro Ombo dan puncak Semeru yang menyita perhatian. Lagi-lagi gua harus berhenti sejenak untuk mengabadikan lukisan alam di tanah Jawa Timur ini seperti di negeri dongeng. Biarpun panas terik menyelimuti kulit ini, terkalahkan hamparan tumbuhan ungu di bawah bukit ini.

Setelah berkumpul kembali gua dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke bawah, tapi gua tidak melewati trek turunan curam selepas Tanjakan Cinta, karena menurut gua terlalu akan sangat berbahaya jika dengan beban keril yang sangat berat melewati turunan curam, serta banyak pendaki lain yang melewati turunan itu dengan cara berlari, sehingga menyebabkan debu-debu dan pasir berterbangan. Gua lewat jalur setapak lama yang mengitari sisi kiri bukit, jalur yang sangat sempit jika berpapasan dengan pendaki lain, kita harus mengalah untuk memberikan jalan terlebih dahulu. Biasanya jalur ini dipilih para pendaki yang ingin balik ke arah Ranu Kumbolo, karena jika melewati jalur tengah yang memotong savanna lavender, mereka akan menanjak untuk mencapai puncak Tanjakan Cinta. Memang jalur tengah itu membuat waktu tempuh kita jadi lebih pendek, tapi resikonya kita harus menghadapi trek menanjak.

Di ujung Oro Oro Ombo terdapat pos 5 Cemoro Tunggal, disini banyak pendaki yang beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga yang hilang disengat teriknya mentari hari itu. Di pos Cemoro Tunggal ada warung yang menjual gorengan, semangka, dan melon. Makanan paling favorit di pos ini adalah Semangka, karena buah ini mengandung air yang sangat banyak serta mampu menghilangkan dahaga para pendaki.

Dari pos Cemoro Tunggal ini perjalanan masih lumayan jauh, di tengah perjalanan menuju pos 6 Jambangan gua sempat berhenti lama untuk menunggu teman-teman di yang berada di belakang. Gua juga udah capek banget dan haus sekali karena gua tidak membawa botol minum, karena botol minum gua dibawa oleh topik yang saat itu berada di rombongan belakang. Apa yang gua lakukan jangan ditiru ya, seharusnya setiap pendaki wajib membawa botol minum sendiri-sendiri.

Sambil menunggu gua sempat bertemu dengan beberapa pendaki dari rombongan lain dan sempat ngobrol sedikit asalnya dari mana serta tentang gunung mana saja yang pernah di daki sebelumnya. Mungkin ‘obrolan’ terhadap pendaki lain sudah mulai terkikis di jaman ini, karena banyak sekali pendaki yang asik mengobrol hanya dengan rombongannya sendiri. Padahal obrolan antar pendaki lain bisa menjadi cerita tersendiri bagi kita, apalagi ditambah cerita mistisnya yang makin membuat penasaran.

5 CM
Hal Pukul 15.00 WIB gua sampai di pos 6 Jambangan, dari pos ini tinggal hanya 15 menit lagi untuk sampai di pos Kalimati. Di Jambangan kita bisa melihat ‘gagah’nya puncak Mahameru dari dekat sambil kita mengabadikannya lewat kamera hape. Disini gua berhenti cukup lama untuk menunggu teman-teman lainnya dan gua ditemani oleh wahid dan bocah SMP (Lupa namanya) yang ikut dengan rombongan kita. Sebelumnya bocah SMP ini tidak bergabung dengan rombongan kita, tapi saat di Ranu Kumbolo, dia dan kakaknya kenal dengan salah satu teman dari rombongan kami. Kerennya, mereka melakukan pendakian ke Gunung Semeru cuma berdua!.

Sambil menunggu, gua sempat bertanya kepada bocah SMP ini.
Gua : “Lo tinggal dimana?”
“Kelapa Gading bang”
Gua: masih sekolah?
Masih
Gua: “Kelas berapa?”
“Kelas 2 SMP”
Gua: “Kenapa mau ikut naik gunung, sama kakak lo?”
“Karena diajak sama kakak gua ke semeru, yaudah gw ikut aja”
“lagi juga gua pernah nonton film 5 cm, bagus banget liat pemandangan Ranu Kumbolo, dan kayaknya enak gitu naek gunung, jadi pengen coba deh”
Gua: “udah berapa kali naik gunung?”
“Baru kali ini bang, sebelumnya paling acara pramuka kemah dimana gitu”
Gua: “Oooo… (dalam hati mah, buset ni bocah nekat banget naik gunung tanpa tau apa-apa)”.
Mendengar jawabannya itu gua hanya bisa geleng-geleng kepala, memang karena film 5 cm yang begitu meledak di perfilman Indonesia banyak sekali pendaki pemula yang datang ke Gunung Semeru ini tanpa mengetahui Standart Operasional Pendakian (SOP) bahkan perlengkapan pendakiannya juga tidak terlalu lengkap.
SOP di gunung semeru memang tidak sama dengan gunung-gunung lainnya, karena disini resikonya jauh lebih besar jika kita tidak tau medan yang akan dilalui di gunung ini, apalagi trek menuju puncaknya yang banyak sekali memakan korban, baik itu yang meninggal dunia, maupun yang tersasar.

Tapi saat ini SOP TNBTS sudah sangat ketat sekali, ada beberapa barang sudah tidak boleh lagi dibawa saat pendakian di gunung semeru, seperti Tisu Basah, Speaker Bluetooth, Drone, hingga pembatasan Botol Air Kemasan. SOP tersebut dibuat karena banyak pendaki nakal yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya yang bisa merusak ekosistem di TNBTS, terutama soal sampah.
Jika kalian ingin tau lebih lengkap tentang SOP TNBTS kalian bisa membaca tulisan gua DISINI.



CAMPSITE KALIMATI
Setelah kurang lebih 30 menit menunggu, gua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Kalimati, toh disana sudah ada guide kami Bang Ipran yang sudah sampai duluan disana untuk mendirikan tenda. Tapi, setelah sampai di Kalimati gua mencari bang Ipran diantara banyaknya tenda yang sudah berdiri lengkap dengan warna-warninya. Gua, wahid dan bocah SMP itu bolak-balik mencari bang Ipran yang entah dimana ia mendirikan tenda. Namun akhirnya gua menemukan bang Ipran, ternyata ia mendirikan tenda di tempat lain sendiri. Kalo pendaki lain mendirikan tenda dekat jalan masuk menuju puncak Semeru, tapi bang Ipran memilih di sebrang jalan masuk (deretan toilet seng) yang view nya kita bisa melihat puncak Mahameru. Di situ rombongan tenda kami berdiri sendiri bahkan di kanan kiri kami tidak ada tenda pendaki lain sama sekali.

Ada sebuah alasan kenapa bang Ipran memilih tempat itu untuk mendirikan tenda.  Pertama adalah supaya kami jauh dari suara ‘berisik’ dari tenda tetangga. Kedua, supaya kami bisa tidur pulas sebelum tengah malamnya kita bangun untuk summit. Ketiga, supaya jika kita ingin buang air tidak terlalu berjalan jauh dari tenda dan tidak harus menahan nafas karena bau pesing yang menyengat. Namun untuk mendirikan tenda di tempat itu ada resikonya yakni langsung terkena angin, karena tidak ada pepohonan yang menghalangi tenda kami, berbeda dengan tenda-tenda yang ada di dekat bangunan pos Kalimati, tertutup dengan rimbunnya pepohonan.

Oiya gua sampe di Kalimati sekitar jam 15.00 WIB, karena sudah banyak tenda yang berdiri saat itu. Sampai di tenda gua langsung istirahat sebentar untuk minum dan meluruskan kaki yang pegal sekali. Tiba-tiba bang Ipran menyuruh kami untuk mengambil air di Sumber Mani Kalimati yang letaknya lumayan jauh dari tempat kami mendirikan tenda. Sumber Mani merupakan sumber air satu-satunya yang ada di Kalimati. Lokasi untuk mencapai Sumber Mani lumayan terjal dan licin, jika kita menuju kesana treknya hanya turun, tapi jika kita kembali ke arah camp site / tenda treknya akan berubah menjadi menanjak, itu akan menjadi masalah tersendiri jika kita hanya sendiri mengambil air.

Sebaiknnya jika teman-teman ingin mengambil air di Sumber Mani pastikan kalian jalan berdua atau lebih. Bagi teman-teman yang sudah pernah ambil air di Sumber Mani pasti tau gimana susahnya membawa derijen dan botol untuk naik. Satu lagi, pastikan jika kalian ingin mengambil di Sumber Mani jangan mendekati waktu gelap/magrib, karena di TNBTS masih banyak binatang nocturnal atau binatang yang keluar untuk mencari makan pada malam hari.

Di Sumber Mani ada beberapa mata air yang keluar, mulai dari yang besar sampai mata air kecil yang letaknya tidak jauh dari sumber mani yang biasa diambil oleh para pendaki. Mata air disini sangat bersih dan enak untuk diminum, tapi tak jarang di dekat lokasi mata air banyak terdapat ‘ranjau darat’  para pendaki, yang malas untuk mencari tempat yang jauh dari air atau masuk ke dalam hutan.

Usai mengambil air dari Sumber Mani yang saat itu langit sudah mulai gelap, gua cepat-cepat untuk kembali ke camp site kalimati. Saat itu air yang gua bawa lumayan banyak sekitar 6 botol air ukuran 1500 ml yang diikat dengan tali rapia untuk memudahkan mengangkatnya, kalian yang pernah melihat para pendaki yang turun gunung lalu membawa botol kosong yang diikat di belakang carierr, begitulah bentuknya. Selama perjalanan kembali kembali ke kalimati, masi ada beberapa pendaki yang datang untuk mengambil air, kebanyakan dari mereka adalah para porter yang sudah biasa mengambil air disana.

Sampai tenda, gua langsung memberikan air itu ‘para juru masak’ untuk diolah menjadi makanan atau minuman yang enak untuk dinikmati di bawah puncak mahameru yang melihat dari atas sana. Pada malam itu kami juga mempersiapkan makanan untuk ‘pengganjal’ perut pagi dini hari nanti kami menuju puncak mahameru. Oiya sebenarnya bang ipran telah memberitahukan kepada kami untuk bisa tidur di jam 19.00, karena dini hari nanti sekitar jam 01.00 kami dijadwalkan untuk memulai perjalanan menuju puncak gunung semeru. Mendengar hal itu, setelah makanan telah matang, teman-teman langsung cepat mengambil dan menghabiskan makan malamnya dan langsung cepat-cepat tidur untuk mempersiapkan stamina dini hari nanti.


Sementara itu, ada beberapa dari rombongan kami yang tidak ikut muncak, karena faktor fisik dan umur Hehehee. Saat itu kalau tidak salah yang tidak ikut muncak itu mbak nur dan mas gogik, mereka berdua bertugas mempersiapkan masakan dan menjaga tenda. Bisa dibilang mereka berdua adalah pendaki paling senior diantara rombongan kami dan sudah sering bolak-balik ke semeru. Usai makan malam gua sempatkan untuk melihat puncak semeru sekali lagi yang terpampang gagah tepat di depan tenda dan dalam hati gua bilang “pasti gua bisa sampe sana!” . sekitar pukul 20.00 gua mulai masuk tenda dan sleeping bag, siapkan fisik untuk menggapai puncak semeru dini hari nanti!.

To Be Continue.... [Part 3]