Sunday, January 20, 2019

Skylander, Big Bus Terbaru dari New Armada!

Bismania

Desain Lampu Baru Skylander by New Armada




Awal tahun 2019 karoseri New Armada membuat sebuah treaser yang menunjukkan desain lampu baru untuk armada big bus nya. Tampilan baru itu diposting di halaman intagram milik New Armada @newarmada_official.

Dilihat dari treaser nya, desain baru big bus milik New Armada tersebut baru akan dipamerkan pada bulan Maret 2019 mendatang.

Desain lampu depan yang ditampilankan dalam postingan tersebut sangat berbeda jauh dengan lampu big bus Evolander. Dalam gambar itu kelihatan lampunnya seperti desain lampu 'menangis' yang mempunyai lekukan ke bawah di ujungnya.

Desain lampu tersebut mirip dengan big bus yang ada di Eropa. Tidak ada lampu led yang menyambung dari lampu di kiri dan kanan jadi terpisah. Pada bagian folk lamp juga punya desain seperti trapesium bukan lagi bulat atau panjang. Di bagian bemper depan juga akan punya desain baru  mengikuti alur dari desain lampu utama.


Update

Ternyata nama yang akan dipakai New Armada pada big bus terbarunya ini adalah  Skylander. Dengan ini berarti big bus tersebut merupakan seri terbaru dari Evolander yang sudah di produksi beberapa tahun lalu dan telah mengalami banyak perubahan. Hmm jadi makin penasaran seperti apa desain exterior dari Skylander karoseri New Armada, Magelang. 

Hmm makin bikin penasaran para Bismania di luar sana, perubahan apa, interiornya gmna dan pakai chasis apa? 




YO YO YO YO.... What's up para pemerhati per bis an Indonésia yang lagi malam mingguan?? Let's See this guys ... Nama SKYLANDER udah rilis Jreng... Apa itu SKYLANDER??? Seperti apa itu SKYLANDER??? Perubahan apa aja yang ada di SKYLANDER??? Yoi, bikin penasaran kan?? Sabar yak, tunggu sampai bulan maret ya guys... Udah udah... Daripada penasaran, mendingan malam mingguan aja Yuk.. . . . IG@newarmada.official facebook.com/newarmada.karoseri www.newarmada.id . . . . #indonesianbushunter #mybusmyadventure #bisphotogram #busenthusiast #petualang_bus #bisgalery #busismylife #like4like #likes4likes #follow4follow #businternational #internationalbus #bus #sukafotobis #instabus #busphotography #eatsleepbusindo #eatsleepbus #galerybisindonesia #galerybisindo #nusantarabuslovers #busindonesia #indonesianbuslovers #photograperbus #busmaniacommunity #jatengbushunter #forbiscom
A post shared by New Armada (@newarmada.official) on


Semoga Bermanfaat... 😀😀😀

Thursday, January 17, 2019

Cara WhatsApp Orang Tanpa Harus Simpan No Hp

Tips & Trik





Mungkin teman-teman belum pada tau, klo WhatsApp punya fitur bawaan yang membuatmu bisa nge-chat tanpa save nomor HP temanmu/sodaramu atau siapalah itu. dan Tak perlu pakai install ini-itu lagi!

WhatsApp menamai fitur tersebut 'Click for Chat' (Klik untuk Chat). Lewat 
fitur WhatsApp ini, kamu bisa memulai chat dengan seseorang tanpa harus menyimpan nomor telepon orang tersebut di kontak / buku telepon ponsel.

Syaratnya, tentu saja, kamu harus mengetahui nomor orang bersangkutan. Artinya, kamu tidak bisa nge-chat WhatsApp dengan sembarang orang. Nomor telepon itu justru menjadi aspek penting dalam fitur 'Klik untuk Chat' di WhatsApp ini. Selain itu, patut diingat pula bahwa nomor telepon yang hendak kamu ajak chat itu tentunya harus punya akun WhatsApp yang aktif.

Nah, bagaimana caranya? Seperti dikutip dari laman resmi WhatsApp, fitur Klik untuk Chat ini pada dasarnya memungkinkanmu membuat tautan sehingga bisa chat dengan orang yang nomornya tidak kamu save itu. Begini prosesnya.

Langkah pertama nge-chat di WhatsApp tanpa save nomor ini adalah membuat tautan sendiri lewat browser dengan format dasar sebagai berikut:

https://wa.me/(nomor)

Yang harus kamu perhatikan adalah tersebut harus kamu isi dengan nomor telepon lengkap dalam format internasional (kalau Indonesia +62). 


Dengan menggunakan format tersebut, laman web WhatsApp pun mencontohkan penggunaannya ketika sudah disertai nomor telepon, sebagai berikut:

https://wa.me/628561333111



Penggunaan nomor telepon dalam format internasional membuatmu harus menghilangkan setiap angka nol (di depan), tanda kurung, atau tanda hubung.

Jadi, jangan menggunakan bentuk seperti ini: 
https://wa.me/+62-856-133-3111

Selain itu, fitur Klik untuk Chat ini juga membuatmu bisa membuat tautan sendiri langsung beserta isi pesan. Untuk memahami lebih lanjut, simak saja contoh berikut ini.

Format baku yang mesti dipakai adalah: 
https://wa.me/nomorteleponwhatsapp/?text=teksberkodeurl

Contoh: 
https://wa.me/628561333111?text=Saya%20tertarik%20untuk%20membeli%20mobil%20And  
Selain itu Klik untuk Chat ini juga membuat kamu bisa menulis pesan dalam tautan, yang kemudian bisa kamu kirim ke orang dalam kontakmu.

Contoh: 
https://wa.me?text=Saya%20memiliki%20pertanyaan%20mengenai%20apartment%20yang%20disewakan


Setelah mengeklik pada tautan tersebut, daftar kontak di ponselmu akan muncul untuk kemudian kamu kirimkan pesan tersebut.

"Klik untuk Chat berfungsi baik pada telepon ataupun WhatsApp Web Anda," sebut WhatsApp.com di bagian faq-nya. 




Semoga bermanfaat...😀😀😀 





sumber: DetikInet    

Tuesday, January 8, 2019

Mewah! Double Decker Po Primadona

Bismania 




Po Primadona salah satu perusahaan otobus besar yang ada di pulau Sulawesi. Kali ini mereka merilis bus tingkat keduanya di akhir tahun 2018 yang interior dan exteriornya wah banget nih dari bus yang pertama. 

Pada bus Double Decker pertama dibalut cat warna biru metallic yang memakai livery burung Rangkong. Bus tersebut merupakan bus tingkat pertama di Pulau Sulawesi. dan kali ini Po Primadona kembali menambah armada double deckernya yang kedua berwana coklat kemerahan yang berlivery burung Maleo yang merupakan binatang khas Sulawesi.

Bus tingkat kedua Po Primadona ini menggunakan chasis Mercedez Benz OC500RF 2542 Triple Axle atau sering disebut chasis tronton dan dibalut dengan body Highlander Aerodeck buatan karoseri New Armada, Magelang.



Berikut ini adalah video Interior bus tingkat Primadona yang kami kutip dari instagram New Armada.



Semoga bermanfaat...😀😀😀

Sunday, December 30, 2018

Belajar Dari Jepang

Celoteh Kata Gua

Ini Cara Jepang Antisipasi Terjadinya Bencana


Tahun 2018 banyak bencana alam terjadi di Indonesia. Tidak sedikit korban yang meninggal dunia akibat bencana itu, yang paling parah terjadi di bulan Oktober lalu dimana gempa bumi & tsunami mengguncang Palu, Sulawesi Tengah. Ribuan orang menjadi korban bencana tersebut dan tidak sedikit bangunan yang hancur dan roboh, apalagi dihitung kerugian materialnya.

Sudah cukup bagi masyarakat Indonesia untuk terus menjadi korban, sebagai negara yang rentan terhadap bencana, terutama bencana alam (gempa bumi). Sudah sepatutnya kita belajar untuk meminimalisir korban bencana. Dan kita bisa belajar dari negara Jepang untuk menghadapi bencana.

Misalnya untuk meminimalisisasi kerusakan akibat gempa, Jepang mengambil langkah untuk mempersiapkan diri sebelum gempa terjadi. Berikut langkah-langkah yang di ambil seperti dilansir dari laman Jpninfo, Selasa(6/8/2018).

Rumah tahan gempa

Di Jepang, semua bangunan yang akan dibangun harus mengkuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Bangunan yang dibuat harus memenuhi dua syarat yaitu bangunan dijamin tidak akan runtuh karena gempa bumi dalam 100 tahun kedepan dan dijamin tidak akan rusak dalam 10 tahun pembangunan.
Selain itu, semua bahan yang digunakan untuk konstruksi harus mengikuti aturan ketat dari pihak yang berwenang.



Sistem ini memang sudah digunakan oleh pemerintah Indonesia beberapa waktu belakangan. Terutama sehabis gempa 9.0 SR mengguncang Aceh di tahun 2004 silam. Dimana saat ini pemerintah sudah membangun rumah tahan gempa, yang bernama rumah 'Risha'. Dan model rumah Risha juga akan dibangun di daerah gempa lainnya, seperti Lombok dan Palu yang dilanda gempa beberapa waktu lalu. 

Sistem peringatan gempa

Semua handphone di Jepang memiliki sistem peringatan gempa/tsunami yang dipasang. Sistem ini akan memberi peringatan sekitar 5 hingga 10 detik sebelum bencana terjadi, peringatan juga akan memberi tambahan waktu untuk melarikan diri ke tempat aman atau berlindung dibawah meja.

Sedangkan di pesisir lebih mungkin menimbulkan tsunami, Jepang membangun sistem peringatan sekitar 5-10 menit sebelum tsunami datang. dan sistem peringatan ini juga sudah dipunyai Indonesia lewat aplikasi BMKG, namun untuk sistem pedeteksi tsunami, Indonesia juga punya, Tapii... saat ini (2018) semua alat tersebut sudah tidak berfungsi lagi dikarenakan masalah perawatan, kerusakan, dan vandalisme.

Sistem pencegahan bencana Terpadu

Untuk mengurangi dampak kerusakan akibat bencana alam, pemerintah Jepang memberikan panduan luas tentang cara bertahan hidup saat terjadi gempa atau tsunami. Jepang telah membangun sistem darurat ketika bencana besar terjadi posko pengungsian.

Lalu, setiap warga disana menyiapkan ransel darurat untuk menyimpan hal-hal penting seperti senter, obat-obatan, makanan, selimut dan lainnya untuk bertahan hidup selama tiga hari hingga 1 minggu.

Meningkatkan pengetahuan hadapi bencana

Pemerintah Jepang juga fokus meningkatkan pengetahuan warganya akan gempa dan tsunami. Pelatihan simulasi bencana secara teratur diadakan.
Simulasi bencana sudah mulai diajarkan sejak TK dan siswa-siswi sekolah serta anak muda lainnya. Warga Jepang diajarkan agar tidak panik saat terjadi bencana, melarikan diri dengan teratur dan tidak terburu-buru.

Ini yang menjadi fokus kemendikbud untuk memasukkan kurikulum baru tentang pelatihan menghadapi gempa bumi, mulai dari tingkar TK, SD, SMP, hingga SMA. Dengan begitu pengetahuan rakyat Indonesia bertambah dalam menghadapi bencana. 

Mematikan gas

Ibu rumah tangga di Jepang mempunyai peranan penting dalam pencegahan bencana. Karena gempa bumi kemungkinan akan mempengaruhi saluran pipa gas yang dapat memicu ledakan dan kebakaran, setiap kali gempa terjadi ibu rumah tangga dilatih untuk segera bergegas ke dapur untuk mematikan gas (dan listrik jika perlu).


Semoga bermanfaat...😀😀😀



Note: gua menambahkan beberapa opini gua pada artikel di atas. dan penambahan opini tersebut sepenuhnya keresahan dan pandangan gua aja tanpa bermaksud menyinggung seseorang atau instansi manapun.

Tuesday, December 25, 2018

Cara Media Jepang Tayangkan Bencana di TV

Celoteh Kata Gua




Tahun 2018 banyak bencana alam terjadi di Indonesia dan media terus menayangkan berita dan gambar kesedihan itu. Harusnya sebagai tempat memberikan informasi yang utama, media sepatutnya tidak menyuguhkan gambar yang membuat sedih, belas kasihan kepada masyarakat Indonesia dan juga dunia. Dan para media di Indonesia bisa mencontoh dari negara Jepang dalam menyampaikan informasi bencana.

Sebagai negara yang sangat rentan terhadap gempa dan tsunami, Jepang memiliki sikap yang sangat positif dalam pemberitaan dari media setempat. Hal ini terlihat dari gambar-gambar yang dipilih untuk dimuat dan ditayangkan ke layar kaca.

Sementara itu, tidak sedikit media di dunia termasuk Indonesia yang baru-baru ini terkena bencana gempa & tsunami yang menimpa daerah-daerah di Sulawesi Tengah, dan Tsunami Banten dan Lampung menayangkan berita dengan dipenuhi gambar dan foto-foto grafis yang menyedihkan atau membuat pilu. Sama halnya dengan kejadian tragedi Lion Air JT 610 yang terjadi pada Senin (29/10) lalu.

Oleh karena itu, kali ini gua akan membahas terkait dengan hal-hal yang biasanya dimuat media Jepang pada pemberitaan bencana di negara tersebut yang dirangkum dari berbagai sumber:

1.Minim memperlihatkan foto-foto kesedihan korban bencana
Meskipun hampir seluruh media di dunia ini akan berlomba-lomba dalam menayangkan berita buruk dengan tetap berpegang pada pameo "Bad news is a good news" dengan menjual kesedihan para korban di lokasi bencana, hal ini tidak dilakukan media Jepang.

Media disana tidak menayangkan potret kesedihan para warganya yang terkena bencana, karena mereka tau klo ditayangkan akan membuat sedih orang yang menontonnya.

2.Tidak menampilkan korban tewas
Dengan kondisi bencana tsunami di Jepang pada tahun 2011 itu, semua media seolah mendapat banyak bahan pemberitaan melalui tayangan-tayangan berupa kerusakan material bangunan hingga mayat yang bergelimpangan, namun hal ini tidak dilakukan media Jepang. mereka memilih untuk menayangkan proses terjadinya tsunami itu sendiri.

Berbeda dengan di Indonesia, gambar orang tetap ditayangkan meski sudah di blur. Menurut gua sih mending ga usah ditayangin sekalian dan itu lebih baik. Emang ga bisa ya nyari gambar lain gtu selain korban tewas?  


3.Menyuguhkan Informasi Kondisi Lingkungan dan Alam
Dari pada menayangkan foto-foto dengan nuansa yang menyedihkan dan kurang etis untuk dilihat, mereka memilih memberikan informasi terkait kondisi alam dan lingkungan sekitarnya untuk diliput.

Ini sudah gua liat kemarin saat para media ikut melihat aktivitas Erupsi Gunung Anak Krakatau dari atas pesawat Susi Air. Itu akan lebih memberikan ilmu kepada penontonnya dari pada berita tentang korbannya. 

4.Menyiarkan keberhasilan tim SAR
Berita yang banyak ditayangkan media Jepang terkait bencana tersebut akan banyak menyoroti keberhasilan para regu penyelamat atau tim SAR dan rencana serta implementasi yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan kota. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah trauma berkepanjangan kepada korban terdampak.

Dan mencegah trauma ini jangan hanya ditugaskan kepada pemerintah saja, semua elemen masyarakat juga patut untuk membantunya.


Inilah bentuk tanggungjawab moral yang ditunjukan media Jepang pada publik dan terutama untuk menghormati korban dan keluarganya. Sehingga tidak menimbulkan kesedihan berkepanjangan bagi siapapun yang mengalami bencana tersebut. Berbeda dengan di negara ini yang menjadi berita buruk menjadi berita baik.

Semoga ke depannya para Pimpinan Redaksi kantor berita di Indonesia bisa memberikan pengarahan kepada timnya untuk membuat berita yang lebih baik untuk disampaikan ke masyarakat.



Semoga Bermnafaat...😀😀😀


Sumber: berbagai sumber

Story Of 3075 Mdpl (Part 3)


Celoteh Kata Gua




Cerita sebelumnya...👉👉👉 [Part 2]
 
Dilempar Batu

Menuju perjalanan turun dari Puncak Ciremai kami mengalami peristiwa yang misterius. Jam 17.30, Tepat setelah Pos Pesanggrahan perjalanan kami ‘diganggu’ oleh lemparan sebuah benda seperti batu dari arah depan. Saat itu teman  gua, Tanto yang berada di paling depan tiba-tiba langsung berhenti sejenak untuk melihat arah lemparan itu, namun kami tidak melihat orang ataupun hewan yang melemparkan benda tersebut ke arah kami.

Mengetahui tidak ada seorang pendaki atau hewan pun yang lewat di depan, kami melanjutkan perjalanan turun. Tidak sampai 100 meter perjalanan kami terhenti lagi dan kejadian serupa terulang lagi, tapi kali ini lemparannya semakin banyak dan mengenai Tanto yang berada di paling depan.

Tidak pakai pikir panjang dan melihat sekeliling, dengan sedikit berteriak Tanto langsung memanggil ‘ranger’ kami bang Kumis. Bang kumis yang sejak turun dari puncak menjadi sweeper kami di belakang langsung berjalan ke depan, dan Tanto langsung menceritakan kejadian aneh tersebut. Sejak saat itu posisi paling depan diambil alih oleh bang kumis.

Waktu magrib tiba, kami berhenti sejenak untuk beristirahat, mempersiapkan senter dan minum beberapa teguk air. Kok bisa dapat air? Sewaktu di puncak kami mengambil air di gua wallet untuk persediaan turun. Saat berhenti bang kumis mem’brefing’ kami, dia bilang:

“jika nanti melewati pos/shelter ucapkan salam, ’assalamualaikum’ ”

Gua anak kecil yang masih polos mau ga mau harus mengikuti perintahnya karna dia kan orang yang sering bolak balik kesini (Gn Ciremai). Dan gua mau pengen turun ke basecamp dengan selamat!.

Abis magrib kami melanjutkan perjalanan, kami langsung mengambil posisi untuk terus rapat supaya tidak ada orang yang tertinggal dan tersesat.
Jika kita melakukan perjalanan di malam hari posisi rapat antar setiap orang memang sangat di rekomendasikan untuk meminimalisir tertinggal dan tersesat di dalam hutan. Sampai saat ini ilmu itu terus gua pakai setiap mendaki pada malam hari. Namun perjalanan mendaki pada malam hari tidak dianjurkan untuk pendaki pemula.


Setelah berjalan kurang lebih satu jam, kami tiba disebuah shelter dan kami mengucapkan salam untuk melewatinya. Saat mengucapkan salam, bulu kudukku langsung berdiri, terasa seperti ada yang mengucapkan salam balik. Padahal di shelter tersebut suasananya  sepi dan sunyi yang ada hanya suara jejak langkah kami menginjak dedaunan di atas tanah.

Pohon Tumbang

Mendekati pos 4 yang mana merupakan pos tempat kami mendirikan tenda. Bang kumis berinisiatif untuk mencari kayu atau ranting yang jatuh, untuk dijadikan kayu bakar. Gua dan teman-teman juga ikut mencari kayu/ranting untuk dibawa ke tenda. Dimana sinar senter yang kami bawa sudah mulai meredup cahayanya.

Iyaa, gua malem-malem cari kayu bakar di dalam hutan yang masih ada populasi ‘maung’ nya. Gila ga tuh..

Usai mendapatkan beberapa kayu dan ranting, kami melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara,

“kre kre ke ke kek…bug” suara pohon tumbang.

Mendengar suara itu kami pun berhenti sejenak untuk melihat pohon sebelah mana yang tumbang. Setelah mengarahkan senter ke arah suara, dan kami tidak melihat apa-apa, kami pun melanjutkan perjalanan.

Tidak jauh dari tempat berhenti kami yang  tadi, Tiba-tiba terdengar suara pohon tumbang kembali dan kali ini dekat dengan kami!. Gua langsung mengambil ancang-ancang untuk lari jika pohon yang jatuh tepat kearah gua berdiri. Benar saja, pohon itu jatuh tepat beberapa meter dari jalur pendakian yang gua lintasi



Aneh, kenapa pohon tersebut bisa tumbang? Padahal tidak ada angin, hujan atau apalah itu yang dapat menggoyangkan pohon tersebut sampai tumbang. Dan itu terjadi setelah kami mencari kayu/ranting tadi.

Beda orang, beda pemikiran, setelah mendengar pohon tumbang di dekat kami, bang kumis malah mencari kayu tersebut. Buat apa? Buat dijadikan kayu bakar!
Benar saja setelah mencari beberapa saat, bang kumis mendapatkan kayu tersebut. Ukurannya tidak terlalu besar kurang lebih sebesar pipa paralon besar dan panjangnya sekitar 2 meter. Saat menemukan kayu tersebut bang kumis menyuruh gua dan teman-teman untuk mengangkatnya. Gua kira berat karna ukurannya yang lumayan besar, tapi ternyata enteng banget bro, cukup 2 orang untuk mengangkat kayu tersebut.

Lanjut kami melanjutkan perjalanan, setelah berjalan kurang lebih 10 menit kami tiba di pos 4. Gua langsung ‘ngedeprok’ di tanah karena sudah capek banget dan juga lapar

Setibanya di basecamp, teman-teman yang tidak ikut ke puncak telah memasak dan menyajikan makan malam untuk kami. Dan yang paling wajib ketika sampai di basecamp adalah menyeduh kopi!.

Tidak menunggu lama gua langsung mencari posisi enak untuk menyantap makanan yang sudah disajikan. Selepas makan malam gua langsung mendekati api unggun yang sudah menyala untuk memberikan kehangatan di malam yang dingin kala itu. Tentu saja kayu yang dipakai merupakan kayu tumbang misterius itu.

Para Wanita Tangguh

Di saat kami sedang bercerita sambil meminum kopi panas, tiba-tiba ada rombongan pendaki lain datang. Rombongan pendaki tersebut hendak turun ke pos palutungan,  rombongan pendaki itu adalah para perempuan tangguh yang menembus hutan di kegelapan malam.

Para pendaki perempuan itu pun istirahat di tenda kami sambil kami menyajikan kopi dan the hangat. Usut punya usut ternyata para pendaki perempuan itu berasal dari mapala UNJ yang sedang mencoba jalur lintas, naik dari Linggar Jati turun di Palutungan.

Pantas saja mereka tidak takut jalan di kegelapan malam, menerobos belantara hutan. Mental para pendaki perempuan itu tidaklah lemah, mereka terus jalan tanpa kenal takut apa yang ada dihadapannya.

Setelah menghabiskan segelas kopi dan teh, para pendaki wanita itu langsung melanjutkan perjalanan turun ke pos Palutungan. Selepas mereka pergi, gua langsung menuju dalam tenda imut yang menjadi hotel mewah untuk beristirahat.

Jejak Harimau

Pagi harinya, teman-teman sudah bercekrama di depan tenda untuk memasak sarapan pagi. Gua pun terbangun gara-gara tenda sebelah menyalakan mp3 lagu iwan fals dan teman yang ada di dalam tenda itu bernyanyi dengan suara fals nya. Hahahaa


Tidak lama kemudian gua keluar tenda untuk menikmati udara pagi di dalam hutan. Sinar matahari menembus disela-sela rimbunya daun pepohonan, kondisi itu langsung gua manfaatkan untuk berjemur mencari kehangatan. Pagi itu merupakan hari terhangat yang pernah gua rasakan selama tiga hari pendakian.
Sambil menikmati teh hangat, gua memasak Indomie goreng untuk sarapan pagi, kenapa ga makan nasi? Karena gua pada waktu itu banyak membawa Indomie dari pada nasi Hahahaha. (maklum masih noob)


Sembari gua dan teman-teman makan, beberapa teman dari Cirebon mulai membereskan flysheet dan juga tenda.  Karena pagi itu kita sudah harus turun menuju pos palutungan. Sehabis sarapan, gua dan teman-teman juga langsung membongkar tenda dan melakukan packing.

Setelah semua rombongan kami makan sarapan dan selesai packing, Kami berkumpul dan berdoa untuk perjalanan turun ke pos palutungan. 

Jam menunjukkan pukul 10.00. Perjalanan turun dimulai, baru beberapa meter berjalan, kami menemukan jejak harimau yang letaknya tidak jauh dari tenda kami. Jejak itu terceplak di atas tanah becek seusai hujan kemarin, jejak itu juga terlihat masih baru dan besarnya setelapak tangan orang dewasa. 

Sedikit informasi bahwa di Taman nasional Gunung Ciremai, memang masih ada habitat harimau jawa. Jadi bagi teman-teman yang ingin mendaki Gunung Ciremai harap berhati-hati.

Tidak lama melihat jejak harimau itu, kami melanjutkan perjalanan. Di perjalanan turun ini gua dan rombongan tidak melewati jalan semak-semak seperti di awal pendakian, tapi kami mengikuti jalur resmi pendakian palutungan.

Yang gua rasakan pada saat itu, jalur resmi pendakian palutungan ternyata lebih mudah untuk pemula, karena treknya landai dan tidak banyak tanjakannya. Dan mendakati lereng gunung treknya sudah di dominasi oleh jejak ban motor trail (saat itu).

Pulang

Setelah berjalan sekitar 4 jam, kami tiba di basecamp palutungan. Iyak basecamp, bukan pos registrasi palutungan, karena pada waktu itu kita naik lewat jalur tidak resmi alias jalur masyarakat setempat. Jadi mau ga mau ketika mendekati pos registrasi kami turunnya lewat jalur para petani

Di basecamp palutungan gua istrahat menunggu angkot charteran. Di sela-sela mengunggu gua melihat-lihat souvenir gunung ciremai, mulai dari stiker, emblem, kaos, gelang, gantungan kunci, dll. Dan gua membeli stiker Taman Nasional Gunung Ciremai. Mungkin dengan cara membeli souvenir tersebut kita dapat membantu perekonomian masyarakat di lereng gunung ciremai.

Sekitar satu jam menunggu angkot carteran pun datang, gua langsung bersiap untuk kembali ke kampus STIKOM. Sesampainya di kampus, gua dan teman-teman dari Bekasi menyempatkan dulu untuk mandi dan berganti pakaian, tidak lupa sambil ngopi-ngopi.

Waktu perpisahan pun tiba, setelah gua dan teman-teman mandi dan berganti pakaian saat itu pula kami yang dari Bekasi berpamitan dengan Bang Kumis dan teman-teman dari mapala STIKOM Cirebon. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka yang telah menemani, membantu gua dan teman-teman untuk menggapai puncak tertinggi Jawa Barat. Gua pun sadar di atas sana bang kumis dkk telah banyak membantu mulai dari kaki gua keram, menyiapkan makanan, mengambil air, dll. Gua pribadi sangat berterima kasih kepada mereka semua.

Akhirnya gua dan teman-teman pun pulang ke Bekasi dengan selamat, dan sampai di rumah masing-masing.

The End