Monday, November 12, 2018

Tips Memilih Jasa Open Trip untuk Berpetualang

Tips Pendaki


Tips Memilih Jasa Open Trip Pendakian Gunung dan Travelling




Tidak seperti dulu ketika naik gunung dianggap sebagai kegiatan eksklusif karena hanya kelompok tertentu saja yang menekuninya, sekarang pendakian gunung jadi trend. Namun, seiring bermunculannya film-film bertema pendakian—dan media sosial—aktivitas pendakian gunung jadi populer.
Tujuan orang mendaki gunung pun beragam. Matthew Tandioputra, pendaki termuda Indonesia, misalnya. Ia naik gunung sebagai bagian dari terapi karena didiagnosis “kelebihan energi.” Ketimbang kegiatan lain seperti meniti pematang dan berjalan di tanah rata, ternyata naik gunung lebih mengakselerasi proses terapinya. Sebagai bonus, ia malah menorehkan prestasi sebagai pendaki termuda yang menyelesaikan tujuh puncak tertinggi di Indonesia. 
Banyak pula pendaki yang mengusung “idealisme” dengan membawa sendiri seluruh perlengkapannya tanpa bantuan porter. Di sisi lain, ada juga pendaki yang memerlukan bantuan porter demi efektivitas pendakiannya. Lebih lanjut, keterbatasan tenaga, waktu, dan skill membuat beberapa kelompok pendaki memilih menggunakan jasa agen pendakian.
Semenjak pendakian booming di Indonesia, jasa operator pendakian pun semakin menjamur. Konsepnya pun beragam, dari mulai layanan private trip (all-included yang menyediakan semua keperluan pendaki by-request) sampai penawaran trip besama rombongan (open trip).
Bagi penyelenggara, usaha jasa open trip ini memang menggiurkan. Namun, terkadang operator hanya memikirkan keuntungan semata dan mengabaikan keselamatan dan kenyamanan klien. Sebab, orientasi keberhasilan seolah hanya ditentukan oleh berhasil atau tidaknya klien ke puncak. Tidak bermaksud menyudutkan jasa open trip, namun nyatanya kasus klien tidak terpantau oleh guide penyedia jasa open trip sangat sering terjadi.
Contoh berikut ini jamak terjadi. Sebuah operator open trip sedang membawa klien. Pemandu terpisah dari rombongan, sementara operator tidak mempersiapkan asisten yang bisa menangani klien—sesuai rasio pemandu/klien. Akhirnya, beberapa klien kebingungan saat berjalan, sebagian lain bermasalah dalam hal kesehatan tapi tak ada yang menangani. Kisah lain yang juga sering terdengar adalah masalah kekurangan logistik seperti air dan makanan. 
Tips Memilih Jasa Open Trip
Karena open trip lebih murah dibanding private trip, banyak yang lebih berminat ikut trip jenis pertama. Itu wajar dan sah-sah saja. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu jadi pertimbangan saat memilih jasa open trip, yakni:
1.   Siapa Penyelenggara Open Trip Tersebut
Sebelum mendaftar, teliti dulu siapa pengelenggara open trip itu, apakah operator berpengalaman atau tidak. Vendorberpengalaman pasti memberikan rasa nyaman. Agar lebih mengenal vendornya, kamu bisa melihatnya di website atau media sosialnya. Lihat portofolio serta review yang diberikan klien-klien yang pernah menggunakan jasa mereka.
2.   Harga Yang Ditawarkan
Kamu juga mesti menimbang-nimbang dan membandingkan kewajaran harga yang ditawarkan. Jangan sampai terlalu mahal, tapi juga jangan terlalu murah. Kalau mahal, berarti vendornya mengambil margin terlalu tinggi. Terlalu murah, jangan-jangan ada biaya yang benar-benar ditekan—upah porter misalnya. Untuk apa murah tapi ujung-ujungnya membuat kamu tidak nyaman? Pokoknya, jangan sampai tertipu dengan harga.
3.   Fasilitas Yang Diberikan
Karena pendakian gunung adalah kegitan yang berisiko, kamu mesti memilih vendor yang kompeten. Pilih yang profesional. Kalau perlu yang pemandunya sudah memiliki sertifikat pemandu gunung. (Di Indonesia sendiri, sertifikasi profesi dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi Nasional Profesi/BNSP).
Open trip dengan harga rendah biasanya hanya menemani pendakian, menyediakan tenda dan alat masak di campsite, dan mengurus transportasi serta akomodasi saja. Makan biasanya hanya disediakan sebelum dan setelah pendakian.
Tapi ada juga yang menawarkan makanan selama pendakian, air mineral, serta air panas, lengkap dengan kursi dan meja makan. Nggak sedikit juga yang menyediakan kasur angin dan tenda toilet. Tentu yang terakhir ini lebih mahal. Karena itu, pilihlah paket yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kantong kamu.
4.   Cari Informasi Tentang Penyelenggara Open Trip Tersebut
Menyelenggarakan trip berarti menjalankan sistem. Ada orang-orang yang terlibat dalam kegiatan itu, misalnya porter. Pastikan vendor yang kamu pilih mengupah porternya secara manusiawi. Sebagai perbandingan, rata-rata upah porter adalah Rp 225.000/hari dengan beban angkut 18 kilogram.


Inshaallah Bermanfaat...😁😁😁


sumber: pendakiindonesia.com
==============================================


English Translate

Climber Tips

Tips for Choosing Mountain Climbing and Traveling Open Trip Services

Unlike before when riding a mountain, it was considered an exclusive activity because only certain groups did it, now mountain climbing is a trend. However, along with the emergence of climbing-themed films and social media — mountain climbing activities became popular.

The purpose of people climbing mountains is also diverse. Matthew Tandioputra, Indonesia's youngest climber, for example. He climbed the mountain as part of therapy because he was diagnosed as "excess energy." Rather than other activities such as climbing the embankment and walking on flat ground, it turns out that climbing the mountain further accelerates the treatment process. As a bonus, he even made an achievement as the youngest climber to complete the seven highest peaks in Indonesia.

Many climbers also carry "idealism" by bringing their own equipment without the help of porters. On the other hand, there are also climbers who need porter assistance for the effectiveness of the climb. Furthermore, the limitations of manpower, time, and skill make some groups of climbers choose to use the services of climbing agents.

Since the booming climb in Indonesia, the services of climbing operators are increasingly mushrooming. The concept also varies, from the start of a private trip service (an all-included that provides all the needs of climbers by-request) to a trip offer with the group (open trip).

For organizers, this open trip service business is indeed tempting. However, sometimes operators only think of profit and ignore the safety and comfort of clients. Because, the orientation of success is only determined by the success or failure of the client to the top. It is not intended to corner open trip services, but in fact client cases not monitored by open trip service providers are very common.

The following example is common. An open trip operator is carrying a client. The guide is separate from the group, while the operator does not prepare assistants who can handle clients — according to the guide / client ratio. Finally, some clients were confused while walking, others were troubled in terms of health but no one handled it. Another story that is often heard is the problem of lack of logistics such as water and food.

Tips for Choosing Open Trip Services

Because open trips are cheaper than private trips, many are more interested in joining the first type of trip. It's natural and legitimate. Even so, there are several things that need to be considered when choosing an open trip service, namely:

1. Who is the Open Trip Organizer

Before registering, first examine who the open trip organizer is, whether the operator is experienced or not. Experienced vendors certainly provide comfort. In order to get to know the vendor better, you can see it on the website or social media. See portfolios and reviews given by clients who have used their services.

2. Prices offered

You also have to weigh and compare the reasonableness of the price offered. Don't get too expensive, but also not too cheap. If it's expensive, it means the vendor is taking too high a margin. Too cheap, lest there are costs that are really pressed - porters' wages, for example. For what is cheap but the edges make you uncomfortable? Anyway, don't be fooled by the price.

3. Provided Facilities

Because mountain climbing is a risky activity, you must choose a competent vendor. Choose professionals. If necessary, the guide has a mountain guide certificate. (In Indonesia alone, professional certification is issued by the Professional National Certification Agency / BNSP).

Open trips at low prices usually only accompany climbing, provide tents and cooking utensils in the campsite, and arrange transportation and accommodation only. Eating is usually only provided before and after climbing.

But there are also those who offer food during climbing, mineral water, and hot water, complete with chairs and dining tables. Not a few also provide wind mattresses and toilet tents. Of course the latter is more expensive. Therefore, choose a package that suits your needs and conditions.

4. Find Information About the Open Trip Organizers


Organizing a trip means running the system. There are people involved in the activity, such as porters. Make sure the vendor you choose hires its porters humanely. In comparison, the average porter's wages are Rp 225,000 / day with a load of 18 kilograms.

Friday, October 26, 2018

Story Of 3075 Mdpl (Part 1)

Celoteh Kata Gua




Perkenalkan gua Faris bisa juga dipanggil Ahmad bisa juga dipanggil Mamat terserah teman-teman aj mau panggil gua apa 😂😂, gua seorang yang mencintai alam dan mengagumi segala keindahannya yang Tuhan buatkan di atas muka bumi ini. Dan kegiatan yang menjadi hobi gua bebaur dengan alam terutama alam Indonesia yaitu mendaki gunung.

Mendaki gunung merupakan suatu mimpi gua sewaktu masi duduk di bangku SMA. Pertama kali gua pengen mendaki gunung saat melihat foto bunga edelweise di rumah nenek dan hasil jepretan foto tersebut di foto oleh om gua 

“Mang Amar (Alm)“.

Gua pun nanya saat itu kepada  Mang Amar

“Mang, bunga itu namanya apa?

Mang Amar menjawab “Bunga Edelweise”.

”bunga edelweise itu bunga apa dan tumbuh dmna?”

beliau menjawab “bunga edelweise itu tumbuh di atas puncak gunung dan bunga tersebut sering disebut juga bunga abadi”.

Setelah mendengar jawaban seperti itu gua pun pengen melihat dan memegang dan menjumpai bunga langsung bunga tersebut. Dari situlah keinginan gua untuk mendaki ‘Tiang-tiang pancang’ di Indonesia.

Pertama kali gua mendaki gunung itu setelah lulus SMA (masih polos-polosnya)😂. Dan gunung yang pertama gua daki bukanlah gunung sembarang gunung. Kalau pemula biasanya memulai dengan gunung Papandayan, Bromo, Gede, dan sekarang yang lagi hits yaitu gunung Prau, tapi yang gua daki BUKAN gunung-gunung tersebut!. Gunung yang pertama kali yang gua daki adalah Gunug Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.

Gunung Ciremai adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa BaratPosisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. 

Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet. Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.

Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rada masam), namun seringkali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat (id.wikipedia.com).

Pada saat  mendaki gunung Ciremai gua tidak melakukan persiapan fisik (karna masih sangat muda..Hehe)  dan membawa perlengkapan dan peralatan pendakian yang memadai. Namun teman gua udah bilang peralatan dan perlengkapan pribadi apa yang harus dibawa untuk mendaki gunung.

Perlengkapan mendaki pertama yang gua beli waktu itu adalah keril atau ransel yang berukuran 60 Liter (kalo ga salah). Keril itu gua beli bukan ditempat toko perlengkapan outdoor seperti Eiger, Avtech, atau Consina. Tapi, gua pertama kali beli keril itu di Borobudur Departemen Store! Hahahaa, dan keril itu merk Westpark warna Biru dengan harga diskon Rp 120K. Keril itu tidak memiliki batangan besi (back system) atau almunium untuk menahan berat keril pada punggung tubuh kita. 

Tibalah hari H mendaki gunung, dimulai dengan bangun pagi sekali, sholat subuh, terus melihat packing’an keril sudah lengkap semua atau belum. Setelah gua kira semuanya sudah lengkap gua pun langsung pergi menuju rumah teman untuk berkumpul menyiapkan perlengkapan lainnya.

Kejadian lucu pun terjadi, namanya juga gua pertama kali naik gunung dan menyiapkan peralatan serta perlengkapannya sendiri jadi tidak tahu tata cara memasukkannya barang-barang ke dalam tas kerill. Saat gua packing sendiri tanpa pikir panjang langsung memasukkan semuanya  tanpa memikirkan mana yang berat dan mana yang ‘enteng’. 

Gua tidak tau kalau matras itu harus dilebarkan sebagai ‘pembentuk’ keril dan baru setelah itu barang-barang yang kita bawa dimasukkan di dalammnya. Dimulai dari barang yang ringan dulu di paling bawah dan yang berat di bagian atas. Ilmu tersebut gua pelajari dari teman yang ‘membongkar’ kerill gua di rumahnya pada saat sampai di rumah teman, dia pun langsung tertawa terbahak-bahak, Bangke emaaangg :)).

Setelah semua perlengkapan dan peralatan kami sudah lengkap, sekitar jam 08.00 gua bersama 4 teman pun berangkat menuju ke Cakung untuk naik bus jurusan Kuningan. Untuk menuju Cakung, kami dari depan terminal Bekasi naik angkutan umum (elf) K.01 jurusan Perumnas III – Pulogadung dan turun di pertinggaan tol cakung. 

Sesampainya di Cakung kami langsung disambut oleh para calo bus Luragung Jaya dan Bhinneka yang berkeliaran menawarkan bus mereka. Teman gua pun langsung maju dan mengeluarkan jurus tawar-menawar, setelah deal kami pun langsung menaiki bus tersebut.

Kali ini kami mendapatkan bus Bhinneka dengan jurusan Kuningan – Jakarta via Cirebon. Setelah penumpang penuh, jam 09.00 bus pun langsung berangkat. 

Kira-kira jam 13.00 kami sudah sampai di salah satu sudut kota ‘Udang’ Cirebon. Ya kami memang tidak langsung menuju Kuningan jalur Lingggar Jati yang merupakan pintu masuk favorit pendaki menuju Gunung Ciremai, tapi kami ke Cirebon terlebih dahulu untuk bertemu dan berkumpul bersama teman-teman dari mapala STIKOM Cirebon. Setelah sampai di kampus tersebut kami dijamu sekaligus istirahat sejenak untuk merebahkan badan yang terasa lelah duduk terus di dalam bus.

Jam 14.00, teman-teman mapala STIKOM telah selesai mengecek perlengkapan dan peralatan pendakian, kami pun siap berangkat. Dalam pendakian ini jumlah yang ikut sekitar 14 orang termasuk kami ber 5 yang dari Bekasi. Dengan jumlah yang begitu banyak saya pun senang, karna ada beberapa teman-teman dari mapala STIKOM masih pemula seperti gua (untung ada temannya) Hahaha.

Sekitar jam 14.15 kami pun berangkat menuju pos pintu masuk gunung ciremai dengan menggunakan angkot (sewa). Pada pendakian pertama gua ini, kami tidak masuk dari pos pendakian Linggar Jati. Tetapi kami masuk dari pintu pos Palutungan yang merupakan jalur pendakian favorit ke-2 setelah jalur Linggar Jati. 

Jam 15.30 kami pun sampai di basecamp Palutungan disini kami istirahat sejenak untuk persiapan pendakian sekaligus aklimatisasi ketinggian. Di basecamp Palutungan ini udaranya sudah sangat dingin, sesekali kabut pun turun membawa udara dingin yang menusuk kulit.  Saat itu gua langsung mengambil jaket yang berada di dalam kerill untuk menghangatkan badan yang hanya berbalut kaos tipis. 

Disinilah mental saya mulai di uji oleh alam, belum juga mendaki tapi rasa khawatir terus menghantui karna melihat cuaca yang tidak terlalu cerah bahkan terlihat mendung, sesekali juga kabut yang turun meneteskan air hujan yang membuat suasana semakin tidak mendukung untuk mendaki.

Setelah semuanya telah siap kami pun langsung menuju jalur pendakian. Jalur pendakian paluntungan terkenal sangat ramah untuk pendaki pemula karena tidak terlalu menanjak seperti jalur Linggar Jati. Untuk menuju pos 1 kami melewati ladang sayur milik penduduk sekitar yang saat ini banyak di tumbuhi daun bawang dan wortel. 

Setelah melewati ladang sayuran milik penduduk, jalur yg kami lalui mulai terlihat aneh, banyak jalur bekas ban motor trail yang sangat dalam. Itu telihat aneh karena memang saya baru pertama kali melihat jalur setapak dipakai juga untuk lintasan motor trail.

Menjelang malam cuaca mulai tidak bersahabat, terlihat awan mulai turun dari puncak ketinggian menyelimuti perjalan kami. Hujan pun turun, kami berhenti sejenak untuk memakai perlengkapan hujan dan juga malam seperti jas hujan dan senter. Namun beberapa dari kami tidak membawa jas hujan termasuk saya (karena kurang persiapan yang matang).


Jalur yang kami lalui saat hujan turun itu tidaklah seperti biasa, kami membuat jalur baru untuk memotong punggungan bukit. Kami menerobos semak-semak, rumput alang-alang, dan menebang beberapa batang pohon tumbang yang menghalangi jalan kami.


Dipertengahan perjalanan yang masih terus diguyur hujan fisikku pun mulai terasa lelah. Beberapa kali betis gua mengalami keram yang sangat hebat karena sudah mulai lelah dan kedinginan. Teman-teman rombongan pun berhenti menunggu betis saya dipijat oleh bang kumis sampai gua bisa berjalan lagi. Tapi setelaahh itu guaa teriakkk lagi dan... 


To be Continue... 👉👉👉 [Part 2] 


Sunday, September 30, 2018

[INFO GUNUNG] Bulan Oktober, Seluruh Jalur Pendakian Gn Merbabu Ditutup

Info Pendaki




Hari ini Taman Nasional Gunung Merbabu membuat pengumuman penting lo temna-teman. Selama 1 bulan (Oktober) pengelola taman nasional akan menutup seluruh jalur pendakian Gn Merbabu, dan akan melakukan pemeliharaan jalur Selo yang sudah sangat membahayakan para pendaki dan banyak pendaki yang membuang sampah sembarangan di beberapa campsite.

Seluruh jalur pendakian Taman Nasional Gunung Merbabu DITUTUP mulai tanggal 8 s/d 31 Oktober 2018 untuk kepentingan pemeliharaan jalur. 
Mohon dapat dipatuhi dan dilaksanakan.

Kondisi jalur pendakian lewat Selo... Alasan ini yang menyebabkan jalur pendakian harus ditutup

1) jalur kondisi parah trap2 sudah longsor tergerus sehingga licin membahayakan

2) banyak alur baru karena pendaki membuat alur2 sendiri untuk menghindari jalur pendakian yg licin, sehingga keberadaan eidelweis terancam dan melewati zona inti

3) banyak pendaki yg tergelincir cedera 

4) sampah yang dibuang sembarang 

5) vandalisme

Mohon bersabar dan pengertian teman2 semua,
Tak kan lari gunung dikejar, gaess! Salam lestari!

Sumber : IG @tngunungmerbabu_official




Semoga Bermanfaat…😀😀😀

Friday, September 28, 2018

[INFO GUNUNG] Geopark Rinjani Pulihkan Diri Hingga 2020

Info Pendaki



Hai teman-teman pendaki, tampaknya simpan rasa kangen kalian lebih lama untuk mendaki gunung rinjani. Tampaknya alam Rinjani masih memulihkan dirinya setelah gempa beberapa bulan lalu. Saat ini petugas Taman Nasional Gunung Rinjani masih melihat dan melakukan pendataan terhadap jalur pendakian yang dibeberapa tempat tertutup longsor, bahkan masih ada beberapa titik masih terjadi longsor susulan. 

Berikut pernyataan Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani, Bpk Sudiyono:

Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono, menjelaskan longsoran terus terjadi sejak bencana 
gempa bumi 6,4 Skala Richter mengguncang Lombok pada 29 Juli 2019 lalu. Akibatnya, beberapa jalur utama pendakian tertutup tanah longsoran berpasir dan belum bisa dilewati hingga saat ini.

"Longsoran terus terjadi hingga hari ini (25/9). Belum bisa dipastikan sampai kapan jalur pendakian ke Rinjani ditutup, karena longsoran itu proses yang alami," terang Sudiyono seperti dikutip dari detikTravel, Selasa (25/9/2018).
Longsoran itu, jelas Sudiyono, merupakan proses alami yang terus terjadi selama musim kemarau dan kemungkinan bisa akan berlanjut hingga memasuki musim penghujan.

"Rencana anggaran perbaikan untuk jalur pendakian yang terdampak longsoran itu akan kita usulkan nanti antara bulan 4 atau bulan 5 tahun 2019. Untuk Sementara ini kemungkinan pendakian akan kembali normal pada tahun 2020," katanya.

Dampak kerugian yang dialami sejak ditutupnya jalur pendakian ke kawasan wisata Rinjani yang diperoleh dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2018 ditaksir hingga mencapai Rp 10 miliar dibandingkan dari target yang bisa dicapai di tahun 2017 lalu.

Selain itu, dampak sosial ekonomi lainnya, sebanyak 89 track organizer dan 1.226 orang porter dan guide ikut terdampak. Mereka harus rela kehilangan sumber penghasilannya yang bergantung dari pariwisata Gunung Rinjani.

Untuk mengatasi dampak dari ditutupnya pariwisata ke kawasan Gunung Rinjani yang bisa dilakukan oleh pihak TNGR, salah satu solusinya dengan mencari alternatif objek wisata lain untuk dinikmati wisatawan di kawasan Rinjani.

Karena itu, pihak TNGR akan segera berupaya melakukan survei untuk mencari kemungkinan spot wisata baru yang dimaksud hingga jalur pendakian ke puncak Gunung Rinjani kembali normal. Sumber [detiktravel]

Nah bagaimana teman-teman, Apakah kalian dapat menahan rasa kangen kalian selama itu untuk Rinjani? Kalo menurut gua sih 2 tahun sudah waktu yang lebih dari cukup untuk memperbaiki dan memulihkan jalur pendakian Gunung Rinjani + Segara Anak. Karena alam Rinjani tidak terbentuk hanya beberapa tahun, tapi ribuan tahun.  Plus waktu 2 tahun tersebut dapat mengevaluasi penanganan sampah pendaki dan system pengolahan sampah yang beberapa tahun belakangan menjadi masalah utama di Taman Nasional Gunung Rinjani.

Terlepas dari itu semua gua juga sedih banyak porter dan guide yang kehilangan mata pencarian mereka.  Tapi mereka harus sadar juga bahwa pekerjaan mereka itu berhubungan langsung dengan alam rinjani yang indah itu. Dimana jika alam itu sakit maka mereka wajib merawat dan memulihkannya kembali, jangan hanya mengambil keuntungannya saja tanpa bisa merawat dan melestarikannya. 

Salam Lestari, Salam Rinjani… #SalamLestari



Semoga Bermanfaat…😀😀😀

Tuesday, September 4, 2018

New! Jetbus 3+ UHD Milik Adiputro

BisMania


Dalam pergelaran GIIAS 2018 karoseri Adiputro, Malang merilis seri Jetbus jenis terbaru kembali. Pada 3 tahun lalu Adiputro telah memperkenalkan varian Jetbus SHD (Super High Deck) dan Jetbus SDD (Super Double Decker) yang membuat para pengunjung terpesona. Kali ini dalam GIIAS 2018 karoseri Adiputro memperkenalkan ‘adik’ dari Jetbus SDD yakni Jetbus 3+ UHD (Ultra High Deck).

Jetbus UHD ini seakan menjawab solusi para pelanggan dan penggemar bus di Indonesia, rata-rata mereka mengeluhkan pandangan mereka terhalang oleh sekat pemisah kaca depan pada varian Jetbus SHD. Di varian Jetbus UHD ini karoseri Adiputro membuat deck atas (penumpang) terpisah dengan deck bawah (tempat duduk supir). Dengan begitu pandangan para penumpang tidak terhalang lagi dengan sekat kaca depan.

Varian Jetbus UHD ini  memang tingginya hampir sama dengan varian Jetbus SDD namun yang membedakannya hanya pada bagian deck bawah yang tidak ada bangku penumpang. Dengan desain seperti itu ruang bagasi bawah banyak terdapat ruang yang cukup luas untuk membawa banyak barang, bahkan pihak Adiputro mengklaim bagasi Jetbus UHD dapar memuat sepeda motor ukuran besar (Ninja 250, CBR 250 dll).




Perubahan yang dilakukan karoseri Adiputro untuk Jetbus UHD tidak hanya sebatas itu saja, ada beberapa perubahan minor pun dilakukan untuk mempercantik tampilan Jetbus UHD ini.

Desain Selendang Samping
Desain selendang ini merupakan desain selendang hasil rancangan para desainer Adiputro yang berbeda dari sebelumnya. Desain selendang samping ini telihat lebih futuristik dari sebelumnya terdapat lampu di bagian terputus sebelum dilanjutkan ke bawah.

Pintu Geser ke Depan
Dalam Varian Jetbus UHD ini pihak Adiputro mengaplikasikan pintu geser yang tidak biasa. Kalau biasanya pintu bus di geser ke belakang, sedangkan di Jetbus UHD ini untuk pintu depan di geser ke depan seperti layaknya pintu bus di 
eropa.



Desain Sekat Kaca Depan (Topi)
Untuk desain sekat kaca ini pihak Adiputro memperbaharui dengan yang lebih keren lagi. Di desain baru ini Adiputro memberikan garis-garis tegas di desain pemisah kaca  yang membuat lebih terlihat futuristik.




Desain Lampu Bagasi Kabin
Di bagian interior Adiputro meRefresh beberapa tampilan kabin atas dan dashboard, di bagian dashboard terdapat lampu list led yang membelah dashboard, sedangkan di kabin bagian atas pihak Adiputro menempatkan lubang USB di samping lampu baca, jadi para penumpang bisa me charge gadget mereka.

Desain Foglamp
Foglam Jetbus 3+ mengadopsi foglam berjalan (tidak berkedip) layaknya desain lampu sein yang menyatu dengan lampu utama. Bentuk foglamnya pun unik seperti di mirip bumerang.


Hadirnya Jetbus UHD ini semakin melengkapkan varian Jetbus di jalanan Indonesia. Hal ini membuat para pengusaha otobus dapat dengan mudah memilih varian Jetbus untuk armada mereka sesuai dengan kebutuhan perusahaan otobus.




Semoga Bermanfaat...😁😁😁




sumber: berbagai sumber


Sunday, September 2, 2018

Pocophone F1, Spek Mewah Harga Murah!

Tekno



Mulai gak logis! Kehadiran smartphone Pocophone di Indonesia terbilang sangat cepat. Meskipun rencana Pocophone masuk ke Indonesia sudah mulai tercium sejak 9 Juli 2018, dimana Kominfo telah mengeluarkan sertifikasi untuk 3 perangkat telekomunikasi yang didaftarkan oleh PT Erajaya Swasembada Tbk, 3 ponsel tersebut didaftarkan atas nama Redmi 6, Redmi 6A, dan Pocophone F1.

Pocophone F1 sendiri pertama kali diumumkan di India pada 22 Agustus lalu. Dan saat ini ponsel tersebut telah resmi dijual di Indonesia dengan harga kurang dari Rp 5 Juta.

Pocophone merupakan sub-brand dari Xiaomi. Artinya, merek ini masih punya kaitan dengan induknya yakni Xiaomi. Menurut Alvn Ste, Head of Poco Global, kehadiran Pocophone memiliki tujuan untuk membuat produk unggulan dengan fitur yang paling diminati oleh pengguna namun tetap dengan harga terjangkau.

Pocophone F1 memiliki  julukan “Master of Speed”, yang memang mengedepankan kekuatan prosesor, juga dengan kapasitas RAM besar demi memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.

Desain
Di sisi desain Pocophone F1 memang tidak terlalu menonjol, bahkan tekesan mempunyai desain yang simple. Tak ikut-ikutan dalam tren warna gradasi seperti kebanyakan ponsel yang beredar sekarang. Tapi, Pocophone F1 masih mengadopsi layar berponi jadi masih terlihat kekinian

Ukuran layar Pocophone F1 sebesar 6.18 inci dibalut degan Gorilla Glass dengan rasio layar ke bodi mencapai 82,2% serta punya aspek rasio 18,7:9. Resolusinya cukup tajam dengan 1080 x 2245 piksel dengan kerapatan 403 ppi.



Bodi Pocophone F1 bukan terbuat dari metal atau almunium seperti ponsel flagship saat ini, tapi dari polikarbonat berkualitas tinggi. Pocophone F1 juga punya varian Armored Edition yang menggunakan bahan kevlar seperti yang terdapat pada perangkat militer misalnya untuk penahan peluru.

Di bagian belakang ada dual kamer yang sejajar dengan letak pemindai sidik jari. Sementara lampu flash diletakan disamping kamera. Sedangkan di bagian depan, seperti kebanyakan layar berponi, kamera dan sensor ada di notch.

Port USB yang digunakan adalah jenis Type-C,  namun POcophone F1 tetap menyediakan lubang jack audio 3,5mm yang hingga kini masih banyak diminati oleh pengguna.

Kamera
Pindah ke bagian kamera, meski menjagokan kinerja bukan berarti Pocophone F1 mengabaikan kualitas kamera yang dimilikinya. Kamera utama Pocophone F1 sudah dibekali dengan fitur kecerdasan buatan atau AI. Sensor utama kamera ini mengandalkan sensor Sony IMX363 12 MP+ 5 MP buatan Samsung. Perpaduan teknologi kamera ini membuat Pocophone bias diandalkan untuk menangkap gambar portrait untuk menghasikan efek bokeh.

Aperture kamera ini adalah f/1.9 dengan 1.4µm, dual pixel PDAF. Artinya, Anda bisa membidik fokus dengan cepat dan lebih baik meski dalam kondisi rendah cahaya. Sedangkan teknologi AI pada kamera Pocophone F1 akan membantu pengguna mendapatkan hasil yang maksimal berbekal alogaritma yang disesuaikan dengan subjek atau objek foto yang akan diambil.

Beralih ke kamera depan, Pocophone F1 memang tak disebut sebagai handphone selfie, tapi sensor 20MP yang dimilikinya tentu akan membuat Pocophone F1 lebih handal untuk mengambil gambar diri. Terlebih, kamera depan ini juga disertakan dengan AI Beauty Mode dan infrared.

Meski hanya single kamera, pengguna juga bisa mengambil gambar portrait untuk mendapatkan hasil gambar dengan efek bokeh. Sedangkan fungsi infrared-nya untuk membantu face unlock dalam mendeteksi wajah agar lebih akurat terutama dalam kondisi rendah cahaya. Selain itu, infrared juga agar fitur face unlock tidak bisa dikelabui oleh gambar atau foto.

 Untuk perekaman video, kamera utama Pocophone F1 memiliki sensor gyro-EIS untuk menyetabilkan gambar pada kualitas perekaman 1080p@30fps.  Perangkat ini bisa merekam dengan pilihan frame rate tinggi mulai dari 720p@120fps, 10880p@120fps,720p@240fps dan1080p@240fps. Sementara kualitas video bisa dipilih dari reolusi UHD4K, 1080p dan 720p.

Performa
Ini bagian yang paling menarik dari Pocophone F1. Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa Pocophone F1 dibekali dengan prosesor teranyar besutan Qualcomm yakni Snapdragon 845 octacore 2,8 GHz, RAM 6GB tipe LPDDR4 dan penyimpanan internal 128 GB dengan teknologi USF2.1 yang tercepat untuk saat ini.

Sistem operasi Pocophone F1 sudah menggunakan Android 8.1 Oreo yang dibalut dengan custom ROM MIUI 9.6. MIUI di Pocophone F1 ini dibuat lebih ringan dan tak banyak bloatware di dalamnya (seperti MIUI di ponsel Xiaomi).



Hasil uji benchmark Pocophone F1 jelas tak mengecewakan. Dengan aplikasi AnTuTu kami mendapat skor 263 ribu lebih dan asuk 10 besar perangkat yang diuji di AnTuTu.Sementara pada skor benchmark menggunakan Geekbench mencapai 2441 untuk pengujian single core dan 8836 untuk multi-core.

Menariknya adalah, Pocophone F1 ini sudah dibekali dengan pendingin liquid, teknologi yang ada pada laptop dan smartphone gaming. Dengan sistem pendingin ini Pocophone F1 bisa digeber pada performa tinggi yang lebih stabil. Biasanya, kinerja ponsel akan kedoroan jika perangkatnya mengalami panas berlebih, tapi dengan pendingin ini maka hal itu tidak akan terjadi.

Terakhir untuk baterai, Pocophone F1 menggendong kapasitas 4.000 mAh yang sudah pasti cukup untuk menemani Anda seharian dalam berbagai aktivitas.  Pocophone F1 pun ikut didukung oleh teknologi Quick Charge 3.0 yang bisa mengisi baterai lebih cepat.

Paket penjualan dan harga

Paket penjualan Pocophone F1 tak ada yang berbeda dengan perangkat kebanyakan. Selain perangkat, ada charger, kabel USB, buku manual, pin ejector, dan soft case.



Di Indonesia Pocophone F1  dijual dengan banderol Rp4.499.000 untuk varian 6GB+64GB, Rp4.999.0000 untuk varian 6GB+128 GB dan varian Armored Edition 6GB + 128 GB Rp5.199.000 dan bisa Anda dapatkannya mulai 30 Agustus di Toko Online Lazada.


Semoga Bermanfaat...😀😀😀





sumber : berbagai sumber

Thursday, August 23, 2018

Gempa Terus, Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Hingga Akhir Tahun!

Info Gunung


Gempa berturut-turut di Pulau Lombok berimbas pada wisata Gunung RinjaniKemungkinan besar jalur pendakian gunung  Rinjani akan ditutup sampai akhir tahun atau mungkin lebih, melihat dampak kerusakan yang ditimbulkan dari gempa yang berada di lereng gunung.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiyono menjelaskan bahwa jalur resmi pendakian telah ditutup dari tanggal 29 Juli lalu. Mengingat adanya gempa berkekuatan 7 SR (2x), penutupan pendakian pun diperpanjang. 

"Pendakian Rinjani telah ditutup dari tanggal 29 sampai waktu belum ditentukan. Bisa menunggu hingga selesai musim hujan sampai tahun depan," kata Sudiyono.

Sudiyono menyebut bahwa dirinya terakhir kali mengecek Gunung Rinjani seminggu yang lalu (awal gempa 7.0 SR yang pertama). Kata dia, pihak PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) juga telah meninjau langsung keadaan tanah di kawasan wisata tersebut. 

"Saya terakhir minggu kemarin ke Sembalun. Saya mendapat laporan jika ada PVMBG Bandung ke Rinjani untuk investasi. Pengamatan awal dilihat masih banyak jalur yang sangat labil karena tanah retak-retak," jelas Sudiyono.





"Ada indikasi tanah terbelah. Pas saat gempa tim merasakan ada gempa yang keras dan ada yang enggak," imbuh dia. 

Pihak BTNGR mengatakan bila jalur pendakian Gunung Rinjani kini sedang dikaji terkait potensi longsoran. Selain itu, ada bagian dari kedua jalur tertutup akibat gempa pertama lalu. 

"Gempa reda mengakibatkan jalurnya kini mudah longsor. Terkena angin pun bisa longsor. Nanti akan ada kajian lagi. Saat ini menunggu gempa susulan selesai dulu", "Beberapa lokasi juga tertutup jalur dari Senaru dan Sembalun," kata Sudiyono.

Sudiyono juga menjelaskan kejadian gempa bumi yang kerap mengguncang Lombok mengakibatkan hampir di semua kawasan pendakian Gunung Rinjani terjadi longsor meskipun berskala kecil.

Topografi Rinjani yang bergunung-gunung dan struktur tanah yang terdiri dari pasir, batu dan krikil mengakibatkan kawasan ini mudah sekali terkena longsor karena ikatannya tidak kuat. "Tidak aman untuk pendakian. Sangat berisiko. Kami tunggu sampai stabil sampai menunggu kajian," ungkap Sudiono.




Saat ini, seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani masih ditutup sementara. Pihaknya belum bisa memastikan kapan jalur pendakian akan dibuka kembali.
"Pintu-pintu (pendakian) sudah kami tutup, sudah kami bikin palang begitu ada tulisan baliho bahwa pendakian ditutup. Petugas kami juga kena bencana mereka pasti mengurus keluarga semua. Kalau ada orang mendaki itu berarti cari masalah. Karena yang antar pun tidak ada. Guide saja yang biasa ngantar dibayar juga enggak mau," kata Sudiono.



sumber : berbagai sumber