Monday, July 2, 2018

Aplikasi Navigasi Offline Keren Untuk Para Petualang

Info Pendaki



Saat ini aktivitas mendaki gunung semakin meningkat jumlahnya. Rasio kecelakaan yang relatif kecil dibandingkan olahraga alam bebas lainnya menjadikan pendakian gunung sebagai kegiatan yang paling digemari anak zaman melenial saat ini, selain fakta bahwa Indonesia memang punya banyak bukit dan gunung untuk didaki.
Namun, tak sedikit yang hanya ikut-ikutan bermain di alam bebas tanpa mempersiapkan kemungkinan terburuk, termasuk disorientasi medan atau tersesat di jalur pendakian.
Salah satu cara yang bisa kamu gunakan untuk mengantisipasi disorientasi atau tersesat adalah membawa penerima GPS sewaktu di alam bebas. Bukan berarti kamu harus membeli perangkat seperti handheld Garmin. Di zaman digital ini, ponsel pintar yang kamu genggam sehari-hari bisa kamu jadikan penerima sinyal GPS.
Sejak kemunculannya, ponsel pintar sudah dibekali dengan hardware GNSS (Global Navigation Satellite System). Setiap perangkat sudah dibekali dengan system penerima sinyal satelit seperti GPS (Amerika), GLONASS (Rusia), dan BeiDou (Tiongkok) yang mengorbit di angkasa.
Ada banyak pilihan aplikasi yang bisa kamu gunakan untuk mengoptimalkan penggunaan GNSS di ponsel pintar. Tentunya masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.
Berikut beberapa pilihan aplikasi yang bisa teman-teman gunakan di perjalanan:
1.   GPX Viewer


Dengan GPX Viewer kamu bisa tahu info detail mengenai lokasi di mana kamu berada. Selain itu, kamu juga bisa tahu seberapa jauh kamu dari tujuan, profil penampang samping buat ngintip kemiringan, dan waypoint. Namun, terkadang basemap tidak mucul.
2.   Mavericks Pro


Dengan Maverick Pro kamu bisa membuat jalur dan melihat peta kontur secara offline. Kelebihan aplikasi ini adalah tampilannya yang sederhana. Namun, kekurangan dari aplikasi ini adalah track record dari aplikasi lain tidak terbaca oleh aplikasi ini.
3.   BackCountry


Kelebihan aplikasi ini adalah fitur yang cukup lengkap dibandingkan aplikasi-aplikasi GPS lainnya. Sayangnya, kita harus menyimpan basemap di gawai, yang lumayan memakan memori.
Selain tiga aplikasi di atas, sebenarnya masih banyak lagi aplikasi yang bisa kamu manfaatkan, seperti Orux Maps, View Ranger, dan lain-lain. Fiturnya relatif sama, seperti menggambar (track record) dan mengikuti rute yang sudah ada (track back).
Kalau ingin mengikuti rute yang sudah ada, kamu tinggal mengimpor file jalur/rute berekstensi .gpx atau .kml di gawaimu. Kamu bisa mencarinya di forum-forum atau web penyedia file .gpx dan .kml, seperti KASKUS.co.id, gunungbagging.com, wikiloc.com, everytrail.com, navigasi.net, dan gpsies.com. Atau, kamu juga bisa mencarinya di Google dengan kata kunci seperti “slamet .gpx.”
Kamu bisa mencoba dan membandingkan sebelum memilih mana yang paling sesuai dengan kebutuhanmu. Buat memakainya di gunung, misalnya, kamu bisa mengatur ponselmu dalam keadaan airplane mode.
Manfaat Aplikasi Navigasi Offline di Smartphone
Aplikasi navigasi offline akan sangat bermanfaat saat kamu berjalan menembus kabut tebal. Sewaktu mendaki Gunung Welirang, saya pernah mengalami hal ini. Untuk bertahan di trek, saya mengandalkan ponsel yang sudah dilengkapi aplikasi navigasi offline.
Dalam keadaan tersesat, aplikasi navigasi offline bisa membantu seorang survivor memberikan posisi pada tim SAR. Sebab, ada beberapa kasus di mana survivor sebenarnya berada pada lokasi di mana terdapat sinyal SMS namun mereka tidak mengetahui lokasi persis di mana mereka berada.
Dengan aplikasi navigasi offline, survivor bisa memberikan titik koordinat saat tersesat, sehingga akan lebih mudah dicari oleh tim SAR. (Fitur titik koordinat ini tersedia di semua aplikasi navigasi.)
Maka, tak ada salahnya untuk melengkapi ponselmu dengan aplikasi navigasi offline. Meskipun handheld GPS memang lebih akurat, buat kita yang jarang atau hanya sesekali ke gunung saya rasa fitur penerima GPS di ponsel pintar saja sudah cukup, asal digunakan dengan sebaik-baiknya.


Inshaallah bermanfaat…😁😁😁


Sumber: pendakiindonesia.com

Thursday, June 28, 2018

Wow! Oppo Find X Punya Rasio Layar 93,8 Persen

Tekno


Setelah muncul penampakan-penampakan rendernya, Oppo akhirnya telah resmi merilis smartphone Find X. Mengusung spek yang mumpuni dan desain dengan full display membuat Oppo Find X dilirik banyak pemerhati gadget.

Layar 



Oppo membekali Find X dengan layar AMOLED dengan ukuran 6,4 inch. Hadir bezel tipis tanpa notch di bagian atas, membuat rasio body-to-screen mencapai 93,8%. Bisa dikatakan, ini adalah rasio paling lapang yang ada di pasaran saat ini.

Processor
Dapur pacu Oppo Find X memakai prosesor besutan Qualcomm, yakni Snapdragon 845. Dipadukan dengan GPU Adreno 630, RAM 8 GB dan memori internal 256 GB. Baterainya berkapasitas 3.730 mAh dengan pengisian cepat VOOC.

Desain Body


Tapi keunggulan Find X tidak hanya di sisi spesifikasi saja. Desain ponsel ini turut diunggulkan. Oppo membuat bagian belakang ponsel ini berlapis kaca. Mengusung desain tepian melengkung baik di bodi belakang maupun di layar. Ini memberikan kesan mewah kala dipandang.


Lantaran ingin membuat layar lebih lapang, Oppo menyembunyikan kamera depan dan belakang di dalam bodi. Ketika pengguna menekan aplikasi kamera atau membuka ponsel dengan pemindaian wajah, kamera seketika muncul dari bagian atas.

Kamera
Kamera depan ini berukuran 25 MP yang dibekali 3D AI Selfie dan animasi emoji yang diberi nama Omoji. Sementara di bagian belakang terdapat kamera 16 MP dan 20 MP yang keduanya memiliki aperture f/2.0. Selain itu Oppo melengkapinya dengan Rapid Image Capture Sensor dan Optical Image Stabilizer (OIS).



Meski menanggalkan sensor sidik jari, Oppo menggantikannya dengan pemindaian wajah 3D. Oppo mengklaim sistem pemindai wajahnya ini lebih akurat.




Harga
Nah dengan inovasi yang dihadirkan Oppo, mereka lantas membanderol ponselnya ini seharga 999 euro atau sekitar Rp 16,3 juta. Tapi perlu diingat harga ini untuk pasar Eropa. Ia mulai dipasarkan bulan Agustus mendatang. Hadir dengan varian warna glacier blue dan bordeaux red.


Berikut Spesifikasi Oppo Find X

·         Jaringan
·         Jaringan GPRS, EDGE, 3G, 4G LTE, 5G LTE
·         HSDPA: 42.2 mbps & HSUPA : 5.76 mbps
·         LTE Cat 12 600/150 Mbps
·         Dual SIM
·         Dimensi
·         Dimensi : 156.7 x 74.2 x 9.4 mm
·         Berat : 186 gram
·         Bahan : Metal
·         LED Notifikasi : Ada
·         Layar
·         Layar 6.42 inci AMOLED
·         Resolusi 1080 x 2340 pixels
·         Aspek Rasio 19.5 : 9
·         Kerapatan ~ 401 ppi
·         Full Screen Display
·         Corning Gorilla Glass 5
·         OS
·         Android v8.1 Oreo
·         ColorOS 5.1
·         Prosesor
·         Chipset : Snapdragon 845
·         CPU : Octa Core (4×2.8 GHz Kryo 385 Gold & 4×1.7 GHz Kryo 385 Silver)
·         GPU : Adreno 630
·         RAM
·         8 GB
·         Memori
·         Internal 256 GB
·         Eksternal –
·         Kamera Belakang
·         Dual 16 MP + 20 MP
·         OIS
·         Phase Detection Autofocus
·         Dual-LED ( dual tone ) Flash
·         Video 2160p30fps
·         Kamera Depan
·         25 MP
·         Video 1080p@30fps
·         Sensor
·         Face ID
·         Accelerometer
·         Proximity
·         Gyroscope
·         Compass
·         Warna
·         Bordeaux Red
·         Glacier Blue
·         Baterai
·         Li-Ion 3730 mAh
·         VOOC Charging
·         Non-Removable
Kelebihan Oppo Find X
  • ·         Desain sangat menawan dengan menerapkan konsep layar penuh dipadukan dengan bodi metal.
  • ·         Dual SIM yang keduanya sudah mendukung koneksi internet tercepat saat ini yakni 5G LTE.
  • ·         Layar lebar 6.42 inci AMOLED dengan resolusi 1080 x 2340 pixels aspek rasio 19,5 : 9 sangat sempurna untuk gaming.
  • ·         Proteksi kaca yang digunakan sudah Corning Gorilla Glass 5 mampu melindungi layar dari benturan.
  • ·         Menjalankan sistem operasi Android v8.1 Oreo dipadukan dengan user interface ColorOS 5.0 mampu memberikan tampilan antarmuka menawan.
  • ·         Ditenagai prosesor handal yakni chip Snapdragon 845 dengan pengola grafis Adreno 630 sangat mulus untuk gaming.
  • ·         RAM 8 GB pasti bisa menjalankan semua jenis game dan aplikasi secara cepat tanpa lag.
  • ·         Kapasitas memori internal sebesar 256 GB yang pasti dapat menyimpan beragam aplikasi.
  • ·         Dual kamera utama 16 MP + 20 MP dengan kemampuan merekam video 2160p yang dipadukan dengan fitur PDAF dan dual-LED ( dual tone ) Flash.
  • ·         Kamera depan 25 MP dengan kemampuan merekam video 1080p pasti sangat sempurna saat digunakan untuk vlogging dan selfie.
  • ·         Punya sensor pemindai wajah Face ID yang berfungsi sebagai fitur keamanan data.
  • ·         Daya baterai besar 3730 mAh yang didalam sudah dilengkapi sebuah teknologi pengisi daya cepat VOOC Charging.

Kekurangan Oppo Find X
  • ·         Tidak punya sertifikasi IP68 yang membuat ponsel ini tidak bisa tahan air.
  • ·         Tidak dilengkapi media microSD untuk memperluas ruang penyimpanan.




Inshaallah Bermanfaat...😁😁😁



sumber : berbagai sumber
s




Tuesday, June 26, 2018

Keindahan dan Cerita Danau Terdalam di Indonesia

Travelling



Danau Matano di Sulawesi Selatan menyandang predikat danau terdalam di indonesia. Worldatlas.com menempatkan Danau Matano sebagai danau terdalam ke-12 di dunia dengan kedalaman 1936 kaki atau 590 meter. 40 meter lebih dalam dibandingkan dengan Danau Toba.

Ada banyak hal menarik mengenai danau yang memiliki gua tengkorak serta ikan purba di dalamnya tersebut.

Danau Matano adalah satu dari tiga danau yang ada di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Lokasi ini banyak menyimpan cerita sejarah dan juga daya tarik akan keindahan panorama alam. Di Danau Matano terdapat gua bawah air serta dihuni ikan purba.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam dari Pusat Kabupaten Luwu Timur, tepatnya di Kecamatan Malili, dengan menggunakan kendaraan angkutan umum yang jarak tempuhnya berkisar 60 km, saya pun tiba di dermaga penyeberangan perahu Sorowako di Kecamatan Nuha.

Terlihat aktivitas bongkar muat penumpang di dermaga penyeberangan, pada Sabtu (16/6/2012) pagi cukup ramai, di mana beberapa perahu rakit penyeberangan (raft), ada yang baru saja bersandar di dermaga. Ada pula yang siap untuk menyeberangkan penumpangnya dengan tujuan ke Dermaga Nuha, yang berada di seberang danau.


Dermaga penyeberangan Sorowako setiap harinya ramai dengan aktivitas bongkar muat penumpang, di mana rakit tidak hanya mengangkut warga, tetapi juga dapat mengangkut kendaraan bermotor roda dua hingga empat, baik dari Sorowako maupun sebaliknya. Dermaga ini adalah dermaga penghubung transportasi danau antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya masyarakat yang bermukim di Kabupaten Morowali dan sekitarnya.

Ikan Purba Buttini
Menyusuri Danau Matano dengan menggunakan perahu tradisional (katinting), mata kita seolah tak pernah lelah menatap keindahan panorama alam pegunungan dan tebing batu yang mengitari danau seluas 16.000 hektar dengan kedalaman mencapai 600 meter, dan tercatat sebagai danau terdalam di Asia Tenggara.

Selain menawarkan keindahan panorama alam pegunungan verbeck yang mengitari pesisir, Danau Matano juga dihuni ratusan spesies fauna endemik, di antaranya udang, kepiting, siput, dan ikan. Uniknya fauna yang ada di Danau Matano, sebagian besar tidak bisa dijumpai di danau lain yang ada di Indonesia.


Bahkan, di Danau Matano terdapat spesies ikan endemik yang tergolong langka di dunia. Ikan ini diberi julukan ikan purba karena warnanya yang kecoklat-coklatan dan bentuknya yang mirip dengan binatang purba. Bagi masyarakat setempat, ikan ini diberi nama "ikan buttini".

"Beberapa orang peneliti yang pernah datang ke kampung kami menyebut ikan buttini adalah ikan purba yang jenisnya hanya ada dan berkembang biak di Danau Matano," tutur Jihadin, tokoh pemuda asli Sorowako, yang juga dipercayakan sebagai koordinator pekerja dermaga penyeberangan.

Ikan buttini adalah ikan yang paling digemari masyarakat setempat, tak heran jika sebagian warga pesisir Danau Matano, menggantungkan hidupnya sebagai nelayan pemancing ikan buttini.

Walaupun bentuknya sedikit aneh dengan bola mata menonjol keluar dengan kulitnya berwarna kecoklat-coklatan, tetapi dagingnya terasa gurih saat dimakan. Bagi masyarakat setempat paling gemar menyajikan dengan cara di memasak biasa, hanya mencampurkan bawang, jeruk kunyit, dan garam. Sementara itu, untuk satu ekor ikan buttini yang beratnya mencapai 1 kilogram dijual dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 25.000.

Gua Tengkorak bawah air
Sementara itu, di bibir Danau Matano yang sebagian adalah tebing batu papan, juga terdapat beberapa lubang gua yang di dalamnya terdapat sisa peninggalan sejarah. Seperti tombak, parang, dan juga peralatan rumah yang terbuat dari besi kuningan, yang diperkirakan telah ada sejak ratusan tahun silam.

Uniknya, tiga dari enam buah gua yang ada sekitar Danau Matano berada tepat di bibir danau, di mana liang gua tersebut, alur liangnya tembus dari tebing batu ke air danau.


Ada juga gua yang lokasinya berada tidak begitu jauh dari permukiman penduduk, di mana gua yang banyak dihuni kelelawar, terdapat banyak tulang belulang dan tengkorak manusia. Gua tersebut dinamai warga Matano dengan sebutan Gua Tengkorak.

"Tengkorak itu ada sejak ratusan tahun silam sebelum adanya ajaran agama masuk ke daerah Tana Luwu, di mana leluhur kami belum mengenal yang namanya agama. Mereka dulu dimasukkan ke dalam liang batu saat meninggal," ungkap Mahading (86), yang ditemui di rumahnya di Dusun Matano, Sabtu (16/6/2012).

Mahading adalah pemangku adat dari keturunan Makole Matano yang diberi gelar Mahole Matano. Ayah empat anak ini adalah pemangku adat Matano, generasi kelima dari keturunan kepala adat Makole Matano bernama Camara yang telah meninggal dunia 400 tahun silam.

Wisata murah di Danau Matano
Di Danau Matano juga terdapat beberapa lokasi obyek wisata pantai dengan pasir putih yang fasilitasnya dibangun oleh perusahaan tambang PT Inco. Selain obyek wisata pantai, pengunjung juga dapat menikmati kesejukan air terjun Mata Buntu, kolam mata air hidup yang disebut dengan Bura-bura, serta melihat langsung kuburan tua suku adat Matano, yang berada di Dusun Matano.

Menariknya, pengunjung tidak perlu mengeluarkan uang banyak jika ingin berekreasi di lokasi obyek wisata pantai Danau Matano karena pemerintah setempat tidak menarik retribusi untuk masuk ke ke lokasi obyek wisata.

“Kami tidak mematok harga khusus bagi pengunjung yang mau berkeliling danau dengan menggunakan perahu katinting. Harga tergantung nego, yang penting cukup untuk beli solar,” ungkap Rezki, pemilik perahu katinting.

Pengunjung yang ingin berkeliling menyusuri Danau Matano tidak perlu merogoh saku dalam-dalam. Pasalnya, pemilik perahu lebih mengedepankan kesepakatan atau negosiasi harga.

*Kisah tersebut diceritakan oleh Husain di Kompas.com dalam artikel berjudul "Ikan Purba dan Gua Tengkorak di Danau Matano".

Insyallah Bermanfaat...😁😁😁



Sumber: nationalgeographic.grid.id