Saturday, November 16, 2019

Bukan BIG BANG! Ini Cerita Proses Terjadinya Langit dan Bumi

Celoteh Kata Gua

Cerita Proses Terjadinya Langit dan Bumi dari Alquran 




Sains ternyata bisa dipelajari lewat Alquran. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang menyebutkan proses terjadinya langit dan bumi.

Kemukjizatan Alquran dari segi sains secara ilmiah merupakan ilmu perantara yang terkait dengan berbagai spesialisasi. Perlu adanya kerjasama antara ahli fiologi dan ahli agama (ulama) yang konsisten dengan kaidah penafsiran umum yang sesuai dengan batasan bahasa dan syariat serta konsisten dengan sikap hati-hati yang semestinya dimiliki oleh orang yang mempelajari Alquran
Berbicara soal terciptanya bumi dan langit. Dalam Alquran juga dijelaskan bagaimana proses terjadi proses pembentukannya. 

Seperti dalam surat Al-Anbiya ayat 30 yang artinya:

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu berpadu, lalu Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup di air. Maka mengapa mereka tidak beriman?"

Dikutip dalam buku Dimensi Sains Al-Quran oleh Prof. Dr. Ahmad Fuad Pasya ditafsirkan bahwa kanata ratqan dalam ayat di atas berarti bahwa bumi dan langit dahulunya adalah satu. Ini menunjukkan bahwa langit dan bumi tercipta dari unsur-unsur yang sama.

Adapun frase fa fataqnahuma diartikan bahwa Allah kemudian memisahkan langit dan bumi yang sebelumnya menjadi satu, keduanya lalu menyebar di angkasa menjadi beberapa bagian sesuai kehendak-Nya.

Kata ritq dalam bahwa Arab berarti "menggabung" dan "menghimpun". Ritq juga merupakan lawan kata fatq. Irtaqqa berarti "menyatu".

Masalah asal mula kejadian dan evolusi alam sebenarnya merupakan perkara ghaib. Hakikat yang sebenarnya hanya diketahui oleh Allah sesuai dengan firman-Nya dalam QS Al-Kahfi: 51 yang artinya:

"Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong,"


Tentunya hal ini tidak menghalangi manusia untuk melakukan penelitian dan pembahasan tentang ayat-ayat Allah agar manusia semakin bertambah iman pada kekuasaan dan keesaan Allah SWT. 


Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-'Ankabut:20 yang artinya:

"Katakanlah, "Berjalanlah kamu di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulai menciptakan makhluk (manusia),"
Juga di dalam Alquran surat An-Nasi'at: 30-31 yang artinya:

"Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Dia mengeluarkan dari dalamnya air dan tumbuh-tumbuhan. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya untuk kepentingan kalian dan ternak-ternak kalian."

Tak hanya itu, ayat berikut ini juga menunjukkan beberapa fenomena alam yang diinformasikan Allah untuk kekuasaan-Nya yang sempurna dan hikmah-Nya yang tinggi:

"Allah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kalian lihat, kemudian Dia bersemayang di atas 'Arasy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hanya waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan ayat-ayat-Nya supaya kalian meyakini pertemuan dengan tuhan kamu. (QS Ar-Ra'd: 2).


Sebuah sistem yang mencegahnya agar tidak terjadi tabrakan meskipun jumlah benda-benda
 langit sangat banyak. Allah SWT memelihara dan mempertahankannya sampai batas waktu yang ditentukan (saat kiamat tiba).

"Tidak mungkin matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS Yasin:40).

Beberapa ayat Alquran juga menegaskan alam dan seisinya ini bersifat fana. Di akhir kehidupan akan terjadi kiamat dan pembangkitan, keabadian hanya milik Allah SWT semata.

"Segala yang ada di bumi akan binasa. Dan yang kekal adalah wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar-Rahman: 26-28)


"Dan janganlah kalian menyembah tuhan lain selain Allah. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah. Bagi-Nya segala keputusan dan kepada-Nya kalian akan dikembalikan. (QS Al-Qashash: 88)


Sains modern telah menemukan beberapa fakta ilmiah yang sejalan dengan Alquran tentang peristiwa dan tanda-tanda hari kiamat, seperti firman Allah SWT berikut ini:

"Dan Dia menahan benda-benda langit jatuh ke bumi kecuali dengan izin-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia." (QS Al-Hajj: 65)
"Dan sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya tidak lenyap. Dan sungguh jika keduanya lenyap, tidak seorang pun dapat menahannya selain Dia. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun Lagi Maha Pengampun. (QS Fathir: 41)

Saat hari kiamat, terjadi gangguan sistem yang mengatur alam ini sesungguhnya akan ada guncangan amat dahsyat seperti yang dijelaskan dalam firman Allah:

"Apabila 
bumi diguncangkan dengan seguncang-guncangnya, dan bumi mengeluarkan isinya dan manusia berkata, "Apa yang terjadi padanya? Pada hari itu bumi menceritakan berita (kepadanya) karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan padanya. (QS Az-Zalzalah: 1-5)

Untuk itu, kita sebagai muslim harus tetap menjalankan perintah Allah SWT. Karena akhirnya kita akan kembali kepada-Nya dengan membawa amalan yang baik sehingga nantinya akan dipertemukan kembali di surga.



Semoga Bermanfaat dan Menambah ilmu teman-teman semua.



sumber: detik.com

Monday, June 3, 2019

Atap Tertinggi Jawa 3676 Mdpl Part 2

Celoteh Kata Gua



Cerita sebelumnya... [Part 1]

Pukul 10.00 WIB kami mulai packing kembali untuk melanjutkan pendakian, karena tujuan kami semua bukan hanya sampai Ranu Kumbolo. Selanjutnya gua akan menuju camp site Kalimati yang merupakan camp terakhir tepat di bawah ‘tubuh’ gunung semeru yang menjulang tinggi di tanah jawa.

Tapi perjalanan menuju Kalimati tidak seindah yang dibayangkan, kita harus melewati tanjakan yang sangat fenomenal yang bernama Tanjakan Cinta. Tanjakan ini merupakan celah antara 2 bukit yang mengelilingi Ranu Kumbolo dan tanjakan ini mempunyai mitos yang sangat terkenal di kalangan para pendaki gunung. Mitos tersebut masih ada sampai sekarang, mitosnya adalah “Jika kita melewati tanjakan cinta ini dan tidak menengok ke belakang sampai puncaknya, maka semua doa yang kita ucapkan akan terkabul”.

Tanjakan cinta memang tidak seindah namanya, kita yang melewatinya harus mempunyai tenaga ekstra untuk melewatinya. Karena tanjakan ini mempunyai kemiringan sekitar 50 derajat, jadi dapat dipastikan kaki kita akan cepat lelah untuk menahan berat keril yang kita bawa masing-masing sambil menanjak. Beda ceritanya bagi pendaki yang menyewa porter untuk membawa perlengkapan dan logistic, tentu mereka akan terasa ringan untuk melewati tanjakan ini.

Oiya di Gunung Semeru teman-teman bisa menyewa jasa porter untuk membawa perlengkapan dan logistic dengan harga Rp 250 ribu per harinya (saat itu 2015). Porter disini juga bisa menjadi ‘pawang’ jika ada pendaki yang kerasukan makhluk halus, serta porter disini juga biasanya menjadi tim SAR jika ada pendaki yang hilang di kawasan TNBTS.

Lanjut, setelah berjuang selama kurang lebih 30 menit gua sampai di puncak Tanjakan Cinta. Loh kok lama? Iya karena gua banyak berhenti untuk mengambil napas yang karena beban keril gua bisa mencapai 20 kg lebih!. Yang pernah bawa keril dengan berat 20 kg lebih pasti tau rasanya gimana melewati tanjakan cinta yang fenomenal ini. Sempat berhenti sejenak di puncak untuk melihat pemandangan Ranu Kumbolo dari atas Tanjakan Cinta. Begitu indah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa menciptalan hamparan lukisan alam yang membuat rasa capek dan lelah menjadi sebuah senyuman indah di wajah para penikmat alam. Senyuman itu juga menghapiri gua yang tidak ada habis-habisnya mengagumi keindahan alam Indonesia yang indah ini, sambil memikirkan si dia yang jika suatu hari nanti gua akan mengajaknya untuk melihat tempat indah ini.

Udah selesai melamun, baru jalan beberapa langkah gua melihat lagi pemandangan kedua yang tidak kalah indah dari Ranu Kumbolo, kali ini landscape Oro oro Ombo dan puncak Semeru yang menyita perhatian. Lagi-lagi gua harus berhenti sejenak untuk mengabadikan lukisan alam di tanah Jawa Timur ini seperti di negeri dongeng. Biarpun panas terik menyelimuti kulit ini, terkalahkan hamparan tumbuhan ungu di bawah bukit ini.

Setelah berkumpul kembali gua dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke bawah, tapi gua tidak melewati trek turunan curam selepas Tanjakan Cinta, karena menurut gua terlalu akan sangat berbahaya jika dengan beban keril yang sangat berat melewati turunan curam, serta banyak pendaki lain yang melewati turunan itu dengan cara berlari, sehingga menyebabkan debu-debu dan pasir berterbangan. Gua lewat jalur setapak lama yang mengitari sisi kiri bukit, jalur yang sangat sempit jika berpapasan dengan pendaki lain, kita harus mengalah untuk memberikan jalan terlebih dahulu. Biasanya jalur ini dipilih para pendaki yang ingin balik ke arah Ranu Kumbolo, karena jika melewati jalur tengah yang memotong savanna lavender, mereka akan menanjak untuk mencapai puncak Tanjakan Cinta. Memang jalur tengah itu membuat waktu tempuh kita jadi lebih pendek, tapi resikonya kita harus menghadapi trek menanjak.

Di ujung Oro Oro Ombo terdapat pos 5 Cemoro Tunggal, disini banyak pendaki yang beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga yang hilang disengat teriknya mentari hari itu. Di pos Cemoro Tunggal ada warung yang menjual gorengan, semangka, dan melon. Makanan paling favorit di pos ini adalah Semangka, karena buah ini mengandung air yang sangat banyak serta mampu menghilangkan dahaga para pendaki.

Dari pos Cemoro Tunggal ini perjalanan masih lumayan jauh, di tengah perjalanan menuju pos 6 Jambangan gua sempat berhenti lama untuk menunggu teman-teman di yang berada di belakang. Gua juga udah capek banget dan haus sekali karena gua tidak membawa botol minum, karena botol minum gua dibawa oleh topik yang saat itu berada di rombongan belakang. Apa yang gua lakukan jangan ditiru ya, seharusnya setiap pendaki wajib membawa botol minum sendiri-sendiri.

Sambil menunggu gua sempat bertemu dengan beberapa pendaki dari rombongan lain dan sempat ngobrol sedikit asalnya dari mana serta tentang gunung mana saja yang pernah di daki sebelumnya. Mungkin ‘obrolan’ terhadap pendaki lain sudah mulai terkikis di jaman ini, karena banyak sekali pendaki yang asik mengobrol hanya dengan rombongannya sendiri. Padahal obrolan antar pendaki lain bisa menjadi cerita tersendiri bagi kita, apalagi ditambah cerita mistisnya yang makin membuat penasaran.

5 CM
Hal Pukul 15.00 WIB gua sampai di pos 6 Jambangan, dari pos ini tinggal hanya 15 menit lagi untuk sampai di pos Kalimati. Di Jambangan kita bisa melihat ‘gagah’nya puncak Mahameru dari dekat sambil kita mengabadikannya lewat kamera hape. Disini gua berhenti cukup lama untuk menunggu teman-teman lainnya dan gua ditemani oleh wahid dan bocah SMP (Lupa namanya) yang ikut dengan rombongan kita. Sebelumnya bocah SMP ini tidak bergabung dengan rombongan kita, tapi saat di Ranu Kumbolo, dia dan kakaknya kenal dengan salah satu teman dari rombongan kami. Kerennya, mereka melakukan pendakian ke Gunung Semeru cuma berdua!.

Sambil menunggu, gua sempat bertanya kepada bocah SMP ini.
Gua : “Lo tinggal dimana?”
“Kelapa Gading bang”
Gua: masih sekolah?
Masih
Gua: “Kelas berapa?”
“Kelas 2 SMP”
Gua: “Kenapa mau ikut naik gunung, sama kakak lo?”
“Karena diajak sama kakak gua ke semeru, yaudah gw ikut aja”
“lagi juga gua pernah nonton film 5 cm, bagus banget liat pemandangan Ranu Kumbolo, dan kayaknya enak gitu naek gunung, jadi pengen coba deh”
Gua: “udah berapa kali naik gunung?”
“Baru kali ini bang, sebelumnya paling acara pramuka kemah dimana gitu”
Gua: “Oooo… (dalam hati mah, buset ni bocah nekat banget naik gunung tanpa tau apa-apa)”.
Mendengar jawabannya itu gua hanya bisa geleng-geleng kepala, memang karena film 5 cm yang begitu meledak di perfilman Indonesia banyak sekali pendaki pemula yang datang ke Gunung Semeru ini tanpa mengetahui Standart Operasional Pendakian (SOP) bahkan perlengkapan pendakiannya juga tidak terlalu lengkap.
SOP di gunung semeru memang tidak sama dengan gunung-gunung lainnya, karena disini resikonya jauh lebih besar jika kita tidak tau medan yang akan dilalui di gunung ini, apalagi trek menuju puncaknya yang banyak sekali memakan korban, baik itu yang meninggal dunia, maupun yang tersasar.

Tapi saat ini SOP TNBTS sudah sangat ketat sekali, ada beberapa barang sudah tidak boleh lagi dibawa saat pendakian di gunung semeru, seperti Tisu Basah, Speaker Bluetooth, Drone, hingga pembatasan Botol Air Kemasan. SOP tersebut dibuat karena banyak pendaki nakal yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya yang bisa merusak ekosistem di TNBTS, terutama soal sampah.
Jika kalian ingin tau lebih lengkap tentang SOP TNBTS kalian bisa membaca tulisan gua DISINI.



CAMPSITE KALIMATI
Setelah kurang lebih 30 menit menunggu, gua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Kalimati, toh disana sudah ada guide kami Bang Ipran yang sudah sampai duluan disana untuk mendirikan tenda. Tapi, setelah sampai di Kalimati gua mencari bang Ipran diantara banyaknya tenda yang sudah berdiri lengkap dengan warna-warninya. Gua, wahid dan bocah SMP itu bolak-balik mencari bang Ipran yang entah dimana ia mendirikan tenda. Namun akhirnya gua menemukan bang Ipran, ternyata ia mendirikan tenda di tempat lain sendiri. Kalo pendaki lain mendirikan tenda dekat jalan masuk menuju puncak Semeru, tapi bang Ipran memilih di sebrang jalan masuk (deretan toilet seng) yang view nya kita bisa melihat puncak Mahameru. Di situ rombongan tenda kami berdiri sendiri bahkan di kanan kiri kami tidak ada tenda pendaki lain sama sekali.

Ada sebuah alasan kenapa bang Ipran memilih tempat itu untuk mendirikan tenda.  Pertama adalah supaya kami jauh dari suara ‘berisik’ dari tenda tetangga. Kedua, supaya kami bisa tidur pulas sebelum tengah malamnya kita bangun untuk summit. Ketiga, supaya jika kita ingin buang air tidak terlalu berjalan jauh dari tenda dan tidak harus menahan nafas karena bau pesing yang menyengat. Namun untuk mendirikan tenda di tempat itu ada resikonya yakni langsung terkena angin, karena tidak ada pepohonan yang menghalangi tenda kami, berbeda dengan tenda-tenda yang ada di dekat bangunan pos Kalimati, tertutup dengan rimbunnya pepohonan.

Oiya gua sampe di Kalimati sekitar jam 15.00 WIB, karena sudah banyak tenda yang berdiri saat itu. Sampai di tenda gua langsung istirahat sebentar untuk minum dan meluruskan kaki yang pegal sekali. Tiba-tiba bang Ipran menyuruh kami untuk mengambil air di Sumber Mani Kalimati yang letaknya lumayan jauh dari tempat kami mendirikan tenda. Sumber Mani merupakan sumber air satu-satunya yang ada di Kalimati. Lokasi untuk mencapai Sumber Mani lumayan terjal dan licin, jika kita menuju kesana treknya hanya turun, tapi jika kita kembali ke arah camp site / tenda treknya akan berubah menjadi menanjak, itu akan menjadi masalah tersendiri jika kita hanya sendiri mengambil air.

Sebaiknnya jika teman-teman ingin mengambil air di Sumber Mani pastikan kalian jalan berdua atau lebih. Bagi teman-teman yang sudah pernah ambil air di Sumber Mani pasti tau gimana susahnya membawa derijen dan botol untuk naik. Satu lagi, pastikan jika kalian ingin mengambil di Sumber Mani jangan mendekati waktu gelap/magrib, karena di TNBTS masih banyak binatang nocturnal atau binatang yang keluar untuk mencari makan pada malam hari.

Di Sumber Mani ada beberapa mata air yang keluar, mulai dari yang besar sampai mata air kecil yang letaknya tidak jauh dari sumber mani yang biasa diambil oleh para pendaki. Mata air disini sangat bersih dan enak untuk diminum, tapi tak jarang di dekat lokasi mata air banyak terdapat ‘ranjau darat’  para pendaki, yang malas untuk mencari tempat yang jauh dari air atau masuk ke dalam hutan.

Usai mengambil air dari Sumber Mani yang saat itu langit sudah mulai gelap, gua cepat-cepat untuk kembali ke camp site kalimati. Saat itu air yang gua bawa lumayan banyak sekitar 6 botol air ukuran 1500 ml yang diikat dengan tali rapia untuk memudahkan mengangkatnya, kalian yang pernah melihat para pendaki yang turun gunung lalu membawa botol kosong yang diikat di belakang carierr, begitulah bentuknya. Selama perjalanan kembali kembali ke kalimati, masi ada beberapa pendaki yang datang untuk mengambil air, kebanyakan dari mereka adalah para porter yang sudah biasa mengambil air disana.

Sampai tenda, gua langsung memberikan air itu ‘para juru masak’ untuk diolah menjadi makanan atau minuman yang enak untuk dinikmati di bawah puncak mahameru yang melihat dari atas sana. Pada malam itu kami juga mempersiapkan makanan untuk ‘pengganjal’ perut pagi dini hari nanti kami menuju puncak mahameru. Oiya sebenarnya bang ipran telah memberitahukan kepada kami untuk bisa tidur di jam 19.00, karena dini hari nanti sekitar jam 01.00 kami dijadwalkan untuk memulai perjalanan menuju puncak gunung semeru. Mendengar hal itu, setelah makanan telah matang, teman-teman langsung cepat mengambil dan menghabiskan makan malamnya dan langsung cepat-cepat tidur untuk mempersiapkan stamina dini hari nanti.


Sementara itu, ada beberapa dari rombongan kami yang tidak ikut muncak, karena faktor fisik dan umur Hehehee. Saat itu kalau tidak salah yang tidak ikut muncak itu mbak nur dan mas gogik, mereka berdua bertugas mempersiapkan masakan dan menjaga tenda. Bisa dibilang mereka berdua adalah pendaki paling senior diantara rombongan kami dan sudah sering bolak-balik ke semeru. Usai makan malam gua sempatkan untuk melihat puncak semeru sekali lagi yang terpampang gagah tepat di depan tenda dan dalam hati gua bilang “pasti gua bisa sampe sana!” . sekitar pukul 20.00 gua mulai masuk tenda dan sleeping bag, siapkan fisik untuk menggapai puncak semeru dini hari nanti!.

To Be Continue.... [Part 3]


Tuesday, April 16, 2019

Di Waktu Singkat

Celoteh Kata Gua


Di Waktu Singkat

Kita saling menatap

Tapi tak pernah menetap

Hanya sekedar lewat di waktu yang singkat

Dan

Aku tau kau memang manis, di samping ibumu kau tersenyum manis

Tak sanggup menyapa, meski hanya sekedar lewat kata 'Hai'


[a.f]


#celotehkatagua


Sunday, April 14, 2019

Atap Tertinggi Jawa 3676 Mdpl Part 1


Celoteh Kata Gua



Musim panas 2015, saya memberanikan diri untuk merencakan mendaki gunung tertinggi di pulau jawa. Pendakian ini merupakan pendakian pertama saya dengan jarak tempuh perjalanannya mencapai 3-4 hari untuk mencapai puncaknya! (hanya untuk perjalanan). Pasti teman-teman sudah tau semua gunung yang gua maksud adalah Gunung Semeru, yang puncaknya yang sering dikatakan sebagai puncak tertinggi para dewa yakni Mahameru.

Gunung semeru merupakan salah satu gunung api yang masih aktif yang setiap hari masih mengeluarkan asap dari atas puncaknya. Gunung semeru memiliki ketinggian 3676 Mdpl yang merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa!. Untuk mencapai puncaknya kalian harus benar-benar memiliki fisik dan mental yang kuat. Bahkan tidak sedikit pendaki yang meninggal dunia, tresasar dan hilang di perjalanan naik ke puncak maupun turun dari puncak. Jadi jika teman-teman ingin ke Semeru pastikan mempunyai fisik dan mental yang kuat.

TIKET KERETA HABIS!

Bulan Mei 2015 kalau tidak salah, ada hari kejepit antara rabu dan kamis gua sama teman gua, Topik langsung merencakan untuk pergi mendaki gunung semeru. Dan kebetulan juga teman-teman Topik juga sedang ingin mendaki kesana dan sudah merencakan sejak lama. Namun saat itu waktu gua dan topik  baru fix untuk ikut dengan rombongan temannya itu sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan, setelah gua cek tiket kereta Matarmaja (Jakarta-Malang) untuk tanggal keberangkatan  sudah Ludess terjual! *maklum saat itu kereta Matarmaja merupakan kereta dengan tarif paling murah untuk tujuan Malang dan menjadi kereta paporit para pendaki gunung karna harganya Cuma Rp 105.000.

Setelah tau tiket kereta sudah ludes terjual, gua langsung mencari alternatif transportasi lain, pilihannya saat itu ada pesawat atau bus. Setelah mengecek tiket pesawat ternyata harganya untuk tujuan Malang, WOW sekali ya.. Hahahaha. Otomatis langsung gua hapus dari list transportasi untuk ke malang dengan budget para pendaki kere kayak gua. Abis itu gua dan topik langsung mencari dan mengecek harga tiket bus untuk tujuan Malang, pada tahun itu agen bus belum memiliki tiket online dan gua harus menanyakan harga tiket bus langsung ke agennya satu persatu.

Saat itu gua punya 2 referensi bus untuk ke Malang, pertama bus Lorena dengan harga tiket Rp 330 rb dan bus Gunung Harta harga Rp 290 rb. Setelah gua berdiskusi dengan topik akhirnya kita berdua memutuskan naik bus Gunung Harta dari agen Bekasi *kebetulan gua pesen tiketnya di agen Bekasi karena agen di terminal Rawamangun sudah tidak ada. Memang harga tiket bus untuk tujuan Jawa Timur tidak ada yang murah seperti tiket kereta. Namun untuk perjalan pulang ke Jakarta gua dapat tiket kereta Majapahit,yang harganya tidak begitu jauh dengan kereta Matarmaja.

Hari keberangkatan pun tiba, gua janjian dengan topik untuk menjemputnya di stasiun Bekasi. Dari stasiun tidak langsung pergi ke agen bus tapi ke rumah gua dulu untuk mengecek perlengkapan dan logistik apa saja yang belum lengkap. Ada kejadian menarik saat gua melihat perlengkapan dengan membuka isi keril topik, ternyata dia belum bisa menyusun keril dengan benar! dan susunanya sama dengan saat pertama kali gua packing keril untuk mendaki gunung Ciremai waktu itu, matras yang seharusnya menjadi pelindung dan pembentuk keril malah digulung lalu diletakkan di bagian luar kiri keril. Isi keril susunanya juga berantakan, logistic yang berat berada di posisi paling bawah dan tidak tanggung-tanggung logistik yang dia bawa, ada beras yang beratnya mencapai 7 kilo!!. Wow.. saat itu pun gua langsung tercengang dan menanyakan hal tersebut:

“BUAT APA pik beras sebanyak ini??”
Topik: Gua di suruh temen gua bawa beras segitu untuk 10 orang, yaudah gua bawa”
“Hmmm… yakin pik?”
Topik: kata nya sih itung-itunganya segitu”
“Baiklah…”
Tidak hanya beras yang berat, ternyata jua dia membawa Sereal Oatmeal ukuran 1 kg!. Alaah mak jang…pantes berat banget ini keril pas gua angkat, Hahahaaa.

Setelah gua bantu packing kembali keril topik dengan benar sesuai standart susunannya, gua juga mengecek peralatan dan logistic apa yang belum ada. Keril gua sendiri juga sudah gua susun sejak malam sebelum keberangkatan, jadi keril gua tinggal langsung angkut tanpa perlu menghabiskan waktu untuk menyusun kembali.

Akhirnya gua pun berangkat menuju agen bus Gunung Harta yang terletak di samping pom bensin Depsos, Bekasi. Di tiket, jam keberangkatannya adalah jam 2 siang, tetapi busnya datang jam 14.30 dan berangkat jam 15.00 dan diperkirakan gua sampai Malang pagi hari, keesokkan harinya .

REM BLONG

Saat perjalanan menuju Malang bus yang saya tumpangi memang berjalan sangat cepat menembus Jalan Pantura (saat itu tol Cipali ada) yang saat itu merupakan pas hari libur Panjang, otomatis jalur pantura macet!. Sopir pun langsung mencari jalan alternatif yang lancar dan sepi. Di jalan pantura yang sudah malam bus mulai berjalan agak aneh, banyak mengerem mendadak entah itu ada truk atau motor yang berhenti tiba-tiba gua hanya melihat sekelebat karna sangat ngantuk sekali.

Akhirnya sekitar jam 12 siang gua sampe di Malang, tepatnya di terminal Arjosari. Tapi ketika gua pengen turun sopir bus malah menawarkan untuk mengantar sampai pertigaan jalan menuju Tumpang, saat itu bus itu ingin pulang ke pool nya yang terletak di Jl Patimura, Malang. Tanpa pikir panjang gua dan topik pun setuju untuk ikut, tapi supir dan kenek bus bilang ingin makan siang dulu di terminal Arjosari, Malang.

Namun ada cerita seru saat bus berhenti di pom bensin untuk mengisi Solar, supir sempat bercerita kepada gua dan topik, bahwa rem bus blong!! Atau tidak pakem saat mengerem. Oooo pantes malam nya bus sering ngerem mendadak tanpa bisa mengerem dengan halus, ternyata blong toh Hahahaaa... Gua dan topik hanya bisa tertawa terbahak-bahak tanpa bisa berpikir “kalo beneran blong apa kabar nasib kita yang duduk di belakang sopir?”.

Abis makan siang, gua langsung naik bus itu kembali dan supir serta kenek mengantarkan gua sampai pertigaan menuju Tumpang. Saat itu topik terus dihubungi teman-temannya yang sudah sampai di Malang jam 10 siang dan menunggu di salah satu basecamp di Tumpang. Ya memang perkiraan gua meleset, biasanya bus sampai pagi hari ternyata akibat kemacetan di jalur pantura kami tiba di Malang siang hari. Gua langsung mencari angkot menuju Tumpang dan harga nya pada saat itu hanya Rp 7500 per pendaki. * kalo bukan pendaki mah Cuma Rp 3000 perak

Sekitar jam dua siang gua dan topik sampai Tumpang langsung mencari temannya topik yang sudah menunggu. Tenyata temannya topik tidak ada di basecamp utama Tumpang, tetapi di salah satu basecamp rumahan yang berada di atas basecamp utama tumpang. Setelah komunikasi dengan temannya, gua dan topik disuruh menunggu di basecamp tumpang untuk dijemput. Tidak lama menunggu akhirnya jemputan pun datang, ternyata yang menjemput bukan temannya topik tapi teman dari malang yang akan ikut mendaki bersama kami nanti.

Sampailah gua di basecamp tempat temannya topik yang sudah menunggu dari siang. Disana gua tidak sempat beristirahat karena sudah terlewat jauh dari jadwal pendakian untuk sampai di Ranupani. Saat itu sudah menunjukkan jam 13.30, rombongan kami pun langsung bergegas naik ke jeep yang sudah stand by disana yang mengantarkan kami ke Ranupani. Kami hanya menyewa satu jeep bak terbuka yang diisi sekitar 8 pendaki dan itu sudah lebih dari cukup, karena teman mendaki dari malang membawa motor.

Di tengah perjalanan gua dan rombongan sempat berhenti sebentar di sebrang bukit teletubies gunung bromo, ya memang jalur menuju ke Ranupani kami melewati jalur jeep yang mengarah ke gunung bromo via Tumpang. Pada saat itu teman-teman langsung mengeluarkan hape-hape nya untuk berfoto-foto layaknya para alayers yang tidak bisa melihat pemandangan bagus sedikit langsung foto-foto.

Disitu gua dan rombongan tidak terlalu lama berfoto-foto, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Ranupani yang kurang lebih memakan waktu sekitar 1,5 jam dari basecamp Tumpang. Jalan menuju ranupani menanjak dan berkelok-kelok layaknya jalan menuju puncak Penanjakan Gunung Bromo.

RANU PANI

Sekitar jam 15.00 kami sampai di Ranupani, ternyata disana guide kami sudah menunggu dari siang hari. Ya karena menunggu gua dan topik yang datang terlambat ke Tumpang.. Maaf ya abang-abang…

Setelah sampai di Ranupani, kami tidak langsung menuju pos Ranupani, tetapi kami packing kembali untuk membagi beban, terutama beban logistik yang banyak sekali. Sekitar 30 menit kami packing dan siap untuk berangkat ke pos Ranupani untuk melapor dan memulai pendakian.

Setibanya di pos Ranupani bang Ipran yang bertugas guide kami melapor kepada petugas untuk mendata berapa jumlah rombongan kami, yang berjumlah pada saat itu sampai 12 orang. Cukup banyak memang untuk mendaki sebuah gunung yang sangat fenomenal dikalangan para pendaki pemula yang terbuai oleh film 5 cm.

Tepat pukul 15.30 WIB kami pun memulai pendakian dari pos Ranupani, saat itu cuacanya cukup berkabut jarak pandang di sekitar Ranupani hanya 2 meter dan udara yang sangat dingin membuat gua harus memakai jaket untuk memulai pendakian. Tidak jauh dari pos Ranupani terdapat ‘plang’ atau tanda pintu masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang menjadi icon pendakian gunung semeru. Rombongan kami pun tidak lupa mengabadikan ‘plang’ tersebut untuk berfoto bersama. Disekitar situ juga terdapat sumber air yang dapat para pendaki minum dan mengisi botol minum untuk perbekalan di perjalanan menuju Ranu Kumbolo.

 Baru juga jalan sebentar, langkah kaki gua langsung berhenti untuk beristirahat dan mengambil nafas sejenak. Memang saat itu gua lupa untuk aklimatitasi ketinggian, yang membuat tubuh gua gampang drop karena cuaca disana yang sangat dingin untuk tubuh gua yang kurus ini Hahahaa. Di sebuah shelter tempat gua beristirahat, gua memberanikan diri untuk membuka jaket yang sudah basah kuyup dangan keringat. Bukannya kalo baju basah terus kena angin akan menambah dingin? Iya Betul, itu jika kita berhenti terlalu lama, tapi jika kita terus bergerak suhu badan akan terus terjaga meski udara dingin.

Setelah itu gua pun langsung melanjutkan perjalanan, Tapi… bang Ipran membawa kami ke jalan pintas menuju pos 1, jalan tersebut masih ditumbuhi alang-alang setinggi dada orang dewasa dan di akhir jalannya berupa tanjakan curam yang membuat gua lumayan kesulitan untuk melewatinya. Tidak hanya gua, topik bahkan tidak kuat untuk melintasi tanjakan tesebut dengan membawa keril miliknya. Akhirnya bang Ipran membantu Topik untuk membawakan kerilnya ke atas tanjakan tersebut yang memang berat sekali. Ketika sampai di atas tanjakan tersebut bang Ipran langsung membongkar isi kerilnya topik dan membagi beban logistic ke daypack miliknya yang ternyata isinya masih lumayan kosong.

Tidak lama setelah itu, gua dan teman-teman lainnya disuruh melanjutkan perjalanan menuju pos 4 Ranu Kumbolo oleh bang Ipran. Ternyata jalan pintas itu tembus di trek tepi jurang di jalan utama menuju pos 2, dan tembusnya lumayan cukup jauh dari punggungan bukit saat kami beristirahat tadi.

Sekitar jam 17.00 WIB gua sampai di pos 2 gunung semeru, di pos tersebut gua dan teman-teman yang lain beristirahat sejenak untuk minum dan makan cemilan. Di pos 2 ini gua juga menunggu topik yang tertinggal jauh di belakang bersama bang Ipran. Di pos 2 ini sudah ada warga yang berdagang aneka macam makanan dan minuman.  Mulai dari gorengan, buah semangka, pop mie, minuman botol dan kaleng dan lain-lain.

Tidak lama kami menunggu, akhirnya yang ditunggu pun tiba, Topik dan bang Ipran sampai di pos 2 dan ternyata pada saat perjalanan ke pos 2 Topik sempat bermasalah dengan kakinya yang kram. Setelah topik tiba, gua langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Ranu Kumbolo. Perjalanan gua menuju ranu kombolo tidak semudah yang dibayangkan di kepala gua, yang jarak normalnya bisa ditempuh selama 4 jam saja dari pos Ranupani. Pada saat menuju pos 3 hari sudah mulai gelap dan gua sempat berhenti sejenak untuk mendengarkan adzan magrib yang terdengar dari hape. Tidak lupa gua sambil mempersiapkan senter sebagai penerangan di malam hari, tapi saat itu gua males untuk mengambil senter yang gua letakkan di dalam keril dan akhirnya gua hanya mengandalkan senter hape yang lumayan terang.

#Mohon bagi teman-teman pendaki pemula jangan di contoh cara gua menempatkan senter di bagian terdalam keril, yang benar adalah taruh senter di tempat yang mudah dijangkau dan diambil jika kalian membutuhkannya.

RANU KOMBOLO

Akhirnya setelah melawati keheningan malam hutan TNBTS gua sampai di pos 4 gunung semeru. Pos 4 ini letaknya tepat di atas ranu kumbolo atau sebelum turunan ke Ranu Kumbolo, dari pos 4 ini kita bisa langsung melihat hamparan lampu tenda di sekitaran Ranu Kumbolo ketika malam hari. Yang bikin gua terkejut di pos 4 adalah ADA bang Ipran yang sudah sampai disana duluan, padahal gua liat dia masih di belakang bersama dengan topik dan teman dari malang yang jalan bersama-sama.

Di pos 4 bang Ipran sudah menyalakan api unggun bersama dengan temannya sesama ranger dari TNBTS. Gua pun bertanya-tanya, kapan dia lewatin gua, dan teman-teman lainnya? Atau dia lewat jalan pintas lainnya yang tidak dilewati oleh pendaki lainnya?. Hmm rasa penasaran gua juga tidak sampai disitu, ternyata bang Ipran di pos 3 meninggalkan Topik dan bergantian teman dari Malang yang menemani Topik di belakang.

Ketika gua sampai di pos 4 ini ternyata sudah mencapai pukul 23.00 WIB!. WAGELASEH ini sudah di luar akal sehat gua dari rencana yang ada di kepala tadi siang. Ranupani-Ranu Kumbolo yang normalnya hanya memakan waktu 4 jam perjalanan, ini sampai 7 jam!. Keadaan tersebut membuat hati gua bergetar hebat, kok bisa? Ternyata banyak faktor yang membuat perjalanan gua menjadi molor begitu lama. Pertama, karena jalan gua dan rombongan yang lambat. Kedua, karena gua terlalu lama berhenti di setiap pos dan shelter-shelter yang ada di jalur pendakian. Ketiga, karena gua berjalan di malam hari, yang membuat kita harus ekstra hati-hati dalam memilih trek yang benar di dalam hutan, karna saat kami mendaki semeru beberapa minggu sebelumnya telah terjadi longsor di jalur pendakian menuju Ranu Kumbolo.

Jam 23.30 WIB gua sudah berada di campsite Ranu Kumbolo sebelah timur, tanpa pikir panjang gua dan teman-teman yang sudah berada di Ranu Kumbolo langsung mendirikan tenda. Mau tau gimana rasanya udara di Ranu Kumbolo tengah malam? Dinginnnn Bangeetttttt….! Klo tubuh kita tidak terus bergerak sudah dapat dipastikan kita akan terkena hipotermia. Saat itu mungkin suhu udara disana mencapai 5 derajat celcius, yang membuat gua harus cepat-cepat memakai jaket tebal. Pada saat memasang tenda saja jari-jari gua sudah mulai mati rasa, bentar-bentar jari gua masukkan ke kantong celana untuk menghangatkan sejenak. Dan tenda yang harus kita dirikan ada 5 tenda dengan kapasitas berbeda-beda.

Tenda telah berdiri, teman-teman yang saat itu berada di rombongan paling belakang pun mulai berdatangan. Mereka langsung masuk ke tenda untuk menghangatkan badan tidak terkecuali Topik yang saat itu memang terlihat sudah lelah sekali.

Gua dan teman-teman lain yang kelaparan langsung memasak makanan yang kami bawa. Saat itu makanan ‘jadi’ yang kami bawa enak-enak rendang, nugget, sarden dan ikan teri dicabein. Makanan itu menjadi menu ternikmat setelah 7 jam perjalanan yang melelahkan. Tapi beberapa teman yang sudah sangat kelelahan hanya makan dan minum teh sedikit dan langsung tidur. Sekitar jam 00.30 WIB gua langsung masuk tenda dan sleeping bag untuk menghangatkan tubuh dari serangan udara dingin di Ranu Kumbolo.

Pagi harinya kita bangun sekitar jam 7 pagi, keluar tenda langsung disambut dengan pemandangan indah Ranu Kumbolo. Banyak dari teman-teman langsung mengeluarkan hape mereka untuk berfoto-foto, teman-teman yang lain menyiapkan sarapan pagi untuk teman-teman yang semalam tidak sempat makan malam.


To Be Continue... [Part 2]

Wednesday, April 3, 2019

Pintu Mimpi

Celoteh Kata Gua



Pintu Mimpi

Pintu terbuka untuk siapa saja

Hati yang sedang terluka bukan untuk yang biasa

Hanya untuk yang termanis

Tapi bukan aku, yang sedang merindu

Di kala hujan turun, Air rindu membasahi pipi di wajahmu

Aku melihatmu, tapi tidak denganmu

Pintu hatimu sudah tutup saja, biar aku tidak bisa masuk

Biarkan harimu yang melukis senyum di wajahmu

Bersama dengan mimpi-mimpiku waktu itu

:)

#CelotehKataGua