Monday, June 3, 2019

Atap Tertinggi Jawa 3676 Mdpl Part 2

Celoteh Kata Gua



Cerita sebelumnya... [Part 1]

Pukul 10.00 WIB kami mulai packing kembali untuk melanjutkan pendakian, karena tujuan kami semua bukan hanya sampai Ranu Kumbolo. Selanjutnya gua akan menuju camp site Kalimati yang merupakan camp terakhir tepat di bawah ‘tubuh’ gunung semeru yang menjulang tinggi di tanah jawa.

Tapi perjalanan menuju Kalimati tidak seindah yang dibayangkan, kita harus melewati tanjakan yang sangat fenomenal yang bernama Tanjakan Cinta. Tanjakan ini merupakan celah antara 2 bukit yang mengelilingi Ranu Kumbolo dan tanjakan ini mempunyai mitos yang sangat terkenal di kalangan para pendaki gunung. Mitos tersebut masih ada sampai sekarang, mitosnya adalah “Jika kita melewati tanjakan cinta ini dan tidak menengok ke belakang sampai puncaknya, maka semua doa yang kita ucapkan akan terkabul”.

Tanjakan cinta memang tidak seindah namanya, kita yang melewatinya harus mempunyai tenaga ekstra untuk melewatinya. Karena tanjakan ini mempunyai kemiringan sekitar 50 derajat, jadi dapat dipastikan kaki kita akan cepat lelah untuk menahan berat keril yang kita bawa masing-masing sambil menanjak. Beda ceritanya bagi pendaki yang menyewa porter untuk membawa perlengkapan dan logistic, tentu mereka akan terasa ringan untuk melewati tanjakan ini.

Oiya di Gunung Semeru teman-teman bisa menyewa jasa porter untuk membawa perlengkapan dan logistic dengan harga Rp 250 ribu per harinya (saat itu 2015). Porter disini juga bisa menjadi ‘pawang’ jika ada pendaki yang kerasukan makhluk halus, serta porter disini juga biasanya menjadi tim SAR jika ada pendaki yang hilang di kawasan TNBTS.

Lanjut, setelah berjuang selama kurang lebih 30 menit gua sampai di puncak Tanjakan Cinta. Loh kok lama? Iya karena gua banyak berhenti untuk mengambil napas yang karena beban keril gua bisa mencapai 20 kg lebih!. Yang pernah bawa keril dengan berat 20 kg lebih pasti tau rasanya gimana melewati tanjakan cinta yang fenomenal ini. Sempat berhenti sejenak di puncak untuk melihat pemandangan Ranu Kumbolo dari atas Tanjakan Cinta. Begitu indah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa menciptalan hamparan lukisan alam yang membuat rasa capek dan lelah menjadi sebuah senyuman indah di wajah para penikmat alam. Senyuman itu juga menghapiri gua yang tidak ada habis-habisnya mengagumi keindahan alam Indonesia yang indah ini, sambil memikirkan si dia yang jika suatu hari nanti gua akan mengajaknya untuk melihat tempat indah ini.

Udah selesai melamun, baru jalan beberapa langkah gua melihat lagi pemandangan kedua yang tidak kalah indah dari Ranu Kumbolo, kali ini landscape Oro oro Ombo dan puncak Semeru yang menyita perhatian. Lagi-lagi gua harus berhenti sejenak untuk mengabadikan lukisan alam di tanah Jawa Timur ini seperti di negeri dongeng. Biarpun panas terik menyelimuti kulit ini, terkalahkan hamparan tumbuhan ungu di bawah bukit ini.

Setelah berkumpul kembali gua dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke bawah, tapi gua tidak melewati trek turunan curam selepas Tanjakan Cinta, karena menurut gua terlalu akan sangat berbahaya jika dengan beban keril yang sangat berat melewati turunan curam, serta banyak pendaki lain yang melewati turunan itu dengan cara berlari, sehingga menyebabkan debu-debu dan pasir berterbangan. Gua lewat jalur setapak lama yang mengitari sisi kiri bukit, jalur yang sangat sempit jika berpapasan dengan pendaki lain, kita harus mengalah untuk memberikan jalan terlebih dahulu. Biasanya jalur ini dipilih para pendaki yang ingin balik ke arah Ranu Kumbolo, karena jika melewati jalur tengah yang memotong savanna lavender, mereka akan menanjak untuk mencapai puncak Tanjakan Cinta. Memang jalur tengah itu membuat waktu tempuh kita jadi lebih pendek, tapi resikonya kita harus menghadapi trek menanjak.

Di ujung Oro Oro Ombo terdapat pos 5 Cemoro Tunggal, disini banyak pendaki yang beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga yang hilang disengat teriknya mentari hari itu. Di pos Cemoro Tunggal ada warung yang menjual gorengan, semangka, dan melon. Makanan paling favorit di pos ini adalah Semangka, karena buah ini mengandung air yang sangat banyak serta mampu menghilangkan dahaga para pendaki.

Dari pos Cemoro Tunggal ini perjalanan masih lumayan jauh, di tengah perjalanan menuju pos 6 Jambangan gua sempat berhenti lama untuk menunggu teman-teman di yang berada di belakang. Gua juga udah capek banget dan haus sekali karena gua tidak membawa botol minum, karena botol minum gua dibawa oleh topik yang saat itu berada di rombongan belakang. Apa yang gua lakukan jangan ditiru ya, seharusnya setiap pendaki wajib membawa botol minum sendiri-sendiri.

Sambil menunggu gua sempat bertemu dengan beberapa pendaki dari rombongan lain dan sempat ngobrol sedikit asalnya dari mana serta tentang gunung mana saja yang pernah di daki sebelumnya. Mungkin ‘obrolan’ terhadap pendaki lain sudah mulai terkikis di jaman ini, karena banyak sekali pendaki yang asik mengobrol hanya dengan rombongannya sendiri. Padahal obrolan antar pendaki lain bisa menjadi cerita tersendiri bagi kita, apalagi ditambah cerita mistisnya yang makin membuat penasaran.

5 CM
Hal Pukul 15.00 WIB gua sampai di pos 6 Jambangan, dari pos ini tinggal hanya 15 menit lagi untuk sampai di pos Kalimati. Di Jambangan kita bisa melihat ‘gagah’nya puncak Mahameru dari dekat sambil kita mengabadikannya lewat kamera hape. Disini gua berhenti cukup lama untuk menunggu teman-teman lainnya dan gua ditemani oleh wahid dan bocah SMP (Lupa namanya) yang ikut dengan rombongan kita. Sebelumnya bocah SMP ini tidak bergabung dengan rombongan kita, tapi saat di Ranu Kumbolo, dia dan kakaknya kenal dengan salah satu teman dari rombongan kami. Kerennya, mereka melakukan pendakian ke Gunung Semeru cuma berdua!.

Sambil menunggu, gua sempat bertanya kepada bocah SMP ini.
Gua : “Lo tinggal dimana?”
“Kelapa Gading bang”
Gua: masih sekolah?
Masih
Gua: “Kelas berapa?”
“Kelas 2 SMP”
Gua: “Kenapa mau ikut naik gunung, sama kakak lo?”
“Karena diajak sama kakak gua ke semeru, yaudah gw ikut aja”
“lagi juga gua pernah nonton film 5 cm, bagus banget liat pemandangan Ranu Kumbolo, dan kayaknya enak gitu naek gunung, jadi pengen coba deh”
Gua: “udah berapa kali naik gunung?”
“Baru kali ini bang, sebelumnya paling acara pramuka kemah dimana gitu”
Gua: “Oooo… (dalam hati mah, buset ni bocah nekat banget naik gunung tanpa tau apa-apa)”.
Mendengar jawabannya itu gua hanya bisa geleng-geleng kepala, memang karena film 5 cm yang begitu meledak di perfilman Indonesia banyak sekali pendaki pemula yang datang ke Gunung Semeru ini tanpa mengetahui Standart Operasional Pendakian (SOP) bahkan perlengkapan pendakiannya juga tidak terlalu lengkap.
SOP di gunung semeru memang tidak sama dengan gunung-gunung lainnya, karena disini resikonya jauh lebih besar jika kita tidak tau medan yang akan dilalui di gunung ini, apalagi trek menuju puncaknya yang banyak sekali memakan korban, baik itu yang meninggal dunia, maupun yang tersasar.

Tapi saat ini SOP TNBTS sudah sangat ketat sekali, ada beberapa barang sudah tidak boleh lagi dibawa saat pendakian di gunung semeru, seperti Tisu Basah, Speaker Bluetooth, Drone, hingga pembatasan Botol Air Kemasan. SOP tersebut dibuat karena banyak pendaki nakal yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya yang bisa merusak ekosistem di TNBTS, terutama soal sampah.
Jika kalian ingin tau lebih lengkap tentang SOP TNBTS kalian bisa membaca tulisan gua DISINI.



CAMPSITE KALIMATI
Setelah kurang lebih 30 menit menunggu, gua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Kalimati, toh disana sudah ada guide kami Bang Ipran yang sudah sampai duluan disana untuk mendirikan tenda. Tapi, setelah sampai di Kalimati gua mencari bang Ipran diantara banyaknya tenda yang sudah berdiri lengkap dengan warna-warninya. Gua, wahid dan bocah SMP itu bolak-balik mencari bang Ipran yang entah dimana ia mendirikan tenda. Namun akhirnya gua menemukan bang Ipran, ternyata ia mendirikan tenda di tempat lain sendiri. Kalo pendaki lain mendirikan tenda dekat jalan masuk menuju puncak Semeru, tapi bang Ipran memilih di sebrang jalan masuk (deretan toilet seng) yang view nya kita bisa melihat puncak Mahameru. Di situ rombongan tenda kami berdiri sendiri bahkan di kanan kiri kami tidak ada tenda pendaki lain sama sekali.

Ada sebuah alasan kenapa bang Ipran memilih tempat itu untuk mendirikan tenda.  Pertama adalah supaya kami jauh dari suara ‘berisik’ dari tenda tetangga. Kedua, supaya kami bisa tidur pulas sebelum tengah malamnya kita bangun untuk summit. Ketiga, supaya jika kita ingin buang air tidak terlalu berjalan jauh dari tenda dan tidak harus menahan nafas karena bau pesing yang menyengat. Namun untuk mendirikan tenda di tempat itu ada resikonya yakni langsung terkena angin, karena tidak ada pepohonan yang menghalangi tenda kami, berbeda dengan tenda-tenda yang ada di dekat bangunan pos Kalimati, tertutup dengan rimbunnya pepohonan.

Oiya gua sampe di Kalimati sekitar jam 15.00 WIB, karena sudah banyak tenda yang berdiri saat itu. Sampai di tenda gua langsung istirahat sebentar untuk minum dan meluruskan kaki yang pegal sekali. Tiba-tiba bang Ipran menyuruh kami untuk mengambil air di Sumber Mani Kalimati yang letaknya lumayan jauh dari tempat kami mendirikan tenda. Sumber Mani merupakan sumber air satu-satunya yang ada di Kalimati. Lokasi untuk mencapai Sumber Mani lumayan terjal dan licin, jika kita menuju kesana treknya hanya turun, tapi jika kita kembali ke arah camp site / tenda treknya akan berubah menjadi menanjak, itu akan menjadi masalah tersendiri jika kita hanya sendiri mengambil air.

Sebaiknnya jika teman-teman ingin mengambil air di Sumber Mani pastikan kalian jalan berdua atau lebih. Bagi teman-teman yang sudah pernah ambil air di Sumber Mani pasti tau gimana susahnya membawa derijen dan botol untuk naik. Satu lagi, pastikan jika kalian ingin mengambil di Sumber Mani jangan mendekati waktu gelap/magrib, karena di TNBTS masih banyak binatang nocturnal atau binatang yang keluar untuk mencari makan pada malam hari.

Di Sumber Mani ada beberapa mata air yang keluar, mulai dari yang besar sampai mata air kecil yang letaknya tidak jauh dari sumber mani yang biasa diambil oleh para pendaki. Mata air disini sangat bersih dan enak untuk diminum, tapi tak jarang di dekat lokasi mata air banyak terdapat ‘ranjau darat’  para pendaki, yang malas untuk mencari tempat yang jauh dari air atau masuk ke dalam hutan.

Usai mengambil air dari Sumber Mani yang saat itu langit sudah mulai gelap, gua cepat-cepat untuk kembali ke camp site kalimati. Saat itu air yang gua bawa lumayan banyak sekitar 6 botol air ukuran 1500 ml yang diikat dengan tali rapia untuk memudahkan mengangkatnya, kalian yang pernah melihat para pendaki yang turun gunung lalu membawa botol kosong yang diikat di belakang carierr, begitulah bentuknya. Selama perjalanan kembali kembali ke kalimati, masi ada beberapa pendaki yang datang untuk mengambil air, kebanyakan dari mereka adalah para porter yang sudah biasa mengambil air disana.

Sampai tenda, gua langsung memberikan air itu ‘para juru masak’ untuk diolah menjadi makanan atau minuman yang enak untuk dinikmati di bawah puncak mahameru yang melihat dari atas sana. Pada malam itu kami juga mempersiapkan makanan untuk ‘pengganjal’ perut pagi dini hari nanti kami menuju puncak mahameru. Oiya sebenarnya bang ipran telah memberitahukan kepada kami untuk bisa tidur di jam 19.00, karena dini hari nanti sekitar jam 01.00 kami dijadwalkan untuk memulai perjalanan menuju puncak gunung semeru. Mendengar hal itu, setelah makanan telah matang, teman-teman langsung cepat mengambil dan menghabiskan makan malamnya dan langsung cepat-cepat tidur untuk mempersiapkan stamina dini hari nanti.


Sementara itu, ada beberapa dari rombongan kami yang tidak ikut muncak, karena faktor fisik dan umur Hehehee. Saat itu kalau tidak salah yang tidak ikut muncak itu mbak nur dan mas gogik, mereka berdua bertugas mempersiapkan masakan dan menjaga tenda. Bisa dibilang mereka berdua adalah pendaki paling senior diantara rombongan kami dan sudah sering bolak-balik ke semeru. Usai makan malam gua sempatkan untuk melihat puncak semeru sekali lagi yang terpampang gagah tepat di depan tenda dan dalam hati gua bilang “pasti gua bisa sampe sana!” . sekitar pukul 20.00 gua mulai masuk tenda dan sleeping bag, siapkan fisik untuk menggapai puncak semeru dini hari nanti!.

To Be Continue.... [Part 3]